The Emperor of The Death Arc: The Flower Under The Sea part 2

Setelah kejutan di pagi hari itu Edward dan yang lainnya segera bergegas pergi meninggalkan penginapan yang telah mereka sewa itu untuk pergi ke tempat yang dimaksud oleh Chamuel.

Setelah malam itu Edward jatuh pingsan, Halt yang merupakan anggota Leon pun mengatakan kepada Chamuel dan yang lainnya untuk menunggu di sebuah taman kota dimana ada pohon Sakura raksasa.

"Ah...lihat Ed-chan itu!"

Chamuel, Lily, dan Mikaella terlihat kegirangan melihat sebuah taman indah yang berada di dalam kota yang sudah tidak terlalu aman itu. Taman itu benar-benar indah dengan bunga-bunga sakura yang bermekaran yang menunjukkan musim semi yang hangat.

Tetapi kendati banyak orang yang datang, terlihat sangat sedikit orang yang berada di sana akibat keadaan kota ini yang semakin memburuk semenjak adanya kabar tentang peperangan, bahkan para manusia pun mulai berbondong-bondong pergi meninggalkan kota ini sebelum mereka terjebak ke dalam bahaya.

"Kota yang terlalu indah untuk hancur..."

White pun mendekati Edward.

"Tuanku, apa Anda sedang memikirkan sesuatu?"

"Ya, aku hanya berpikir kenapa orang-orang begitu egoisnya mengubah kota yang sangat hidup ini menjadi seperti ini."

Kota Tennou adalah kota yang juga dekat dengan perbatasan dengan kekaisaran Aritophia, tentu tidak ada yang mau tinggal di dalam kota yang dekat dengan tempat peperangan sehingga banyak orang yang mulai keluar dari kota ini dan menjauh demi keselamatan mereka.

"Aku khawatir kalau perang ini benar-benar terjadi, maka hal yang sama akan terjadi."

Edward tidak menyangka kalau kemarin-kemarin kota ini penuh dengan orang, tetapi sekarang justru terlihat hanya sebagian orang yang benar-benar mencintai kota ini saja yang tinggal, mereka semua begitu berita kalau kekaisaran ini mengumumkan untuk berperang, dengan cepat mereka langsung bergegas pergi bahkan di gerbang kota terlihat antrean yang sangat banyak karena mereka semua berusaha untuk segera keluar secepat mungkin.

Itu semua memang sangat lah wajar karena mereka semua tahu betapa kejamnya perang itu apalagi melawan kekaisaran Aritophia yang sangat besar dan juga kuat, apalagi mereka mempunyai aliansi dengan kerajaan lain.

"Tuanku, jangan khawatir, pasti semuanya akan baik-baik saja."

"Aku harap juga seperti itu."

Tetapi Edward masih tidak percaya dengan kejadian tadi setelah bangun tidur yaitu ketika Mikaella berusaha untuk menyerang Edward, dia benar-benar tidak tahu bagaimana Mikaella yang selalu malu-malu itu bisa seperti itu hanya dengan berganti wujud saja.

"Mika-nee, sebenarnya kenapa kau menyerangku?"

Mikaella merasa bersalah, tetapi dia tidak bisa mengendalikan dirinya yang itu karena mereka memang seperti kepribadian yang saling bertolak belakang.

"Ma-maafkan aku...aku juga tidak menyangka akan menjadi seperti itu."

"Tenanglah Ed-chan, Mii-chan itu memang tertarik sama laki-laki yang kuat."

"Hah? Bukannya ada banyak laki-laki yang lebih kuat dari aku?"

"Ya...itu benar sih...tapi mana mungkin Mii-chan milih orang yang lebih lemah darinya."

"Apa menurutmu aku sekarang lebih kuat dari Archangel terkuat?"

Mungkin itu lah yang ada di pikiran Edward, tetapi itu bukan lah apa yang dimaksud oleh Chamuel. Kekuatan yang dimaksud oleh Chamuel adalah kekuatan yang lain, kekuatan dari dalam hati yang kuat.

"Bukan kekuatan seperti itu, Ed-chan. Kalau hanya kekuatan seperti itu maka banyak orang yang memilikinya."

Chamuel tahu kalau selama ini baik Edward maupun tuannya sang Cahaya sudah menderita dengan sangat hebat meskipun Chamuel tidak tahu rasanya, tetapi meskipun seperti itu dia sama sekali tidak pernah terjatuh ke dalam kegelapan, melainkan berusaha menjadi kuat di saat hatinya ingin menangis dengan sejadi-jadinya.

