Nona Murong yang Legendaris

Keesokan harinya ketika langit mulai cerah, sebuah jam alarm berbunyi. Gao Peng yang sedang berbaring di sofa terbangun dengan kaget.

'Eh? Kapan aku menyelimutiku sendiri?' Gao Peng bertanya-tanya pada dirinya sendiri ketika dia menggaruk kepalanya dengan bingung. Memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan hal ini, dia bangun dengan cepat untuk mencuci mukanya.

Setelah mencuci muka, Gao Peng dengan cepat melahap roti isi dari tasnya yang sudah disiapkan sebelumnya lalu menyeret Da Zi keluar dari bawah sofa. Da Zi dengan malas membiarkan Gao Peng menyeretnya, tidak berusaha untuk bergerak dari posisinya di lantai. Cakar kuningnya menggesek lantai, menimbulkan suara ssssss.

Gao Peng meletakkan monster besarnya agar bisa mengatur napas. Tidak, monster ini terlalu berat, pikir Gao Peng. Aku harus memikirkan cara membuatnya berjalan sendiri.

Dia berjongkok dan menepuk-nepuk punggung Da Zi keras-keras hingga mengeluarkan suara pak pak pak yang renyah. "Da Zi, kamu harus berjalan sendiri, mengerti?" Kata Gao Peng.

Da Zi mendongakkan kepalanya dan memberikan semacam balasan dengan melambaikan antenanya dengan lunglai. Kemudian ia kembali ke posisinya di lantai, tidak bergerak satu inci pun.

Gao Peng tidak tahu harus berbuat apa. Karena suatu alasan tertentu, Kelabang itu semakin malas. Dia mengerutkan keningnya dan berpikir sejenak. Dia ingat bahwa Guru Zhang pernah sekali menyebutkan di kelas bahwa mengendalikan Monster Pendamping memerlukan metode dan rutinitas yang teratur. Meskipun manusia menyebut makhluk ini monster, pada dasarnya mereka hanyalah makhluk hidup lain yang berbeda dari manusia.

Sebagai makhluk hidup mereka memiliki emosi, dan tentu saja kepribadian mereka sendiri. Bahkan monster dari spesies yang sama dapat memiliki berbagai macam kepribadian yang berbeda, seperti halnya manusia.

Jika seseorang memiliki kecenderungan yang lemah dan pengecut, maka melalui pelatihan militer yang ketat selama beberapa tahun dapat membuat kepribadian orang ini lebih kuat dan lebih tangguh. Menggunakan logika yang sama, monster yang tidak cocok untuk berperang bisa melalui metode pelatihan khusus untuk membuatnya lebih cocok untuk menjadi Pendamping.

Da Zi masih terlalu muda untuk menjadi semalas ini. Terjebak di rumah untuk waktu yang lama mungkin menyebabkan ia menjadi pemalas. Gao Peng berjongkok lagi dan berbisik menggoda Da Zi, "Kamu ingin makan sesuatu? Haruskah kita keluar dan bermain? Ada banyak serangga enak di luar sana."

Antena Da Zi yang bergoyang-goyang, menjadi tegak lurus seketika.

Kelabang itu menengokkan kepalanya dan menatap lurus ke arah Gao Peng. Dia tersenyum.

Da Zi memakai kalung dari kulit, dan pada punggungnya melekat rantai abu-abu keperakan yang dipegang oleh Gao Peng.

Gao Peng membawa tas sekolah merahnya sambil membawa Da Zi berpapasan dengan orang-orang di sepanjang jalan.

Meskipun pemandangan Kelabang berjalan agak jarang, Gao Peng tidak menarik banyak perhatian. Lagi pula, setiap rumah tangga biasanya memelihara monster sebagai hewan peliharaan, layaknya kucing dan anjing dipelihara sebagai hewan peliharaan sebelum bencana terjadi.

Selain itu, monster mempunyai segala bentuk dan ukuran. Kebanyakan orang memilih untuk memelihara monster yang terlihat lucu atau gagah. Pada saat yang sama akan selalu ada orang-orang dengan selera yang tidak biasa yang memilih monster yang aneh-aneh.

Misalnya, tepat di sebelah kiri Gao Peng ada seorang tante-tante yang terlihat modis sedang memegang rantai setebal lengan bayi mengajak jalan Anjing Singa Salju setinggi tiga meter, sepanjang enam meter, berukuran sedang miliknya.

Ya betul: seekor anjing sebesar itu hanya terhitung sebagai anjing berukuran sedang pada zaman sekarang ini, bukan seekor anjing besar.

