Naluri Alamiah Antara Ibu dan Anak Perempuan

Vila Keluarga Yu.

Begitu mobil berhenti, Nian Xiaomu mengambil inisiatif, mendorong pintu mobil hingga terbuka, dan berlari ke dalam vila.

Para pengawal di sepanjang jalan berusaha menghentikannya, tapi melihat Yu Yuehan yang tanpa ekspresi mengikuti di belakangnya, mereka dengan diam membuka jalan untuk keduanya.

Seluruh perjalanan kembali ke vila berlangsung tanpa rintangan.

Saat Nian Xiaomu menaiki tangga, ia melihat Fang Zhenyi berada di dekat pintu dengan wajah penuh kedengkian.

Tidak pernah terpikir oleh Fang Zhenyi bahwa orang yang dengan begitu susah payah diusirnya akan diundang kembali di malam yang sama.

Dan Yu Yuehan sendiri yang menjemputnya kembali ….

"Nian Xiaomu, kau jangan senang dulu!"

"…" Nian Xiaomu awalnya khawatir akan Xiao Liuliu dan tidak mau berurusan dengan Fang Zhenyi, tapi ia menghentikan langkahnya ketika ia mendengar perkataan Fang Zhenyi.

Nian Xiaomu melirik dari sudut matanya.

"Menurutmu apa yang akan terjadi jika aku meminta Yu Yuehan mengusirmu sebelum aku setuju untuk merawat Xiao Liuliu? Apakah kau pikir dia akan setuju dengan itu?"

"Beraninya kau!" wajah Fang Zhenyi berubah pucat, dan setitik rasa panik berkelebat di matanya.

Xiao Liuliu menderita demam tinggi yang berkepanjangan dan ngotot agar Nian Xiaomulah yang merawatnya.

Bagaimana jika ia benar-benar …

"Kusarankan agar kau menghentikan apa pun yang sedang kau lakukan. Jika tidak, aku akan memastikan bahwa kau akan meninggalkan Vila Yu lebih cepat dibanding aku!" Nian Xiaomu memperingatkannya, melangkah melewati Fang Zhenyi yang terperangah, langsung menuju kamar tidur.

Kamar itu sangat sunyi.

Hanya ada seorang dokter di sisi Xiao Liuliu.

Dia kebingungan karena Xiao Liuliu tidak bersedia meminum obatnya.

"Siapa kau … Nian Xiaomu?" Yu Yuehan memasuki kamar itu ketika dokter menyelesaikan kalimatnya.

Pria itu mengangkat tangannya sekilas, memberi isyarat agar dokter itu bekerja sama.

Tanpa menunda lagi, Nian Xiaomu berjalan menuju sisi tempat tidur. Ketika ia hendak mengulurkan tangannya untuk memeriksa kening Xiao Liuliu, ia menyadari bahwa anak itu mengigau.

Ketika ia mencondongkan badannya dan mendengarkan, akhirnya ia sadar bahwa Xiao Liuliu sedang memanggilnya.

"Kakak Cantik …."

Nian Xiaomu terkejut.

Seolah-olah ada sepasang tangan kecil yang mencekik hatinya sedemikian rupa sampai ia tidak dapat bernapas.

Nian Xiaomu mengangkat manusia kecil di tempat tidur itu.

"Xiao Liuliu, yang patuh ya, Kakak ada di sini. Buka matamu dan lihat aku," Nian Xiaomu berkata sebelum mendongak ke arah dokter. "Di mana obat demam?"

Tersadar, dokter itu segera maju membantu Nian Xiaomu.

Wajah Xiao Liuliu memerah karena demam.

Kesal, anak itu mengerutkan bibirnya ketika ia bangun. Ia menggosok matanya dengan kepalan tangan yang pucat, mungil dan lembut.

Detik berikutnya, matanya mengerjap berulang kali ketika ia mengenali orang yang berdiri di depannya.

Dia menatap Nian Xiaomu lekat-lekat dengan mulut tertutup dan menolak berbicara, takut kalau-kalau dia salah orang.

"Xiao Liuliu, aku Kakak Cantik. Aku datang melihatmu."

Setelah mendengar suara Nian Xiaomu, gadis kecil itu akhirnya yakin bahwa itu bukan mimpi dan melompat ke dalam pelukannya dengan tubuhnya yang mungil dan lembut.

Xiao Liuliu memeluk Nian Xiaomu erat-erat dengan tangan dan kakinya.

Ia takut Nian Xiaomu akan menghilang lagi.

Mereka yang ada di dalam kamar tidak tahan dan memandang kedua orang itu dengan mata yang memerah.

"Kakak Cantik, jangan pergi …."

"Baiklah, aku tidak akan pergi. Kau sedang demam, ayo minum dulu obatnya." Nian Xiaomu menahan rasa sakit di hatinya dan membujuk gadis kecil itu dengan perlahan.

"Kau tidak akan pergi setelah aku minum obat kan, ya kan?"

"Ya, aku tidak akan pergi." Nian Xiaomu menganggukkan kepalanya tanpa keraguan.

Xiao Liuliu akhirnya melepaskan genggamannya ketika ia mendapatkan kepastian.

Dengan patuh ia duduk di pelukan Nian Xiaomu dan membiarkan wanita itu menyuapkan obatnya.

Dan ia menempelkan sebuah bantalan penurun demam di kening Xiao Liuliu ….

Setelah beberapa tindakan tersebut, akhirnya demam anak itu menurun.

Sosok ramping Yu Yuehan terus berdiri di samping tempat tidur.

Xiao Liuliu berbaring dalam pelukan Nian Xiaomu dan tertidur dengan mudah tanpa rasa gelisah.

Ini pertama kalinya Yu Yuehan melihat Xiao Liuliu meminum obatnya dengan patuh tanpa masalah.

Pandangannya terhadap Nian Xiaomu berubah menjadi rumit ….