Perasaan yang Istimewa

Mo Yongheng kembali melihat keluar jendela. Sebuah kapal pesiar mewah sedang menerjang hujan badai saat dengan perlahan memasuki pelabuhan.

Segera, kapal pesiar tersebut berhenti di pelabuhan.

Hujan perlahan mereda.

Ketika hujan rintik-rintik bertemu dengan sinar matahari yang mendadak muncul, rasa lembab seperti kehangatan saat musim panas muncul dari tanah.

Ketika Mo Yongheng mengenal kalau itu adalah kapal pesiar yang diceritakan oleh Nian Xiaomu padanya, pria itu tidak merasa ragu dan langsung membuka pintu mobil.

Ia berjalan menuju ke pelabuhan.

Embun beku seakan terbentuk di atas rambut hitamnya yang pendek dan rapi saat rintik hujan mendarat di kepala pria itu.

Bahkan setelan hitamnya pun tidak luput dari rintik hujan.

Akan tetapi, Mo Yongheng tidak terlihat terganggu saat ia berjalan menuju pelabuhan dengan langkah mantap begitu kapal pesiar tersebut muncul.