"Yang Chamuel maksud adalah kekuatan dari hati Ed-chan, Chamuel tahu kalau semalam Ed-chan bicara seperti itu agar kita semua gak berharap lebih."

Chamuel tahu kalau Edward adalah orang yang terlalu baik untuk bisa berbohong, atau menyembunyikan kebenaran agar mereka semua tetap bahagia.

Chamuel sudah menyadari ini kalau ada sesuatu antara Edward dengan kejadian sepuluh tahun lalu saat perang besar kedua dimulai dan mengakibatkan kedua orang tua Edward terbunuh setelah mendengar kata-kata itu semalam, kata-kata yang mirip dengan sebuah kata perpisahan yang seolah-olah menandakan kalau Edward akan pergi ke tempat yang sangat jauh.

"Meskipun Chamuel gak tahu apa yang terjadi, pasti Ed-chan sendiri merasa sangat sedih ketika kehilangan orang tua Ed-chan dulu...tapi Ed-chan gak pernah menyerah sama sekali."

"Jadi seperti itu?"

"Te-tentu...aku memang selalu mengagumi orang yang berhati kuat."

"He~h Mika-nee, kau memang sedikit aneh ya?"

"(sigh) Apakah Ed-chan punya hak untuk mengatakan itu? Ed-chan sendiri juga cukup aneh bagi Chamuel."

Chamuel mendekat dan menggenggam kedua tangan Edward, dia pun tersenyum dengan senyuman yang agak sedih.

"Karena itu lah Ed-chan, Chamuel juga sama dengan Ed-chan, Chamuel sudah terlanjur punya perasaan ini jadi Chamuel akan menemani Ed-chan...walaupun menuju kehancuran sekalipun."

White dan Lily juga ikut mendekat ke arah Chamuel dan Edward, mereka pun menyentuh tangan Edward dan Chamuel dengan telapak tangan mereka yang sangat lembut.

"Jangan lupakan saya, tuanku."

Bagi White, kehidupan tanpa tuannya tidak lah berarti karena tuannya lah yang telah memberikannya hidup seperti ini, tentu sudah menjadi kewajibannya untuk selalu bersama tuannya dimana pun dia berada.

Tentu Lily juga memiliki perasaan yang sama, karena dia sama sekali tidak bisa terpisah dengan Edward walau pun hanya untuk satu hari sekalipun, sekalipun Lily terbangun dengan waktu yang sama dengan White, pasti dia akan mencari Edward di seluruh penjuru dunia sekalipun.

"Lily juga! Lily sudah janji, selalu bersama!"

Memiliki mereka, mungkin adalah hal terbesar yang pernah Edward dapatkan karena mereka bertiga sama sekali tidak pernah meninggalkannya sendirian bahkan jika dia ingin.

"Apa kalian melupakan aku?"

Tiba-tiba terdengar suara dari Mikaella, tetapi itu bukan lah suara yang penuh dengan kegugupan seperti biasa, melainkan suara yang terdengar datar.

"Xilia-chan..."

Xilia memang merasa kalau dirinya sudah tidak mempunyai tempat di sisi tuannya, tetapi setelah mendengar dan melihat semua ini, dia pun memutuskan untuk keluar sekali lagi.

Xilia pun ikut melakukan apa yang dilakukan oleh Lily dan yang lainnya.

"Xilia juga mau bergabung."

Chamuel pun merasa sangat senang melihat Xilia yang asli akhirnya keluar dan bergabung dengan mereka.

Entah kenapa ini benar-benar mengingatkan Chamuel tentang masa lalu dimana semua anak-anak Zodiak berkumpul di hadapan tuannya sang Cahaya, itu adalah momen dimana mereka semua mengucapkan sumpah setia mereka kepada tuannya.

"Hahahaha...entah kenapa Chamuel kangen masa-masa ini."

"Ya~ Lily juga!"

"Masa-masa indah kita."

"Ya, Chamuel juga berpikir kaya gitu. Xilia-chan, kapan-kapan kita main lagi yuk sama Shar-chan kaya dulu lagi."

White pun juga tidak mau kalah dengan Chamuel dan Xilia, selama dia berada di tempat tuannya, orang yang paling akrab dengannya hanyalah Lily dan juga Aurelia adiknya, dia pun mulai berniat untuk membentuk hubungan itu lagi.

