Penguasa Lembah yang Asli

Panter Bayangan Hitam itu mundur?

Mu Tieying menghela nafas lega.

Lotus Seed dan Da Zi juga bisa sedikit santai.

Tangan kanan Gao Peng yang mengepal erat tanpa sadar juga menjadi lebih rileks, dan napasnya kembali normal.

Terbangun hanya uuntuk mendapati bahwa ada Panter Bayangan Hitam yang berjarak kurang dari 50 meter darinya agak terlalu menegangkan baginya.

Tiba-tiba, Aura hebat yang tidak mereka sadari sebelumnya memasuki hutan, dan semakin mendekat dan dekat dengan mereka. Suara shaashaaa bergerak menjalari pohon memenuhi udara.

Nyamuk-nyamuk di hutan berhenti berdengung tanpa mereka sadari. Bahkan kedatangan Panter Bayangan Hitam tidak menghasilkan keheningan seperti sekarang.

Itu adalah ular raksasa yang merayap, merayap ke depan dalam puluhan meter sekaligus. Sosok yang menakutkan sedang menuju ke arah tempat mereka berada.

Itu dikejutkan oleh suara tangisan Lotus Seed, dan juga tertarik oleh bau darah.

Sebuah kepala seukuran mobil memandang mereka dari cabang pohon yang tinggi di atas tanah. Matanya sebesar lentera besar dan memiliki tatapan sedingin es. Mata itu berbeda dari mata Panter Bayangan Hitam, dan kusam dan gelap, seolah-olah menyerap cahaya.

Mulutnya perlahan terbuka dan mengeluarkan bau busuk ke udara.

Saat menuju ke bawah pohon, rahangnya membuka lebar hampir 180 derajat. Seolah-olah malaikat maut telah turun di depan mereka semua.

Hanya dalam satu gigitan, ia menelan Husky Konyol Berlumut itu.

Otot-otot di sekitar mulutnya bergelombang di bawah kulitnya, dan mereka mendengar suara tulang yang sedang dihancurkan.

Monster ini tidak membutuhkan cakar atau taring yang menakutkan. Hanya dengan melihat ukurannya saja dapat mengirimkan rasa teror ke dalam hati seseorang.

Mu Tieying merasakan tangan dan kakinya menjadi dingin. Dia merasa seolah-olah kakinya berakar ke tanah. Dia tidak bisa bergerak ketika dia menatap kepala ular raksasa ini turun dari atas.

Husky Konyol Berlumut yang sesaat lalu dengan penuh semangat melompat dan berjingkrak telah ditelan dalam satu gigitan penuh. Bahkan husky itu tidak mendapat kesempatan untuk membuat suara.

Setelah menelan Husky Konyol berlumut itu dalam satu gigitan, kepala ular merah berdarah itu menjilati bibirnya, seolah-olah merasa sangat puas dengan rasanya.

[Nama Monster]: Anakonda Hutan Raksasa (Mutan Raksasa)

[Level Monster]: 20

[Kelas Monster]: Sempurna

[Atribut Monster]: Kayu

[Kelemahan Monster]: Tipe api

Gao Peng akhirnya melihat penampilan penuh monster itu. Ular itu memiliki kepala seukuran mobil sedan kecil yang ditutupi garis-garis hijau gelap. Selain garis-garis, ada juga pola seperti sisik di kulitnya yang tampak seperti jala yang warnanya sedikit lebih terang daripada bagian kulit lainnya. Pola seperti jaring inilah yang memungkinkan anakonda meluncur dengan mudah di atas cabang-cabang pohon.

Tubuh raksasa besarnya berlanjut dari kepala sampai ke puncak pohon, beristirahat di atas cabang-cabang pohon. Ujung ekornya membentang lebih jauh ke dalam kegelapan.

Gao Peng merasa sulit untuk memahami bagaimana tubuh raksasa seperti itu bisa bertahan di atas pohon tanpa jatuh. Secara logis, dengan berat badan sebesar itu pasti akan menghancurkan semua pohon di sekitarnya kecuali ia memiliki cara untuk melayang, atau bobot tubuhnya tidak sebesar ukuran tubuhnya. Tapi tidak peduli apa itu, anakonda ini bukan monster yang bisa dilawan oleh Gao Peng saat ini.

Level 20, kelas sempurna, dan mutan raksasa juga.

Mungkin satu-satunya yang bisa menantang Anakonda Hutan Raksasa ini adalah Dumby.

Sementara Anakonda Hutan Raksasa itu masih menelan makanannya, Gao Peng buru-buru memberi tahu Mu Tieying, "Tidak ada waktu untuk menjelaskan, ayo bergegas dan menuju Lotus Seed."

Mu Tieying merasa bingung.

Gao Peng buru-buru naik ke punggung Lotus Seed dan memberi isyarat agar Mu Tieying untuk naik juga. Dengan dua kaki mereka sendiri, mereka tidak akan bisa berlari lebih cepat dari Anakonda Hutan Raksasa. Mu Tieying akhirnya mengerti apa yang dimaksud Gao Peng.

Wajahnya memerah ketika dia mencoba menenangkan Lotus Seed, yang gelisah karena Gao Peng menungganginya.

Da Zi sudah melarikan diri di bawah perintah Gao Peng. Dipercepat oleh ribuan kakinya, ia berlari lebih cepat daripada yang lainnya.