Di depan Gao Peng, berjalan cepat ke arahnya adalah seorang pria memakai setelan dan dasi yang tampak seperti pekerja kantoran. Seekor burung beo berwarna merah dan hitam yang menutup matanya dan tertidur sedang bertengger di bahu pria itu.

Ketika mereka melewati Anjing Singa Salju, burung beo itu membuka matanya, berbalik dan meludah dengan dinginnya, "Bodoh!"

Anjing Singa Salju itu berhenti dan berbalik melihat si burung beo. Matanya, sebesar lentera, dipenuhi rasa penasaran.

"Bodoh! Apa yang kamu lihat?" Si beo memiliki lidah yang tajam.

"Guk!' Anjing Singa Salju tersebut menggonggong dengan gembira sambil menjulurkan lidahnya untuk menjilat burung beo tersebut.

Burung beo itu dengan cerdiknya terbang pergi, meninggalkan pemiliknya, yang berpakaian rapi dalam setelan dan dasi, ditutupi air liur Anjing Singa Salju.

Wanita itu dengan cepat meminta maaf tetapi pria itu hanya tersenyum kecut dan berkata, "Tidak apa-apa. Ini kesalahan burung beo bodohku karena mulutnya begitu kotor. Saya sudah terbiasa. Saya hanya perlu berganti pakaian saja saat sampai di kantor." Seketika itu juga, dia membuka tas kerja di tangan kirinya, memperlihatkan satu set pakaian kantor yang baru. Pria itu jelas sudah mempersiapkannya.

Peristiwa kecil ini hanyalah bagian dari kehidupan sehari-hari di jalanan. Di dunia baru ini, banyak orang masih dalam fase penyesuaian dengan hewan peliharaan baru mereka. Semua orang bekerja keras beradaptasi dengan kedatangan monster dalam hidup mereka.

Di belakang lelaki berjas kantor itu ada seorang lelaki tua berusia tujuh puluhan membawa kodok warna-warni seukuran batu penggilingan. Kodok itu memiliki kutil seukuran bola pingpong di seluruh punggungnya. Hewan itu mungkin Kodok Lima Warna, spesies yang tidak beracun. Untuk beberapa alasan tertentu, orang menganggap jenis kodok ini lucu dan memeliharanya. Kodok itu adalah hewan peliharaan yang sedang populer saat ini.

Sebaliknya, sekilas Da Zi tampak sangat kotor. Tapi setelah diamati dengan teliti, ia agak lucu dari sudut pandang yang buruk.

Ada beberapa orang berjalan di sepanjang jalan, banyak dari mereka yang berjalan-jalan dengan hewan peliharaan mereka. Tidak peduli monster macam apa itu, mereka memiliki satu kesamaan. Mereka semua terikat di beberapa bagian tubuhnya, dengan tali yang dipegang oleh pemiliknya. Sebagian besar monster ini dapat dengan mudah memutuskan tali tipis yang menghubungkan mereka dengan pemiliknya. Tetapi tali itu tidak dimaksudkan untuk menahan monster-monster ini, karena menggunakan tali itu adalah suatu bentuk untuk menghormati orang lain.

Gao Peng segera tiba di sekolah yang tidak jauh dari rumahnya, sekitar setengah jam perjalanan dengan berjalan kaki. Saat ini, semua sekolah adalah sekolah umum yang dikelola oleh pemerintah. Pemerintah juga melarang pendirian sekolah swasta.

Pendidikan selalu penting, dan terlebih lagi di dunia baru ini. Pikiran anak-anak adalah yang paling murni dan juga yang paling mudah tersesat. Masa kanak-kanak adalah periode paling penting untuk membentuk dan mengubah pikiran dan gagasan seseorang.

Pada saat damai di masa lalu, anak yang bermasalah mungkin akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bermasalah, dan setidaknya menyebabkan beberapa masalah kecil di masyarakat. Namun, di dunia baru ini, hampir tidak mungkin memperkirakan masalah sebesar apa yang seseorang bisa timbulkan di masa depan. Jika pembuat onar berhasil menandatangani Kontrak Darah dengan monster tingkat tinggi, bahkan masalah yang paling kecil pun dapat mengakibatkan kerusakan besar.

Gao Peng belajar di Sekolah Menengah Ketiga Chang'an, yang terletak di pinggiran kota di samping tempat pelatihan Pasukan Brigade Polisi Bersenjata Kota Chang'an. Berjalan sedikit lebih jauh, dan seseorang sudah keluar dari kota Chang'an.

