Hewan Sosial

Setelah meludahi Gao Peng, Katak Berkulit Hijau itu tampak senang. Bahkan matanya tersenyum, melengkung membentuk bulan sabit.

Hanya setelah Katak Berkulit Hijau itu naik ke permukaan, maka Gao Peng berhasil melihat seluruh penampilannya dengan benar. Katak itu seperti bola bundar yang melayang di permukaan air. Tubuhnya benar-benar hijau, dengan garis-garis hijau gelap mengalir dari kepalanya ke ujung belakangnya. Katak itu pada dasarnya tampak seperti semangka berjalan.

Dia merasa bahwa "Katak Semangka" akan menjadi nama yang lebih cocok untuk Katak Berkulit Hijau.

Katak itu melihat bahwa Gao Peng tidak bereaksi. Bola matanya berguling-guling di rongganya dan kemudian meludah kembali ke bagian kaki kiri celana Gao Peng. Katak itu dengan gembira mengentak permukaan air, mengirim percikan air ke sekitar.

Gao Peng menatap wajah katak itu.

Mata Katak Berkulit Hijau itu fokus ke atas, pada Gao Peng. Ada semacam rasa ingin tahu yang mirip manusia di matanya.

Heh.

Gao Peng tertawa.

Kemudian,

Cuih!

Ya benar, aku tipe monster yang akan melakukan hal yang sia-sia.

Sisi iseng Gao Peng muncul. Dia memandang dengan gembira pada ekspresi si Katak Berkulit Hijau yang baru saja terkena air liur Gao Peng di wajahnya.

Krok! Si Katak Berkulit Hijau meratap putus asa, seolah-olah ia terkena tindakan yang sangat buruk.

Dalam sekejap mata, kolam itu meletus dengan suara parau katak-katak yang keras sekali. Suara serak katak-katak itu bergabung menjadi gelombang suara yang bergemuruh sekeras petir.

Krok! Krok! Krok! Krok!

Suara krok krok yang tak terhingga jumlahnya terdengar di udara.

Satu demi satu, kepala katak mulai muncul dari permukaan air yang awalnya masih tenang. Beberapa katak ukurannya besar, beberapa lagi ukurannya kecil. Katak yang paling kecil ukurannya sebesar jeruk dan yang paling besar ukurannya mencapai 3 kaki lebarnya. Semua katak itu memandang Gao Peng dengan dingin. Sekilas, jumlahnya mencapai ribuan. Hanya melihat jumlahnya saja bisa membuat bulu kuduk seseorang berdiri. Seluruh kolam itu adalah wilayah kekuasaan Katak Berkulit Hijau.

"Lari!" kata Gao Peng, sambil memutar balik tubuhnya dan lari bersama Da Zi.

Mu Tieying mengikuti di belakangnya bersama Lotus Seed. Dia pada awalnya ragu-ragu. bahaya seperti apa yang bisa ditimbulkan katak-katak itu di air.

Pada saat berikutnya, Mu Tieying akhirnya mengerti.

Suara air tersedot terdengar di belakang mereka. Air di kolam itu terus menerus disedot oleh semua Katak Berkulit Hijau, menggelembung saat air itu tersedot ke dalam perut katak-katak itu.

Kemudian,

Bang bang bang bang!

Anak panah air melayang di udara dengan deras seperti air hujan.

Anak-anak panah itu menghantam pohon-pohon di sekitar dan menimbulkan berbagai macam kerusakan. Anak panah yang lebih lemah hanya menggores kulitnya, tetapi yang lebih kuat menghancurkan cabang-cabangnya, seolah-olah pohon-pohon itu dihantam meriam udara.

Ranting dan daun-daun yang patah beterbangan di udara.

Lotus Seed masih baik-baik saja karena pertahanannya yang kuat. Panah air tidak menimbulkan kerusakan apa-apa selain mengeluarkan bunyi tumpul saat mereka mengenai tubuhnya.

Mu Tieying bersembunyi di depan Lotus Seed, memungkinkannya untuk menghindari serangan panah air.

Melihat kerusakan yang terjadi pada pohon-pohon di sekitarnya, Mu Tieying menundukkan kepalanya. Jika serangan ini menghantamnya, panah itu mungkin benar-benar bisa menyebabkan kerusakan pada organ internalnya bahkan ketika dia memakai baju pelindungnya.

Hal ini menjelaskan mengapa hanya ada sedikit tanaman dan hewan di dekat kolam. Itu semua karena Katak-katak Berkulit Hijau ini.

Pada saat ini, di beberapa lokasi yang tidak diketahui oleh Gao Peng, sebuah kamera inframerah yang dipasang tepat di atas pohon besar perlahan-lahan bergerak, merekam seluruh adegan itu.

Ini adalah ruangan besar dengan banyak layar besar. Beberapa prajurit duduk di depan setiap layar, yang terbagi menjadi banyak layar kecil yang terpisah. Masing-masing layar kecil mewakili satu kamera pemantauan.

Di depan salah satu layar, salah seorang prajurit berseragam militer berkata, "Seseorang telah pergi ke wilayah Katak Berkulit Hijau, dan aku tidak tahu apakah itu kebetulan, tetapi ia berhasil membuat marah kelompok Katak Berkulit Hijau."

"Apa? Bagaimana bisa orang ini membuat kesal segerombolan katak itu?" kata seorang prajurit dengan janggut kecil ketika dia menjulurkan kepalanya. Dia berbicara dengan aksen Sichuan yang kental.

