Bab 6. Waktu itu pun tiba

Sudah seminggu kejadian tak terlupakan dan sesal telah berlalu. Seminggu juga tak ada kabar atau dering bunyi hp dari Doni. Apakah doni merasa dipermainkan olehku atau dia memang sibuk.

Ku buka tas dan ku cari sesuatu yang entah apa "von, tau cd yang dari bayu buat pak hartoyo gak? "

"Kan loe taruh meja tadi,gmn sih kamu!" von berhenti berjalan

"Aduhhhh balik kantor deh" sambil ketepuk dahiku

"Ada aja sih kamu mala, gak fokus klo kerja. Selamat kekantor" von melangkah pergi

Dengan berlari kecil dan kuliat arlojiku udah jam 19.30.Ku percepat lariku karna ku tau kantor pasti sepi dan menakutkan.

"Brukkkkk"

"Aduhhhhh"teriakku dan entah apa tiba - tiba gelap dan aku pun merasa dialam yang berbeda.

Ku liat sekelilingku berwarna putih dan terang. Dalam hati apa kah aku sudah meninggal,apakah aku berjalan menuju alam yang kekal.

"T... i... d... a... k"pekik ku dan suara itu memenuhi ruang itu.

"Kumala, ada apa?Kamu sudah sadar" suara asing terdengar ditelingaku

"Doni... aku dimana ini" serasa tak percaya aku merasa mendapatkan hadiah.Sungguh bahagia,aku masih hidup.

Dengan menyekat keringatku, doni memberiku minum "Kamu di rumah sakit kumala, tadi kamu ditabrak sepeda"

"Aku... "ku ingat lagi tapi sungguh aku tak ingat apapun

"Kumala akhirnya waktu itu pun tiba, aku bisa bertemu denganmu lagi dan bisa berbicara denganmu" doni dengan wajah begitu datar tapi penuh tanya dan rahasia.

"Waktu....apa maksudmu" ku simpan rasa maluku dan rasa penasaran didada.

"Kamu ingat ibuku kumala"

"Bu kus,kenapa dengan beliau? " semakin aku penasaran dan wajahku tegang

"Mau kah kamu bertemu dengan ibuku"

Aku diam seribu bahasa yang ada dipikiranku ada apa sebenarnya. Kenapa doni sampai mencariku dan apakah sepenting ini bu kus ingin bertemu. Apakah ada sebuah rahasia tentangku atau hanya rasa rindu seorang ibu kepada anak kecil yg selalu membantunya. Entah lah yang pasti aku harus bertemu untuk membuang semua rasa yang tertanam dihati dan pikiranku.