"Nona Lily, mari kita juga bermain-main seperti dulu."

"Ya~ tapi White suka curang jadi Lily merasa gak enak."

"White-chan memang selalu curang sih jadi Lily-chan gak mau!"

"Saya tidak pernah curang, itu hanyalah cara terbaik untuk saya memenangkan permainan itu."

"White-chan, itu bukan hanya soal menang atau kalah, tapi soal adil atau tidak!"

"Ya, itu benar!"

Itu adalah pertama kalinya anak-anak Zodiak saling berbicara satu sama lain tentang masa lalu dengan raut wajah bahagia yang terpancar sangat jelas di wajah mereka semua tanpa diselimuti kesedihan apapun, biasanya saat mereka mengingat tentang itu, hanya terpancar kesedihan yang mendalam akibat peristiwa yang menimpa mereka di masa lalu itu.

Chamuel pun menoleh ke arah Edward.

"Ed-chan...itu lah jawaban kami semua, mungkin semuanya gak ngumpul di sini, tetapi Chamuel yakin semuanya pasti memiliki perasaan yang sama!"

"Benar tuanku, sudah menjadi kewajiban kami untuk menemani Anda kemana pun Anda pergi."

"Master, mungkin aku masih belum bisa seperti dulu lagi, tetapi...ya, aku akan berusaha lagi."

"Ed, meskipun kamu menanyakan pertanyaan yang sama berkali-kali, jawaban kami akan sama seperti sekarang."

Mereka para anak-anak Zodiak adalah para anak-anak yang bisa belajar dari kesalahan mereka, mereka sudah tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama dengan meninggalkan tuan mereka sendiri untuk mengulangi kejadian yang sama lagi.

"Kamu adalah Master kami, kami tidak akan pernah meninggalkan Master kami lagi."

Mereka berempat pun melepaskan tangan Edward dan melihat satu sama lain, di situ lah mereka setuju untuk melakukan satu hal yaitu bersumpah setia seperti yang pernah mereka lakukan di masa lalu.

Mereka berempat pun berlutut di hadapan Edward dengan satu tangan mereka mereka tempelkan di dada dengan posisi badan membungkuk.

"Master..."

Di situ lah Edward pertama kali melihat hal yang sangat menakjubkan, tiba-tiba dari punggung mereka berempat keluar sayap yang sangat indah.

Mungkin Edward sudah pernah melihat sayap Archangel Chamuel yang mempunyai bulu-bulu yang sangat halus seperti kapas, tetapi ini terlihat lebih menakjubkan dari itu.

Di tubuh masing-masing mereka terdapat tatoo dengan pola-pola unik yang cantik, dan di dahi mereka muncul lambang-lambang Zodiak menurut Zodiak mereka masing-masing, Chamuel dengan Gemini sang Kembar, Xilia dengan Leo sang Singa, White dengan Virgo sang Gadis, dan Lily dengan Aquarius sang pembawa air.

"Master, aku Lilia Xea sang Aquarius."

"Aliya Xea, sang Virgo."

"Xilia Xea, sang Leo."

"Dan aku Philia Xea, sang Gemini."

"Kami anak-anak Zodiak dengan ini mengucapkan sumpah setia kepada-"

"Maaf tapi aku sama sekali tidak paham, sebenarnya kalian ini dari tadi bicara apa sih?"

Suasana itu pun telah hancur seketika dengan kata-kata Edward. Itu membuat Chamuel kesal dan menggembungkan pipinya.

"Mum...Master perusak suasana!"

"Hahahaha maaf-maaf, tapi ya...aku benar-benar tidak tahu apa yang kalian bicarakan, dan juga apa-apaan dengan situasi ini?"

"(sigh) Ya...Chamuel memang belum pernah jelasin sampai detail sih siapa Chamuel, Lily-chan, dan yang lain tapi...mau Chamuel jelasin sekarang?"

"Tidak, walau pun kau jelasin sekarang pun aku yakin kalau aku masih belum paham dan selain itu..."

Pada saat itu mereka semua melihat kalau Edward bukan lah Edward yang biasanya, melainkan seolah-olah seperti ada sang Cahaya yang berdiri di depan mereka.

Angin pun berhembus agak kencang yang membuat rambut putih Edward seolah-olah sedang menari-nari.

