Laba-laba Gemuk yang Terbang

Setelah serangkaian pertempuran, kepercayaan diri Stripey tampaknya telah bertambah.

'Sepertinya aku tidak selemah seperti yang aku pikir sebelumnya. Monster yang terlihat menakutkan ini bahkan tidak bisa menembus pertahanku,' pikir Stripey.

Stripey dipenuhi dengan energi. Laba-laba gemuk itu akhirnya menjadi lebih berani.

Melihat bahwa belalang yang menggantung di jeruji besi itu tidak berani turun, Stripey mengangakat kaki depannya yang kiri dan kemudian yang kanan.

Belalang Daun Mati itu mengguncangkan badannya.

Stripey gemetaran dan cepat-cepat menarik mundur kembali kakinya dengan hati-hati.

'Stripey, naik ke sana,' Gao Peng memerintah Stripey melalui kontrak.

Stripey berbalik melirik tuannya dengan tatapan bingung. Laba-laba itu menggelengkan kepalanya menyiratkan bahwa tugas itu terlalu sulit.

'Aku hanya laba-laba kecil. Mengapa kamu membuat hal begitu sulit untukku?'

Wajah Gao Peng berubah muram.

'Kamu itu laba-laba. Seekor laba-laba! Kamu berani untuk benar-benar mengatakan kepadaku bahwa merayap naik di kandang besi terlalu sulit bagimu. Memalukan sekali. Kamu terbukti tanpa ragu monster pendamping paling payah yang pernah aku latih.'

"Kembali ke sini!" Gao Peng berkata dengan keras dan menggelengkan kepalanya. Karena Stripey tidak mau menyerang, Gao Peng tidak mau memaksanya. Gao Peng akan menganggapnya sebagai monster pendamping yang murni tipe pertahanan saja. Itu tidak terlalu buruk.

Seakan bisa merasakan kekecewaan pada nada bicara tuannya, Stripey tetap diam di tempatnya dan tidak bergerak untuk waktu yang lama.

"Kamu tidak mau menyerang, bukan? Kalau begitu, kembalilah," kata Gao Peng dengan tenang.

Itu adalah pertama kalinya Stripey mendengar tuannya berbicara dengan nada seperti itu. Rasanya gugup dan tiba-tiba teringat tuan pertamanya. Tuannya yang sebelumnya pergi dan tidak menginginkannya lagi. Stripey merasa takut. Laba-laba itu takut bahwa ia akan dibuang untuk kedua kalinya.

Ia tidak mau dibuang lagi!

Stripey menjerit dan melompat dengan brutal ke jeruji kandang besi. Tubuhnya yang kokoh tergantung di sangkar besi, mengguncangnya dengan kuat. Aksi Stripey itu sangat kuat. Perbedaannya sangat besar dibandingkan dengan perilakunya yang pengecut sebelumnya.

Cakarnya yang tebal menempel di kawat sangkar besi. Dengan ujung cakar tergantung pada sangkar besi, ia mengguncang tubuhnya dengan ritme tertentu dan dengan mudah mengayunkan dirinya untuk mulai merangkak ke atas.

Momen itu seakan membangkitkan naluri alamiah yang tersembunyi di dalam darahnya. Hadiah terbaik yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya selama bertahun-tahun terbuka dengan sekaligus.

Laba-laba pada awalnya adalah makhluk yang agresif.

Pada saat itu, mata Stripey menjadi sangat merah, seperti bola lampu merah. Stripey merangkak menuju Belalang Daun Mati dengan gila.

Belalang Daun Mati itu memandangi Stripey dan dikejutkan oleh kegilaan laba-laba itu yang mendadak. Belalang itu membeku sesaat dan lupa untuk bergerak. Hanya ketika Stripey sangat dekat barulah ia kembali tersadar dan menggerakkan sayapnya, melompat menjauh.

Stripey, yang datang di belakang belalang dengan segera melompat maju tanpa ragu-ragu. Bahkan jika tingginya 30 meter di udara, ia tidak akan ragu.

Stripey menusukkan cakarnya dengan obsesif, seperti seseorang yang mengulurkan tangannya untuk memeluk kekasihnya.

"Bruk(.)"

Stripey menangkap Belalang Daun Mati itu, kakinya yang tajam menusuk ke dalam tubuh belalang itu.

Di tempat di mana kaki depan Stripey yang seperti kerucut menembus tubuh Belalang Daun Mati itu, sejumlah besar nanah kuning mulai mengalir keluar. Belalang Daun Mati itu berjuang sekuat tenaga, karena masih memiliki tenaga.

Stripey hampir terlempar ketika belalang itu meronta. Stripey menjerit dengan suara rendah dan meludahkan sejumlah besar sutra laba-laba putih di wajah dan punggung si Belalang Daun Mati. Kedua monster itu bergumul dan jatuh dengan keras dari udara!