Di luar kota, banyak daerah yang sudah berubah menjadi hutan purba. Hutan berarti bahaya dan hal-hal yang tak diketahui.

Tapi tentu saja itu hanya berlaku untuk hutan yang lebih terpencil. Pemerintah sudah menemukan apa pun yang mereka bisa temukan tentang hutan di sekitar Kota Chang'an. Monster berbahaya praktis tidak ada dan, bahkan jika mereka muncul, Pelatih Monster terbaik di Kota Chang'an akan dapat dengan cepat melenyapkan mereka.

Pasukan militer juga ditempatkan di sepanjang tepi hutan untuk benar-benar mencegah monster berbahaya melarikan diri dari hutan. Hanya beberapa monster level rendah dan tidak mengancam yang sesekali berkeliaran dari luar hutan ke pinggiran kota. Tapi hal ini memberikan kesempatan siswa senior dari sekolah besar dan berbagai Pelatih Monster di Kota Chang'an melatih keterampilan mereka.

Deretan bus-bus sekolah terparkir di luar gerbang sekolah. Setiap bus berwarna hitam dan merah dengan cincin logam kokoh mengamankan seluruh badan bus. Cincin logam itu bahkan memiliki duri tajam di sekitarnya. Bagian luar setiap bus berlapis tiga dengan papan logam, yang masing-masing setebal ibu jari. Roda bus tersebut dibuat dengan material khusus yang diperoleh dari pohon-pohon karet yang bermutasi setelah bencana. Roda yang terbuat dari bentuk baru karet yang lebih keras dan lebih tangguh, yang bahkan tahan terhadap tembakan senjata dengan kaliber kecil beberapa kali.

Mau tak mau Gao Peng melihat bus itu beberapa kali lagi. 'Aku pikir setiap monster yang tingkat unggul dan di bawahnya seharusnya tidak akan menjadi ancaman bagi bus-bus ini,' pikir Gao Peng tiba-tiba.

"Siswa Tahun ke-2 kelas 3 tolong berkumpul di sini!" Teriak seseorang dari gerbang sekolah.

Di depan salah satu bus ada seorang wanita berambut merah, tingginya sekitar 167 cm, mengenakan jaket kulit hitam dan celana denim cutbrai. Dia mengangkat papan kayu bertuliskan "Tahun ke-2 kelas 3."

"Selamat pagi, Nona Murong," Gao Peng berlari dan menyapanya dengan sopan.

Murong Qiuye yang memiliki berat badan tidak kurang dari 114 kg tersenyum dan mengangguk. Dia menjawab dengan suara lembut, "Ah, Gao Peng, kamu sudah sampai. Kamu bisa naik bus sekolah terlebih dahulu."

Siswa yang sangat disukai oleh para guru biasanya ada dua kategori: mereka yang mendapat nilai bagus dan yang nakal.

Gao Peng tentu saja termasuk siswa yang pertama. Bagaimanapun juga, hasilnya berada di puncak kelas dan keempat di satu angkatannya. Anak itu juga seorang siswa yang pendiam dan tidak menyebabkan masalah, yang membuat pikiran gurunya lebih tenang.

Naik ke bus sekolah, Gao Peng dapat melihat bahwa beberapa siswa sudah di dalam bus. Gao Peng biasanya hanya bersikap baik dengan para siswa dan benar-benar normal, tidak begitu menonjol di kelasnya

Setidaknya, begitulah menurut pikiran Gao Peng. Pada kenyataannya, Gao Peng, yang nilainya meningkat secara drastis dan naik ke urutan keempat sejak kematian orang tuanya, telah menjadi siswa yang sangat istimewa di mata teman-teman sekelasnya.

Saat ini, Kelabang Punggung Ungu Cakar Kuning yang diikat dengan tali di tangan kanan Gao Peng menarik perhatian banyak teman-teman sekelasnya.

"Wow, monster ini sangat imut!"

"Wah Kelabang yang sangat manis."

"Wow, itu Kelabang Punggung Ungu Cakar Kuning, bukan? Itu adalah salah satu monster peringkat tertinggi di antara monster tingkat umum. Tidak disangka keluarga Gao Peng memiliki Monster Pendamping yang kuat!"

"Tapi bukannya Gao Peng anak yatim? Dari mana dia bisa mendapatkan monster itu? Dia pasti meminjamnya, kan?" Sebuah suara tiba-tiba berbicara dengan tidak sopan, menyebabkan suasana di bus sekolah menjadi tidak menyenangkan.