Harapan yang Tidak Terpenuhi

Dari tindakannya yang cepat, Qi Yan kelihatannya khawatir kalau Tan Bengbeng akan merasa tidak senang kalau pria itu melakukannya dengan lambat.

Qi Yan melengkungkan bibirnya ketika melihat Tang Yuansi kembali sadar.

"Baguslah kalau kau sudah sadar. Kau tahu kondisimu saat ini, jadi pilihanmu adalah percaya dan bertaruh padaku, atau pindah ke ruang perawatan intensif dan berjuang di pintu kematian. Pikirkan lebih dulu baik-baik sebelum menjawabku."

"Tidak, aku tidak perlu memikirkannya lagi … aku bersedia mencoba …" Tang Yuansi menggenggam erat tangan Shangxin dan menjawab. Bahkan mengucapkan sebuah kalimat pun terdengar luar biasa sulit bagi pria itu.

Bagi Tang Yuansi, setiap tarikan napasnya saat ini direbutnya dengan susah payah dari sang Dewa Kematian.

Bahkan pria itu sendiri tidak tahu apakah ia akan bangun ketika berikutnya memejamkan matanya.

Akan tetapi, masih ada banyak hal yang belum dilakukannya ….