Apakah Kamu Sedang Mengadakan Pesta Anak-anak?

Bell Sparrow berubah menjadi kilatan perak yang terbang dengan cepat menembus hutan. Kelabang yang agak berat itu hanya bisa menjadi sasaran.

Kelabang tu membuka mulut raksasanya, menderu untuk mengintimidasi kilatan perak di atas kepalanya.

Bell Sparrow tidak terpengaruh sama sekali. Kilatan perak menyambar Kelabang Berwajah Manusia yang Mengerikan, memercikkan darah ke seluruh tanah.

Luka Kelabang Berwajah Manusia yang Mengerikan semakin intensif, akhirnya tidak tahan dengan serangan seperti itu. Monster itu berbalik dan menangis, berlari menuju bagian bawah batu.

Melihat hal ini, Bell Sparrow mempercepat frekuensi serangannya.

Kelicikan terlintas di mata si kelabang. Ia mengangkat tubuh tengahnya, dan membentuk bentuk "Π".

Ketika Bell Sparrow menyerangnya, Kelabang Berwajah Manusia yang Mengerikan itu tiba-tiba melompat, seperti busur kuat yang ditarik dengan satu sentakan.

'Bang!'

Bell Sparrow dicambuk oleh ekor si kelabang, terasa seperti dipukul oleh tongkat bisbol.

Dalam sekejap, ekor kelabang itu retak, dan cairan hitam berwarna kuning tebal dalam jumlah banyak disemprotkan dari luka itu ke arah Bell Sparrow.

Bell Sparrow terdorong menjauh oleh moncongnya. Burung Itu membuat tangisan sedih, dan jatuh dengan keras ke tanah.

Kelabang Berwajah Manusia yang Mengerikan cepat-cepat menghampiri burung itu, cairan kental yang besar masih menetes dari ekornya.

Cairan itu menodai tanah, dan tampak sangat menakutkan.

Bell Sparrow ingin terbang, tetapi bulunya terpaku dengan nanah kuning ia tidak bisa mengembangkan sayapnya sama sekali. Beberapa bulunya sudah terkorosi oleh cairan hitam.

Kelabang Berwajah Manusia yang Mengerikan berada di level yang sama, level 12, seperti Bell Sparrow, yang berarti mereka hampir sama pada tingkat evolusinya. Selain itu, Bell Sparrowk dari Kelas Unggul, yang satu tingkat lebih tinggi dari kelas normal si kelabang. Benar-benar tidak terduga bahwa Kelabang Berwajah Manusia yang Mengerikan memenangkan pertempuran itu.

Kemenangan tidak pernah ditentukan oleh tingkat atau kelas monster, pengalaman tempur dan lingkungan geografis juga cukup berpengaruh. Sekarang Gao Peng memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hal tersebut.

Kelabang ini sangat pintar dalam mengambil keputusan, pada awalnya, ketika mencoba melawan, ia selalu gagal. Jadi kemudian ia hanya berlari untuk menghemat tenaga.

Kemudian, ketika musuhnya sedikit tidak waspada, ia segera memutuskan untuk mengorbankan sebagian tubuhnya untuk melakukan serangan mematikan.

Da Zi menyaksikan, dengan waspada akan si Kelabang Berwajah Manusia yang Mengerikan, yang berdesis memprovokasi.

Kelabang Berwajah Manusia yang Mengerikan berhenti dan melihat Da Zi, juga Gao Peng, yang memegangi Da Zi di tangannya.

Kemudian berbalik, mengabaikan mereka, dan merangkak ke Burung Sayap Perak.

Kedua tangan Murong Qiuye menutupi mulutnya, dan air mata jatuh dari wajahnya.

Bell Sparrow telah mengikutinya selama dua tahun, dia masih ingat hari pertama dia dengan hati-hati membawa Bell Sparrow pulang. Waktu itu ia hanya seekor anak burung yang lembut, berkicau di lengannya.

Dalam dua tahun terakhir Murong Qiuye selalu membawanya untuk pelatihan, bertarung di pinggiran kota, bertarung di lapangan. Dia menyaksikannya tumbuh sedikit demi sedikit, seolah-olah burung itu adalah anaknya sendiri.

Bell Sparrow berbaring dengan lemah di tanah, berbalik ke Murong Qiuye. Matanya penuh emosi.

"Baiklah, itu sudah cukup. Ini seperti menonton opera sabun." Sang Kapten menggelengkan kepalanya.

Seolah menerima perintah, salah satu cabang pohon di bagian sekitar tempat kejadian itu sedikit bergoyang.

Sebuah bayangan melintas di udara, ada sesuatu yang melompat menukik tajam di hutan itu.

Wuuuus.

Tubuh Kelabang Berwajah Manusia yang Mengerikan menjadi kaku. Kepalanya terlempar tinggi ke langit.

Kepalanya berputar di udara, lalu jatuh ke tanah. Ada kebisuan sesaat, kemudian sejumlah besar darah keluar dari leher yang patah tadi.

Waktu seakan membeku. Sesosok makhluk ramping perlahan-lahan muncul di tanah di dalam hutan, lengannya disilangkan, lengannya yang seperti pisau berkilau dengan cahaya ungu pudar.

