Hari ini mereka semua pergi sekeluarga untuk liburan ke Bali.
sekeluarga bayangan kita paling ada Dokter Edward, istrinya, Arya, Niken, Iqbal, Dimas dan Echa.
Tapi yang diundang untuk datang ke Bali itu ternyata, keluarga besar mereka.
Mertua Arya datang, Mama dan papa Iqbal ada, Serta orangtua Dimas pun diundang.
Ini menimbulkan kecurigaan yang dalam di benak Niken.
"Papa bilang acara keluarga kok malahan keluarga besar kita diundang semua?" tanya Niken Protes
"Papa pikir pikir kapan lagi kita bisa liburan disana kan. Mana papa dapat sponsornya besar loh ken kita disana akan dijamu dengan gratis" Ucap dokter Edward ngelek Niken.
Niken hanya mendengus nafas kesal, ini pasti ada sesuatu pikir Niken.
.
Mereka pun sampai di Sebuah Hotel di Bali.
"Hotel ini sudah papa sewa jadi kalian tinggal pilih mau kamar dimana. Acaranya itu akan kita akan Besok lusa di taman Hotel ini." Ucap Dokter Edward.
"Oh iya, Arya Cuba kamu tanya sama pihak Hotel persiapan untuk acara kita apa sudah siap atau belum. Sekalian tamu tamu papa udah ada yang hadir atau belum"
"Siap pa" jawab singkat Arya.
Mereka semua kembali ke kamar masing masing. Tapi Niken karna hamil itu memiliki perasaan sensitif. Dari bandahar sampai tiba di hotel dia merasa akan ada kejutan menyenangkan yang akan terjadi.
.
."Sayang kamu jujur sama aku. Kita dibawa kesini itu untuk apa??" tanya Niken ke Iqbal.
"Acara penting Echa sama Dimas." Ucap Iqbal sambil menuju tempat tidur lalu memeluk istrinya.
"Nah kan benar, emang acara penting apa sayang."
"Pokoknya kita lihat aja nanti ya sayang. Aku capek kita istirahat ya" Ucap Iqbal
Mereka pun tertidur sambil saling memeluk.
.
.
Ditempat yang berbeda.
"Dim, gimana udah kamu siapin semunya. " tanya bunda Dimas.
"Udah Bun, semua udah beres tinggal acaranya aja."
"Terus kamu udah hafal nak??. Dulu waktu Ayah nikahin Bunda kamu ayah sampai lupa nak pas di hadapan mereka semua." Ucap sang Ayah.
"Udah hafal yah, kemarin sempat latihan sama bang Arya." Dimas tersenyum bahagia.
_Flashback on 3 bulan lalu_
.
Dimas mendatangi kediaman rumah Dokter Edward karna beliau adalah wali sah dari Echa. Sejak orang tua Echa meninggal karna kecelakaan, Edward lah yang mengambil ahli semua tanggung jawab ke Echa.
.
"Gini Om, saya datang kesini untuk ngelamar Echa sebagai calon Istri saya. Karna Om adalah Walinya Echa mangkahnya saya menemui om langsung." Ucap Dimas dengan gugup.
"Om si gak keberatan nak Dimas, cuma om gak bisa nikah kan kalian kalo kamu maaf nak Dimas punya keyakinan berbeda dengan Keponakan om itu."
"Saya sebenarnya memiliki orang kandung muslim om, hanya saja karna keluarga besar Ayah saya itu seorang penganut Nasrani. Mangkahnya 2 saudara saya menganut Nasrani om. Tapi saya sejak Lahir sudah Muslim om, Bang Arya juga tau. Biodata yang selama ini sebenarnya salah." Ucap Dimas
"Maksud gimana nak Dimas om kurang paham" tanya Edward.
"Gini pa, Ayah nya Dimas ini Nasrani terus nikah sama Bundanya Dimas seorang Muslim. Ayah nya pindah agama menajdi seorang mualaf. Karna Dimas anak bungsu, Dimas mengikuti kepercayaan kedua orangtuanya sejak kecil.
kedua kakak Dimas pun sebenarnya dari kecil di ajarkan Agama Islam oleh kedua orangtuanya. tapi mungkin ada satu dan lain hal, mangkahnya kedua kakak Dimas memilih untuk pindah keyakinan gitu pa.
Arya udah tau lama pa, saat gak sengaja Arya mau ketemu Dimas. Dimas sendang baca Al-quan suaranya merdu sekali pa." ucap Arya menjelaskan semuanya.
" Alhamdulillah kalo emang seperti itu. Saya mendengarnya jadi puas nak Dimas tidak ada kekhawatiran. Echa itu sudah seperti anak saya sendiri nak. Arya, Niken dan Echa mereka tumbuh dibawa pengawasan saya. jadi sebagai seorang ayah saya ini Echa bahagia." Ucap Edward terbata bata sambil menyekat air mata yang mulai keluar.
.
."kami sekeluarga menerima lamaran nak Dimas, saya serahkan semuanya kepada nak Dimas. kapan acaranya. Om hanya berpesan jangan buat Mutiara hati kami Menangis."
"Iya om, tapi gini Om saya mau kasih kejutan sama Echa. Jadi nanti rencanannya Kita semua pergi ke suatu tempat untuk liburan, tapi sebenarnya di situ kami menikah. tapi yang tau itu acara pernikahan hanya om, bang Arya, dan orang tua saya." Dimas berhenti sejenak.
"Karna saya mau pernikahan ini menjadi momen terindah bagi hidup saya om"
.
"Oke kalo gitu, om setuju. Arya besok kamu urus semuanya berkas berkas dan apa pun keperluan untuk acara nanti." Ucap Edward
.
"Siap pa."