Reruntuhan kuil itu sangat berbeda dari sisa gurun. Tepat di tengah-tengah mereka, sebuah pintu besar bisa terlihat, yang merupakan pintu masuk yang mengarah ke pemakaman.
Di sebelah reruntuhan dan pintu adalah rumah minum Masyarakat Naga Biru, dan paviliun yang ramai dipenuhi oleh para kultivator yang tak terhitung jumlahnya.
Beberapa dari mereka menghitung pendapatan mereka dari dalam pemakaman, yang lain menghabiskan cangkir teh roh mereka sebelum menuju ke dalam. Aturannya sebenarnya sedikit berbeda dari ketika Masyarakat Langit Surgawi mengelola daerah tersebut. Meskipun Masyarakat Naga Biru hanya mengumpulkan sepuluh persen dari keuntungan, mereka juga mengharuskan siapa pun yang memasuki pemakaman membeli secangkir teh roh senilai 10-poin prestasi terlebih dahulu.