[Nama Monster]: Varian Belalang Iblis

[Level Monster]: Level 20 (Elite)

[Kelas Monster]: Sempurna

Level 20 Elite, kelas sempurna, monster itu telah memenuhi semua persyaratan untuk menjadi monster Komandan! Peningkatan ke tingkat monster Komandan hanyalah masalah waktu. Satu tingkat lagi, dan monster itu bisa menjadi monster Komandan.

Sangat kuat. Sebagian besar siswa di kelas menatap Belalang Iblis yang menakutkan itu dengan cemburu. Di mata mereka, Burung Sayap Perak sudah menjadi monster pendamping yang kuat, dan Kelabang Berwajah Manusia yang Mengerikan yang mengalahkan burung itu juga tangguh.

Tetapi bahkan kelabang sekuat itu dibunuh oleh Belalang Iblis dalam sekejap.

"Apakah ini … apakah ini kekuatan Monster Pendamping tingkat Komandan?" Beberapa siswa bertanya, rahang mereka menganga terkejut.

"Tidak juga, tapi sangat dekat." Chen Hanqiao menatap dalam pada Varian Belalang Iblis miliknya.

Melihat sekilas ke arah Hai Lanyu, yang kehilangan akal, Chen Hanqiao menepuk pundaknya, berkata, "Sudahlah, jangan terlalu sedih."

Berpikir beberapa saat, Chen Hanqiao berkata, "Aku akan meminta ayahku untuk membelikan bayi monster pendamping baru untukmu nanti saat dia pergi untuk bekerja."

"Terima kasih." Hai Lanyu mengerutkan bibirnya, dengan air mata di matanya.

"Tidak apa-apa. Kita kan saudara!" Chen Hanqiao terkekeh.

"Ya, Kak!"

….

Gao Peng berbalik dalam diam. Dia memeluk dirinya sendiri, hanya untuk merasa bahwa punggungnya terasa merinding. Tetapi dalam hatinya, dia merasakan sesuatu yang berbeda.

'Saudara … apa itu saudara?'

Gao Peng bingung.

Setelah orang tuanya meninggal, kerabatnya jarang ada yang datang berkunjung. Kakek kesayangannya juga telah menghilang. Ketika bencana itu terjadi, kakek sedang berlibur di sebuah pulau di luar negeri yang dibelinya, hampir mustahil baginya untuk bertahan hidup.

'Aku tidak butuh saudara, aku memilikinya, itu sudah cukup bagus.'

Ketika Gao Peng menatap Da Zi dalam pelukannya, sebuah senyuman tanpa sadar muncul di wajahnya. Da Zi mengangkat kepalanya yang mengantuk, antena bergoyang-goyang di udara. Ia berada dalam lengan Gao Peng dengan lesu, bergerak dengan penuh kepercayaan.

"Jangan bergerak … aku hampir tidak bisa memelukmu."

Gao Peng menurunkan Da Zi, terengah-engah. Kelabang ini terlalu berat. Meskipun terlihat tidak mencolok, panjangnya setidaknya dua meter, dan beratnya lebih dari 50 kg.

Setelah kejadian yang terjadi pada Hai Lanyu, siswa lain bersiaga. Mereka tidak mengizinkan Monster Pendamping mereka berlarian jauh dari mereka.

Gao Peng setengah berjongkok di tanah, menepuk tulang luar Da Zi. Kerangkanya yang dingin terasa keras seperti besi.

Gao Peng mengambil batu lalu berdiri tegak, menyipitkan matanya dan menatap ke kejauhan. Dia melemparkan batu itu tinggi-tinggi ke udara. Di sampingnya, merasa terhubung dengan Gao Peng, Da Zi bergegas lari. Kecepatan kelabang tidak lambat dibandingkan dengan monster lain dengan ukuran yang sama. Dalam sekejap mata, ia sudah berjarak beberapa meter.

Pada detik terakhir, ia melompat ke depan, tubuhnya melengkung kencang, kemudian tiba-tiba tersentak. Giginya yang tajam mengepal, mengarahkan batu ke mulutnya.

Da Zi dengan cepat berlari kembali dan melepas batu itu dari mulutnya ke telapak tangan Gao Peng, menggoyang-goyangkan antenanya seolah-olah ingin dipuji. Gao Peng menepuk kepalanya sebagai hadiah.

"Apakah kamu sedang mengadakan pesta anak-anak?" Sebuah suara datang dari pohon di sebelahnya. Gao Peng berbalik, menyadari bahwa kapten Tim Keamanan Perisai Biru berjongkok di cabang, menatapnya dengan penuh rasa penasaran.

"Um … tidak. Aku melatih kecepatan dan ketepatan Da Zi." Gao Peng mengangkat alisnya.

pfff.

Gao Peng yakin bahwa dia mendengar dengusan itu.

"Maaf … hanya saja … metode latihanmu seperti bermain rumah-rumahan, yang mana itu lucu." Kapten tersebut menepuk wajahnya. Wajahnya itu tertawa lebar dan menjadi kaku.

"Sejujurnya, metode latihanmu … memang seperti anak kecil yang bermain-main, membosankan, dan membuang-buang waktu." Kapten itu menggelengkan kepalanya, menatap Gao Peng dalam-dalam. "Kamu seharusnya tidak pernah melatih Monster Pendamping sungguhan dengan cara ini, terutama ketika Pendampingmu adalah Kelabang Punggung Ungu Cakar Kuning. Kamu menyia-nyiakan potensinya."

"Lalu apa yang sebaiknya aku lakukan?" Mata Gao Peng tiba-tiba menjadi berbinar.