"Oi oi oi oi oi oi!"
White melompat dari atap bangunan satu ke bangunan lain dengan sangat cepat dan Edward hanya diam saja.
Dia merasa tidak nyaman dan juga merasa malu tetapi dia tidak bisa melakukan apapun.
White pun semakin mempercepat laju kecepatannya agar Edward mendekapnya tetapi dia tidak, Edward masih tetap tenang seperti biasanya.
"Tuan, apa tuan tidak takut?"
"Takut? ah kalau aku jatuh kah? tenang saja aku sudah banyak melewati hal yang jauh lebih mengerikan dari ini. Juga seharusnya kau melepaskanku karena ini sangat memalukan!"
"Permintaan ditolak!"
Baik White dan Edward melihat ke arah dimana mereka menuju dan disana terlihat banyak prajurit yang sedang terkapar dengan luka dan juga rakyat biasa yang berlarian menyelamatkan diri dari sesuatu, mereka sedang menyelamatkan diri mereka dari segerombolan monster yang terlihat seperti anjing.
"Ini...Summon kah?"
"Keliatannya."
Monster itu bukanlah monster anjing biasa, tetapi monster itu adalah monster panggilan yang telah sengaja dipanggil oleh seseorang dengan merubah wujudnya menjadi monster anjing raksasa, monster anjing itu mempunyai kulit yang seperti api yang membara berwarna ungu dengan mata yang menyala terang berwarna merah, monster itu berukuran sangat besar sehingga dengan satu serangannya saja, bisa meruntuhkan satu bangunan besar.
White pun mendarat disana dan dia menurunkan Edward dengan lembut. Setelah itu White berjalan dengan perlahan menuju monster anjing yang tengah mengamuk di jalan utama yang luas itu.
"White, apa kau perlu bantuan?"
White merasa kalau Edward tidak perlu repot-repot menghabiskan tenaganya untuk menghadapi sekumpulan monster yang terlihat lemah dan juga dia merasa kalau Edward sampai terluka maka dia juga akan merasa bersalah karena secara dia yang bertanggung jawab membawa Edward.
"Itu tidak perlu tuan Edward, aku bisa menanganinya sendiri."
Tentu sebagai seseorang yang dikenal sebagai sang Icy Maiden, White itu sangatlah kuat melebihi siapapun yang ada di kerajaan Roh, bahkan Arsenick sekalipun masih berada jauh di bawahnya, tetapi White bukanlah orang yang suka pamer kekuatan dan lebih suka berada di bayang-bayang dimana banyak orang yang tidak tahu.
Tidak sedikit orang yang mengagumi White baik dari kecantikannya dan juga sifatnya yang pendiam dan anggun, serta tatapan matanya yang bisa melelehkan hati para laki-laki yang melihatnya. White memang sangat jarang muncul di kota untuk jalan-jalan, dia lebih sering menghabiskan waktunya di lingkungan istana.
White pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Edward, dia pun tersenyum dengan senyuman memikat yang akan menyihir siapapun yang melihatnya.
"Lagipula tuan Edward perlu menghemat tenaga untuk sesuatu yang akan kita berdua lakukan setelah ini."
Edward yang tadinya terpesona dengan senyuman White itu pun langsung merasa sedikit ketakutan ketika White mengatakan itu.
"Oi...jangan mengatakan hal yang aneh kaya gitu, memangnya a-apa yang akan kau lakukan padaku?"
"Ra-ha-si-a."
Tentu itu tidak ada masalah jika Edward menjalin hubungan dengan White, apalagi tidak seperti Chamuel, Sharon, dan yang lainnya, White bukanlah seorang gadis yang secara penampilan masih terlalu muda tetapi tetaplah tembok tinggi penghalang antar ras masih berdiri tegak di antara mereka yang walau White mempunyai paras yang cantik pun itu percuma.
Melihat kedatangan White, semua prajurit pun merasa senang karena dengan datangnya White, sudah dipastikan mereka menang.
"Nona White telah datang!", teriak salah satu prajurit.
White pun belari menuju monster yang berwujud anjing itu dengan sangat cepat dan juga tanpa suara sehingga monster itu sama sekali tidak menyadari kalau White sudah ada tepat di belakangnya. White melompat dengan sangat anggun menuju ke punggung monster itu dan menyentuhnya dengan tangan kanannya, dari mulut White mulai keluar embun es yang sangat dingin.