Segera setelah itu, Lotus Seed juga melarikan diri dengan panik. Untungnya, hutan tidak terlalu lebat di sini dan ada cukup ruang di antara pohon-pohon bagi Lotus Seed untuk memanfaatkan kemampuan berlari untuk lurus dengan sepenuhnya.

Anakonda Hutan Raksasa itu mengawasi Gao Peng dan yang lainnya melarikan diri tetapi tidak mengejar mereka. Sebaliknya, ia berbalik ke arah pohon besar dan menggigitnya, mematahkan pohon di tengah hanya dengan satu gigitan. Sedikit demi sedikit, pohon itu ditelan oleh anakonda.

Batang pohon itu seperti biskuit renyah di mulutnya, ditelan dalam satu gigitan setiap kali. Otot-otot kuat anakonda itu mulai bekerja. Ada kekuatan aneh tentang meremas dan menghancurkan makanan di dalam mulutnya. Meskipun tidak memiliki gigi, kekuatan anakonda yang aneh ini mampu menggiling sebagian besar makanannya.

Tubuh raksasa seperti itu secara alami tidak hanya bergantung pada daging untuk menopangnya, atau kalau tidak, lembah itu tidak akan mampu menyediakan makanan bagi pemakan berat seperti anakonda itu. Anakonda Raksasa Hutan ini telah beradaptasi menjadi monster yang bersifat omnivora.

Dengan malas memerhatikan serangga-serangga kecil yang melarikan diri darinya. Anakonda Hutan Raksasa itu tidak mempermasalahkan mereka. Anakonda itu hanya terpancing oleh aroma darah dan ingin mengubah seleranya sebentar.

Selain itu ia juga memiliki kepribadian yang malas dan tidak mau mengejar musuhnya. Kecuali marah, ia memilih untuk memilih mangsa yang sudah terluka atau memiliki mobilitas rendah, atau bahkan monster tua atau yang sakit. Di lain waktu, ia lebih suka menghabiskan waktunya sendirian di lubangnya yang sejuk dan teduh untuk merenungkan makna kehidupan.

Setelah menyadari bahwa Anakonda Hutan Raksasa tidak mengejar, mereka akhirnya berhenti berlari, terengah-engah. Gao Peng membalikkan badannya dan meluncur turun dari punggung Lotus Seed. Lotus Seed menatap Gao Peng tidak senang, lalu melenggang pergi ke pinggiran untuk makan rumput.

Jujur saja, kaki Gao Peng masih terasa seperti jeli.

Walaupun dia lebih pemberani dibandingkan anak-anak seusianya, membayangkan kembali adegan tadi masih membuat bulu kuduknya berdiri.

Rasanya seperti kematian baru saja melewati mereka.

Bagaimana jika Anakonda Hutan Raksasa itu tiba-tiba berubah selera dan tidak memakan husky itu tapi memilih memaangsa manusia?

Gao Peng menyentuh wajahnya. Dia tidak berpikir bahwa dia akan mampu bertahan jika dia ditelan seperti itu.

Walaupun dia mampu mentransfer lukanya ke Da Zi, tidak akan ada jalan keluar jika dia ditelan anakonda itu. Cairan pencernaan anakonda yang bersifat korosif pasti akan terus menerus melukai Gao Peng.

Luka itu pada akhirnya akan mencapai batas di mana ia tidak bisa mentransfernya ke Da Zi lagi, dan kemudian yang tersisa darinya hanyalah tulang belulang. Jika cukup waktu berlalu, bahkan mungkin tulangnya akan terkorosi sepenuhnya.

"Anakonda Hutan Raksasa menjadi aktif sekarang," kata seorang prajurit dengan nada berat. "Pak, haruskah kita memusnahkan Anakonda Hutan Raksasa itu?"

"Tidak perlu." Si Komandan menatap lurus ke layar. Anakonda Hutan Raksasa itu sedang santai menyantap beberapa pohon. Anakonda Hutan Raksasa itu alaminya bersifat jinak, dan kekuatan serangannya tidaklah terlalu kuat ketika mulai menyerang. Anakonda itu tidak akan jadi ancaman bagi para siswa, hal ini bisa menjadi ujian tambahan bagi mereka. Para siswa harus dapat membunuh Anakonda Hutan Raksasa ini selama ujian sekolah menengah supaya terlihat menonjol."

Tentara itu berhenti berbicara. Dia turut merasa putus asa

Setelah jeda sesaat, si komandan berkata, "Perintahkan Tim Burung Kondor Emas bersiap-siap untuk penyelamatan. Jika seseorang menekan tombol penyelamatan darurat, mereka harus segera berangkat."

Kali ini, Gao Peng dan Mu Tieying tidak membangun alas tidur lagi. Mereka hanya meletakkan beberapa rumput lembut di tanah dan tidur di sebelah Da Zi dan Lotus Seed.

Seolah telah menghabiskan semua nasib buruknya, Gao Peng setelah bertemu dengan Anakonda Hutan Raksasa, mereka tidak menemukan monster lain malam itu.

Hanya setelah fajar, Gao Peng dan yang lainnya berani untuk kembali ke tempat di mana semua pertempuran terjadi.

Beberapa pohon patah dan jatuh ke tanah. Ada tanda-tanda gesekan di batang pohon yang patah.

"Heh?" Gao Peng menatap bagian pohon yang tumbang. Sebuah petak refleksi berwarna putih menarik perhatiannya.