Satu Serangan

Suara yang mendadak terdengar membuat lapangan terbuka, dimana bisikan orang - orang terdengar itu, telah kembali hening, secara tiba - tiba. Sejumlah pandangan mata, yang mengandung rasa takjub, terarah pada pemuda berjubah hitam di tengah lapangan terbuka itu, yang sedang membawa pedang hitam besar yang panjangnya sama dengan tubuh pemuda itu. Dalam sekejap, seluruh stadium menjadi benar - benar sunyi.

"Xiao Yan ge-ge..." Xun Er memandang punggung sosok yang berdiri di lapangan terbuka itu, yang tampak lebih tinggi dibanding dua tahun lalu, tetapi, juga lebih kurus. Sebuah senyuman menawan, yang membuat murid - murid di sekitarnya bernafsu, seketika muncul di wajahnya yang begitu cantik.

"Orang ini... haruskah ia membuat kegaduhan setiap kali ia datang. Ia benar - benar suka pamer." Mata cantik Xiao Yu memandang punggung yang sudah tak ia lihat selama dua tahun. Ia menghela nafas lega dengan hebat. Namun, mulutnya masih enggan memaafkannya, ketika ia berbicara.