"Membekulah!"
Monster itu akhirnya menyadari White yang berada di punggungnya, monster itu pun mencoba menyerang White dengan ekornya yang besar, tetapi itu sudah sangat terlambat bagi monster itu, dengan sekejap monster itu sudah membeku dengan sepenuhnya sebelum ekornya sampai mengenai White.
Monster-monster lain yang melihat itu pun langsung dengan brutalnya berlari ke arah White dan mau menyerangnya, tetapi itu sama sekali tidak berguna karena White berada di level yang bereda dari mereka semua.
White pun mengarahkan tangannya ke arah segerombolan anjing itu dengan tatapan dingin yang menusuk, dari tangan White pun keluar lingkaran sihir yang berwarna biru terang yang hampir mendekati putih. Dari lingkaran sihir itu keluar kabut es yang sangat tebal yang menutupi segerombolan anjing itu.
"Niflheim!"
Dengan sekejap, segerombolan anjing besar itu berubah menjadi patung es raksasa akibat dari sihir es yang dikeluarkan White.
Edward yang ada di sana sangat terkesan dengan sihir White itu dan juga dia merasa kalau White itu seperti seorang monster yang tak terkalahkan.
Inilah kenapa White dipanggil dengan sebutan The Icy Maiden. White dipanggil dengan sebutan Putri Es bukan hanya karena sifatnya yang cool dan pendiam, tetapi karena dia bisa menggunakan sihir Es yang sangat hebat yang bahkan bisa membekukan anjing-anjing raksasa itu hanya dengan satu serangan.
"He~"
Edward sangat terkesan melihat pertarungan White, dia tidak menyangka kalau White akan mampu menghabisi monster itu dengan sangat mudah hanya dengan satu serangan saja. Edward mengira awalnya itu akan menjadi pertarungan yang mungkin sedikit lebih lama melihat ada banyak monster juga disana, tetapi sekarang dia sadar kalau kekuatan White memang benar-benar berada di level yang berbeda.
"Yah ini bukan waktunya untuk terkesan jadi..."
Edward pun berniat kabur selagi White masih berada di depan para monster itu.
Setelah melihat pertarungan White yang mengalahkan monster raksasa itu hanya dengan satu serangan, Edward menjadi yakin kalau sampai White melakukan sesuatu kepadanya, dia tidak akan bisa melawannya jadi pilihan satu-satunya adalah kabur.
"Selagi ada kesempatan!"
Tetapi sayang kesempatan Edward yang dia dambakan itu sudah terlambat. Saat Edward baru melangkahkan kakinya untuk berusaha kabur dari White, tiba-tiba White sudah memeluk Edward dari belakang yang membuat Edward terkejut bukan main karena seharusnya jarak mereka sangat jauh dan sekarang dengan sekejap tiba-tiba White sudah berada di belakangnya.
"Tuan Edward, sekarang ayo kita pergi dari sini!"
"Tu-tunggu White!"
White langsung menggendong Edward bak seorang putri lagi dan berlari dengan sangat cepat menuju gerbang kota.
Tentu masih ada monster-monster anjing yang mencegat mereka tetapi hanya dengan sekejap White membekukan mereka sambil berlari.
Akhirnya setelah dari pasar, mereka melewati gerbang dan menuju ke hutan lebat yang berada tidak jauh dari kota itu.
Edward benar-benar tidak tahu alasan kenapa White mau membawanya kesana tetapi mungkin dia mau mengatakan sesuatu. Tentu dia percaya kalau White bukanlah orang yang akan melakukan hal yang bodoh di saat-saat seperti ini.
Setelah White agak jauh masuk ke dalam hutan, White pun segera menurunkan Edward di bawah pohon besar.
White pun mulai mendekatkan dirinya ke Edward yang sudah terpojok itu.
"Tuanku..."
White semakin mendekatkan dirinya sehingga Edward bisa mencium aroma harum dari White yang berada sangat dekat dari dirinya.
"O-oi...jangan-jangan...a-aku masih percaya kok kalau kau tidak akan melakukan hal yang bodoh! Mungkin..."
