Kakak Tetangga Masih Hidup?

"Kakak jahat … bagaimana dengan menikahiku … huhuhu …." dalam tidurnya, Zheng Yan sepertinya terguncang dan mulai menangis dengan perlahan.

Tangannya bahkan menggapai-gapai ke sekelilingnya. Setelah meraih tangan Mo Yongheng, ia meletakkannya di wajahnya sendiri.

Lalu, wanita itu mulai menggerakkan tangannya dengan kuat.

"Kena kau!"

"…."

Mo Yongheng menatap wanita di hadapannya itu dengan tubuh yang tegang seakan ia berhalusinasi saat mendengar kata-kata Zheng Yan barusan.

Pria itu nyaris tidak mampu mengendalikan dirinya dan membangunkan Zheng Yan untuk meminta jawaban darinya.

Kalau saja keadaannya memungkinkan wanita itu untuk dibangunkan.

Karena satu kalimat dari wanita itu, sebuah dorongan di dalam dada Mo Yongheng menjalar ke seluruh tubuhnya dengan tidak menentu.

Pria itu menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya, lalu ia bertanya dengan suara rendah. "Zheng Yan, Kakak mana yang kau maksud tadi?"