"Bukankah lebih baik jika melakukannya dengan anggota yang lengkap?"

"Master..."

White pun sadar bahwa apa yang dikatakan Edward itu benar karena mereka tidak bisa meninggalkan mereka semua dan melakukan upacara sakral ini dengan meninggalkan yang lainnya.

"Master berkata benar, saya rasa kita bertindak jahat kalau melakukan ini sekarang."

"(sigh) Benar sekali, apa kalian sudah lupa dengan janji kita?"

Tiba-tiba terdengar suara seorang gadis yang Edward sendiri belum pernah sekali pun melihatnya, dia adalah gadis naga yang mempunyai tanduk di kepalanya, Arashel yang tengah berjalan menuju mereka dengan anggunnya dan juga tidak lupa dia juga memasang senyuman yang sangat indah.

"(sigh) Chamuel rasa memang saat ini kurang cocok, baiklah kita tunggu saja sampai semuanya berkumpul."

Akhirnya mereka semua pun kembali ke wujud mereka yang biasanya dan bangkit berdiri.

"Untung saja aku sudah menebak ini jadinya aku mengirim klonku ke pulau kabut untuk memastikannya."

Ini adalah pertama kalinya Edward bertemu dengan Arashel karena di pertemuan yang sebelumnya dia masih dalam keadaan yang sangat parah dan juga meskipun dia sudah mengetahui tentang berita pertunangan itu, tetapi dia juga belum pernah bertemu dengan sang putri naga yang suka menyendiri itu.

Edward yang melihat itu masih merasa kebingungan dengan gadis yang tiba-tiba muncul itu, gadis itu terlihat seperti mengenal Lily dan yang lainnya tetapi dia sama sekali belum pernah bertemu dengannya.

"Eh, Siapa kamu...?"

Arashel terlihat sangat senang karena akhirnya tiba juga waktunya dia untuk bertemu dengan Edward dengan keadaan yang sehat, dia pun segera memeluk tuannya itu dan menempelkan kepalanya di dada tuannya dengan penuh rasa bersyukur.

"Ah...My Master...akhirnya aku bisa melihatmu dalam keadaan sehat."

"Eh? Ma-maaf apa kamu lagi tersesat dek? Mau kakak anterin ke rumah?"

"Jeez! Dasar Master itu memang suka jahil ya?"

"Arashel-chan, Ed-chan itu bener-bener gak tahu, Ed-chan saja belum pernah tahu Arashel-chan itu seperti apa."

"Oh my, benarkah?"

"Ja-jadi kau ya Arashel itu?"

"Ya, tentu saja!"

Pada saat itu tiba-tiba datang berbondong sekelompok orang-orang dengan memakai jubah hitam, mereka adalah anggota dari Leon dan juga tidak lupa pangeran Julius dan yang lainnya juga ikut bersama mereka.

Edward merasa senang karena di sana dia melihat Koharu yang sudah bisa berjalan karena berkat sihir penyembuh tingkat tinggi milik Amriel.

Koharu yang mendengar keseluruhan cerita pun merasa sangat berterima kasih terutama kepada Chamuel yang telah memanggil anak buahnya untuk menyembuhkannya, dia mendekati dan menatap Chamuel dengan tatapan yang malu-malu dan keluar lah suara yang sangat halus.

"Te-terima kasih karena sudah menyelamatkanku..."

"Koharu-chan kalau ingin berterima kasih maka berterima kasih lah kepada Ed-chan karena berkat dia lah Chamuel memanggil Amriel-chan."

Koharu dengan malu-malu pun mendekati Edward, dia mengalihkan pandangan matanya, tetapi terlihat jelas kalau wajahnya sampai memerah karena malu.

"Ke-ketua, terima kasih...dan maaf karena-"

"Hahahaha...tidak perlu minta maaf, kau sudah melakukan pekerjaanmu dengan sangat baik, ingat lah untuk selalu waspada karena akan selalu ada orang yang berada di atasmu."

Chamuel yang tidak tahan dengan sifat malu-malu Koharu pun segera memeluknya dan menggesek-gesekkan pipinya ke pipi Koharu.

"Yo, pangeran Xavier...dan juga putri Arashel."

Ini pertama kalinya Edward merasa senang melihat Julius karena dia saat ini membutuhkan bantuannya untuk mengulur waktu untuk dimulainya perang.

"Julius...aku punya permohonan untukmu."