Lalu tanpa Edward duga sebelumnya, tiba-tiba White mulai mengendus-endus Edward seperti mencoba memastikan sesuatu dan dia terlihat sangat terkejut seperti menyadari sesuatu yang sangat penting.
"Sudah saya duga kalau anda adalah tuanku yang agung!"
Tiba-tiba White memeluk Edward dan mengusap-usapkan pipinya yang lembut ke pipi Edward berulang-ulang dengan wajah bahagia, dia terlihat sangat senang sekarang dan mendengkur dengan keras seperti kucing sungguhan.
Perilaku White itu pun membuat Edward merasa heran, dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang sedang White coba lakukan sekarang dengan memeluknya dan mengusap-usapkan pipinya, Edward sama sekali tidak bisa menebak arti dari kelakuan White yang seperti ini.
"Akhirnya, aku bisa bertemu lagi denganmu, Tuanku!"
Edward semakin tidak mengerti dengan White, dia juga tidak merasa telah melakukan sesuatu sehingga dia dipanggil dengan sebutan "Tuan" oleh White. Tetapi melihat White yang terlihat sangat senang mengusap-usapkan pipinya ke pipi Edward seolah-olah seperti kucing yang rindu dengan majikannya dan ingin dimanja setelah sekian lama tidak bertemu, Edward pun membiarkan itu meskipun dia tidak tahu apa maksud dari perbuatannya itu tetapi selama White tidak melakukan hal yang aneh, maka itu bukan masalah baginya.
"(sigh) Kukira kesucianku dalam bahaya."
"Tolong aku!"
Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari jauh, White pun melepaskan pelukannya dan diam. White pun menggerak-gerakkan telinganya dan berusaha melacak dari mana asal suara itu.
"Tolong!"
Kali ini suara itu terdengar lebih jelas dari yang tadi. Itu terdengar seperti suara gadis kecil yang meminta tolong dengan suara yang lirih seperti dia tidak mempunyai tenaga lagi untuk berteriak.
"White, apa kau tahu dari mana asal suara itu."
"Ya, tuanku. Suara itu berasal dari arah jam dua."
"Jadi begitu..."
White dan Edward pun langsung berlari menuju ke asal suara lirih yang menderita itu. Mereka terus berlari menuju ke asal dari suara itu tanpa menghiraukan apapun yang ada dan benar apa yang mereka duga kalau ada seorang gadis kecil yang terlihat terluka dengan baju yang lusuh dan sobek sedang terpojok dikepung oleh para monster anjing.
Gadis kecil itu memiliki rambut lurus berwarna perak, gadis itu memakai pakaian yang kasar seperti pakaian yang biasa dikenakan oleh seorang budak yang berwarna coklat yang lusuh dan juga telah sobek-sobek karena cakaran dari dari anjing-anjing yang mengepungnya. Tetapi yang lebih membuat Edward prihatin adalah tepat di leher gadis itu terdapat kalung besi yang memborgol leher gadis itu dengan rantai besi panjang yang terlihat sudah terputus.
Anjing-anjing itu pun melompat dengan mulut terbuka yang memperlihatkan taring-taringnya yang sangat tajam yang bisa mengoyak kulit gadis kecil itu. Gadis kecil itu pun hanya bisa memejamkan matanya dengan air mata yang mulai mengalir berharap agar ada seseorang yang menolongnya dari kematian yang ada tepat di depan matanya itu.
"Kalian kira aku akan membiarkannya? White!"
"Baik, Tuanku!"
White pun dengan sekejap menggendong gadis itu dan membawanya menjauh dan Edward meninju anjing-anjing monster yang berusaha menyerang itu sehingga membuat mereka semua terpental menghantam pohon-pohon besar disana.
"Grrrrrr!"
Tiba-tiba mata serigala-serigala itu memancarkan warna merah menyala yang menakutkan, tubuh mereka pun mulai membesar dan terus membesar sampai menjadi sebesar monster anjing yang mereka lawan tadi.
Edward terkejut ketika melihat perubahan dari serigala itu. Awalnya dia mengira kalau serigala itu hanyalah monster anjing biasa tetapi ternyata mereka sama dengan monster tadi yang merupakan monster panggilan yang sengaja dipanggil untuk mencelakai gadis itu.
[Jadi begitu, gadis itu...]
