Tetua Kecubung yang Ketakutan

Lembah Pencinta Makan, di jalan panjang Kota Pencinta Makan.

Langit penuh dengan salju berwarna darah. Salju itu turun dengan deras saat tersebar dan melayang-layang, menumpuk di tanah dan membuat orang-orang merasa terancam dan tertekan.

Kematian Raja Aulian belum tiba, tetapi seluruh surga dan bumi seperti jatuh ke dalam kesedihan.

Di dalam badai salju, tiga sosok saling berhadapan.

Pandangan Tetua Kecubung tajam seperti pedang, seperti akan memotong semua menjadi irisan-irisan kecil.

Pandangannya dengan tajam terpaku kepada sosok tampan tetapi ceroboh di kejauhan, di sebelah putrinya, Putri Aulia Zi Yun.

Sang Tetua Kecubung, sebagai ayah Putri Aulia, mampu melihat perasaan putrinya terhadap anak muda itu. Hati itu sudah hampir bergantung pada tubuh orang itu.