Jatuh dari langit!

Tubuh berat Stripey berada di atas belalang itu, dan mereka jatuh di lantai semen yang keras. Belalang Daun Mati itu hanya merasakan sakit yang tajam dari punggungnya yang hampir membuatnya pingsan.

Stripey juga merasa pusing karena terjatuh. Dia menggelengkan kepalanya dan lanjut menyerang seolah-olah hidupnya tergantung pada serangannya. Stripey bisa menjadi "Saudara Ketiga Iblis."

Stripey yang telah jatuh ke tanah masih menjerit-jerit liar, menggigit Belalang Daun Mati itu dengan penuh amarah. Belalang Daun Mati yang hampir pingsan karena jatuh bahkan tidak bisa mulai merespons sebelum gigitan Stripey membuat seluruh tubuhnya penuh dengan luka dan lubang dari cakar laba-laba.

"Sudah cukup, Stripey," suara Gao Peng terdengar.

Stripey, yang seperti mengalami keadaan misterius, memperlambat gerakannya dan mengendurkan cengkeramannya setelah mendengar suara tuannya. Dia berbalik dan mengunci pandangannya pada Gao Peng dengan ekspresi bingung.

Gao Peng dipenuhi dengan semangat. Dia berkata, "Kamu hebat. Aku minta maaf atas apa yang aku katakan tadi. Kamu luar biasa."

Siswa lain di sekitarnya tidak mengerti. Mengapa ada orang yang meminta maaf kepada monster pendampingnya sendiri? Mereka tidak bisa mengerti bahasa yang rumit, dan mereka semua bodoh. Mudah untuk memanipulasi mereka.

Stripey merintih dengan suara rendah dan membungkuk di dinding kandang besi itu. Mata merahnya memohon.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Kamu adalah monster pendampingku, dan aku adalah pelatihmu. Kita adalah rekan. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang meninggalkan pasangannya bukan?" Gao Peng mengulurkan tangannya untuk menyemangati Stripey.

Stripey tiba-tiba merintih seolah menangis. Laba-laba itu berlari keluar dengan cepat dari kandang besi itu dan melompat dengan cepat ke arah Gao Peng. Gao Peng merasa gelisah saat melihat Stripey berangsur-angsur mendekat.

Duk!

Pelukan Stripey melempar Gao Peng jatuh ke tanah. Wajahnya yang berbulu bersandar ke muka Gao Peng sementara mulutnya bergoyang-goyang. Membuat wajah Gao Peng penuh dengan ludah.

Gao Peng tahu itu adalah cara bagaimana Stripey menunjukkan kasih sayang, jadi dia tidak mendorong Stripey. Ketika Stripey melonggarkan pelukannya, seluruh wajah Gao Peng tertutup ludah laba-laba.

Penampilan terakhir Stripey tadi adalah kejutan besar bagi Gao Peng. Meskipun pada awalnya sangat timpang, Stripey tetaplah seekor laba-laba. Jadi ketika sifat agresifnya muncul, ia sangat ganas.

Dalam visi Gao Peng, ia melihat kondisi Stripey, (Terluka Ringan). Tampaknya kekuatan dari jatuh tadi juga menyebabkan beberapa luka yang cukup serius.

Seminggu berlalu dalam sekejap mata. Stripey yang sebelumnya menggembung akhirnya tidak lagi bisa dibilang sebagai laba-laba yang gemuk.

Dalam satu minggu, diameter Stripey tumbuh hingga 10 kaki sementara tingginya tiga kaki. Levelnya juga naik menjadi 13 hasil dari pelatihan. Namun, hal-hal seperti keberanian adalah bawaan, dan meskipun Stripey tidak lagi takut pertempuran, ia masih lebih suka membuat musuhnya kelelahan dan menghindari konfrontasi langsung.

Pada saat yang sama, level Dumby diam-diam tumbuh menjadi 10. Pertumbuhan Silly adalah yang paling lambat di antara semua monster pendamping Gao Peng, karena memiliki atribut khusus. Bahan makanan dengan atribut ruang adalah yang paling langka dan paling berharga, dan meskipun orang dapat menggunakan item atribut angin dan kayu untuk menambahnya, efeknya tidak signifikan.

Setelah kembali ke rumah setelah kelas berakhir, Gao Peng memanggil Dumby yang sedang duduk sendirian di ruang tamu.

Segera setelah dipanggil oleh tuannya, Dumby berdiri dan membungkuk di depan Gao Peng, api birunya menyala perlahan.

Gao Peng meletakkan tangan kanannya di dahi Dumby yang mengkilap. Penandatanganan kontrak berjalan dengan lancar. Dengan cara yang sama sebuah kanal terbentuk ketika air mengalir, segala sesuatu berjalan dengan semestinya ketika kondisinya terpenuhi.

Beban yang terus membebani pikiran Gao Peng akhirnya terlepas.