Edward melirik ke arah gadis kecil yang digendong White tadi.
Edward tidak takut dengan seberapa besar serigala itu akan tumbuh, dia hanya tidak berpikir kalau ada orang yang cukup tega untuk mau menyakiti seorang gadis kecil dengan menggunakan monster panggilan seperti ini. Dia tahu kalau dirinya itu bukan orang yang baik, tetapi dia juga tidak akan melakukan hal yang sekejam ini kepada seorang gadis kecil yang tidak berdaya.
Edward pun bersiap dan mulai menghirup napasnya dalam-dalam. Dia pun mulai mengambil kuda-kuda menyerang dengan tatapan mata yang sangat menakutkan yang bahkan serigala-serigala itu menjadi semakin mewaspadai Edward.
"White, cepat bawa gadis itu pergi dari sini dan obati dia! Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku karena cuma monster segini bukanlah tandinganku!"
"Baik tuanku!"
Tanpa pertanyaan, White langsung pergi dari sana meninggalkan Edward bersama monster-monster anjing raksasa itu.
"Aku tidak bisa menunjukkan ini ke Chamuel dan yang lainnya, jadi mumpung aku sendirian sekarang."
Para Anjing monster itu pun merasa ragu-ragu untuk menyerang Edward.
"Ada apa? Kenapa kalian malah sekarang takut melawanku?"
Akhirnya mereka pun maju secara bersama-sama dengan mulut yang penuh gigi-gigi runcing yang siap mengoyak tubuh Edward.
White membawa jauh gadis kecil yang sedang terluka dan tidak sadarkan diri akibat dari serigala-serigala monster itu. White terus berlari sampai dia menemukan tempat yang tepat untuk menidurkan gadis kecil itu.
Akhirnya setelah beberapa waktu pun White berhenti di bawah pohon besar dan dia pun menidurkan gadis kecil itu.
"Cornelia ya? Kurasa memang zodiak sudah benar-benar ditakdirkan untuk bertemu dengan tuanku ya?"
White yang melihat darah dari gadis kecil itu yang tidak berhenti mengalir akibat dari cakaran dari serigala-serigala itu. Dengan tiba-tiba mata iris White yang berwarna merah crimson itu pun bersinar dan dia mengusapkan tangannya ke luka-luka kecil itu pun langsung sembuh dan tidak meninggalkan bekas.
Setelah itu iris White pun kembali seperti biasanya.
White pun berniat kembali untuk membantu Edward yang sedang bertarung dengan serigala-serigala monster itu sekarang, tetapi disaat dia akan berlari menuju ke tempat Edward, gadis itu mengigau di dalam ketidaksadarannya dan meneteskan air mata.
"Jangan mendekat...jangan mendekat..."
Setelah melihat itu White mengurungkan niatnya untuk menyusul Edward yang sedang bertarung sendirian. White sangat ingin untuk menyusul Edward yang sedang bertarung sendirian tetapi White merasa jika dia sampai meninggalkan gadis malang itu sendirian maka mungkin akan ada seseorang yang ingin merebut gadis itu kembali.
White akhirnya duduk dan menidurkan gadis kecil yang malang itu di pangkuannya, dia mengusap kepala gadis kecil yang malang itu dengan lembut dan penuh kasih sayang seperti seorang ibu.
"Tenanglah sekarang kamu sudah aman..."
Untuk menenagkan sang gadis itu, White pun melantunkan senandung dengan suaranya yang luar biasa sangat indah.
White mengingat masa lalu yang sangat menyenangkan bersama Tuannya. Dari wajahnya itu nampak kesedihan yang amat mendalam mengingat masa lalu yang tidak akan terulang lagi itu. Dia pun sedikit meneteskan air mata kesedihannya karena dia sangat merindukan tuan yang dia sayangi dengan sepenuh hatinya yang akhirnya kembali ke hadapannya lagi kali ini.
Dengan suara White yang luar biasa indah itu gadis kecil yang tadinya mengigau bermimpi buru, sekarang menjadi sangat tenang seolah-olah dia telah diseret ke dalam dunia mimpi yang lebih dalam.
Sambil membelai rambut gadis kecil itu, White juga menatapnya dengan tatapan yang lembut.
"Tuanku...kuharap kali ini impian anda akan menjadi kenyataan."