"Katak Berkulit Hijau ini paling benci diludahi," kata prajurit pertama dengan wajah bingung.

Mendengar itu, semua orang di ruangan itu juga mulai memakai ekspresi yang sama di wajah mereka …

Meludahi katak di alam liar, seberapa bodohnya kah kamu?

...

Mereka kembali ke rumah aman sekarang. Setelah seharian berjelajah, mereka berdua selesai menjelajahi daerah di sekitar rumah aman. Di sebelah utara ada sepetak kecil hutan. Menjelajah melalui wilayah itu akan membawa mereka ke wilayah Katak Berkulit Hijau. Setidaknya ada beberapa ribu katak di kolam itu. Monster-monster ini tidak perlu ditakuti jika hanya ada satu atau dua dari mereka, tetapi setelah berkumpul dalam jumlah besar, mereka membentuk kekuatan yang tangguh.

Panah air membawa kekuatan serangan yang kuat. Jika beberapa ribu Katak Berkulit Hijau meludahkan panah-panah itu pada satu sasaran, kekuatan serangan seperti itu akan mencegah target maju satu inci pun.

Ke arah barat adalah arah dari mana mereka berasal. Pepohonan kurang padat di sana dan mereka hampir tidak melihat makhluk besar atau mengancam di sana pada hari itu.

Di sebelah selatan adalah hutan lebat dengan banyak pohon, yang kerap lebih tebal dan lebih kuat dari biasanya. Lingkungan seperti itu sulit bagi Lotus Seed untuk bergerak, sehingga mereka hanya menjelajahi batas hutan. Kemungkinan besar ada monster karnivora besar di dalamnya, ketika Gao Peng berhasil melihat beberapa jejak mereka.

Di sebelah timur ada lereng kecil. Naik ke lereng tersebut mengarah ke padang rumput yang luas. Padang rumput menunjukkan tanda-tanda penggembalaan, yang menunjukkan bahwa ada makhluk herbivora di sana.

Hanya itu informasi yang bisa mereka kumpulkan dalam waktu satu hari.

Selain itu, Gao Peng berhasil mengambil beberapa jenis tanaman di sepanjang jalan.

Mu Tieying mengenali beberapa dari mereka seperti Cengkeh Mint, Buah Pala Emas, dan Rumput Biru-Hitam. Ini semua adalah tanaman yang dapat dimakan yang biasanya digunakan sebagai bumbu.

Ada juga beberapa tanaman yang tidak dia kenal.

"Kamu berencana untuk menyiapkan beberapa bumbu?" tanya Mu Tieying dengan sedikit ragu.

"Ya," Gao Peng mengangguk.

"Tapi kita tidak punya makanan." Mu Tieying merasa sedikit tidak yakin.

"Kita punya makanan." Gao Peng mengangkat tangan kanannya. Dia memegang Ular Pohon Hijau yang mati.

"Ular ini … sepertinya beracun," tanya Mu Tieying curiga.

"Ayo kita coba saja." Gao Peng tidak ingin menjelaskan lebih jauh. Mereka berdua berhasil mencapai rumah aman dengan dua Monster Pendamping mereka, tetapi mereka kemudian menemukan bahwa itu terkunci di dalam. Gao Peng mengerutkan keningnya. Dia mengetuk pintu, "Hai, tolong buka pintu."

"Tidak ada orang di sini, tidak ada orang di sini," sebuah suara datang dari ruangan, lalu berhenti seolah menyadari betapa bodohnya menjawab seperti itu. Rasa malu berubah menjadi kemarahan ketika orang itu berkata, "Sudah penuh. Rumah aman ini sudah penuh sesak dengan orang-orang di sini, kami tidak dapat memuat orang lain lagi. Kalian harus pergi mencari rumah aman lainnya."

Alis Gao Peng semakin berkerut. Dia dan Mu Tieying menemukan rumah aman ini terlebih dahulu.

Tentu saja, tidak ada yang benar-benar peduli tentang siapa yang datang pertama kali ke sini di rumah-rumah aman di hutan belantara. Mereka hanya bisa menyalahkan nasib buruk mereka karena bertemu dengan orang-orang seperti itu.

Melihat Gao Peng berbalik untuk melihatnya, Mu Tieying mengangkat bahu. "Ini tidak terlalu buruk, aku membawa tasku ketika aku pergi."

"Kami hanya punya berdua, dan di luar sudah gelap. Bisakah kita bekerja sama untuk satu malam? Kami tidak keberatan tidur di lantai saja," kata Gao Peng.

Kami tak bisa. hahh.. Kalian harus menemukan tempat lain." Orang-orang di ruangan itu menjadi tidak sabar. Mereka kemudian mendengar gumaman. "Mengapa kamu bahkan menjelaskan padanya lagi, katakan saja padanya untuk enyah. Rumah aman itu sangat kecil, siapa yang mau tinggal berhimpitan dengan mereka."

Sepertinya setelah mendengar dari Gao Peng bahwa hanya ada dua orang saja di luar, seseorang merasa sedikit lebih berani dan secara alami mulai menaikkan suaranya.

Gao Peng menatap orang-orang di rumah aman itu, lalu dia berjalan pergi dari situ.

Dan memalangi pintu dari luar.

"Ayo pergi," kata Gao Peng sambil berbalik untuk pergi.