Edward adalah calon dari Kaisar dan merupakan atasan dari semuanya, tentu dia tidak perlu melakukan itu karena hanya dengan perintah saja dia bisa menggerakkannya beserta yang lain.

"Tidak perlu sampai membungkukkan kepala Anda seperti itu pangeran Xavier, cukup dengan perintah saja kami semua-"

"Tidak...sudah kubilang kalau ini bukan lah perintah, tapi sebuah permohonan...tolong ulur waktu agar kekaisaran tidak menyerang, aku akan berusaha menghentikan semua kegilaan ini!"

Benar, memang kalau perang ini benar-benar berlanjut, Edward tidak mempunyai pilihan selain menunjukkan kepada dunia kekuatannya, Lily, dan yang lain yang mutlak dan membuat mereka semua takut dengan itu sehingga berpikir kalau Edward dan yang lain adalah monster.

"Tapi apa yang akan Anda-tidak, kalian lakukan?"

"Kami akan mengembalikan ingatan dari Tamamo sesegera mungkin dan mengantarkannya menuju ke singgasananya."

"Apakah itu memang bisa dilakukan?"

Edward tidak tahu apakah bubuk mimpi yang telah ia berikan kepada Kon itu akan bekerja atau tidak, tetapi setidaknya dia perlu untuk melakukan hal lainnya.

Pada saat itu lah Chamuel yang tahu berbagai macam hal yang tidak Edward tahu menunjukkan pengetahuannya yang sangat luas.

"Ed-chan, Chamuel punya ide."

"Ide? Itu bukan ide yang aneh-aneh kan?"

"Bukan lah! Chamuel juga tahu kapan waktunya buat bercanda atau gak! Tapi..."

"Tapi?"

"Itu mungkin agak bahaya...bagi Ed-chan."

"Bagiku?"

Chamuel memang berpikir kalau itu mungkin akan menjadi solusi bagi permasalahan yang mereka hadapi sekarang, tetapi itu juga membuat Chamuel khawatir jika ada apa-apa dengan Edward.

Edward tidak takut akan bahaya, dia juga tidak masalah jika harus mengeluarkan seluruh kekuatannya asalkan dia bisa membuat ingatan Kon kembali dan dia bisa berubah menjadi wujudnya yang semula.

"He~h asalkan itu bisa membuat ingatannya kembali, aku tidak keberatan."

"Ed-chan yakin?"

"Ya, aku sama sekali tidak keberatan, memangnya monster macam apa yang aku harus hadapi?"

"Ed-chan, itu bukanlah monster seperti yang Ed-chan pikirkan sekarang, tetapi monster dalam artian lain."

Chamuel tidak tahu apa dia harus mengatakan ini atau tidak kepada Edward, tetapi karena Edward adalah orang yang tidak pernah tergoda maka dia pun mencoba yakin bahwa Edward bisa melakukan ini.

"Sebenarnya ada suatu benda yang bisa menyembuhkan amnesia di dunia ini, tetapi itu terletak di tempat yang mungkin salah satu tempat paling berbahaya di dunia ini...bagi lelaki."

Edward merasa janggal dengan kata-kata Chamuel yang terakhir, yaitu tempat yang paling bahaya bagi lelaki.

"Bagi lelaki? A-apakah itu artinya!"

"Ed-chan sudah punya gambarannya ya? Benda itu terletak di sebuah tempat yang dihuni oleh ras Mermaid."

Edward pun langsung tahu dengan apa yang Chamuel maksud dengan bahaya karena memang ras Mermaid juga adalah ras yang paling Edward hindari selain Succubus, dia tidak pernah mau mendekat ke wilayah kekuasaan mereka bahkan walaupun dia dibayar dengan emas segunung sekalipun.

"Geh! Kenapa harus Mermaid?!"

"Apa Ed-chan tahu tentang Mermaid?"

"Ya-ya aku pernah mendengar dari para pelaut kenalanku sih..."

"Ketua, memangnya apa ada masalah?"

"Bisa dibilang ya...itu masalah besar."

"Masalah be-besar?"

Ras Mermaid adalah ras yang seluruhnya berjenis kelamin perempuan yang cantiknya bahkan dikatakan melebihi ras-ras yang berparas indah seperti Malaikat ataupun Elf.

"kau tahu semua Ras Mermaid itu perempuan yang berparas sangat cantik."

Para laki-laki di sana pun terlihat bersemangat dengan itu, mereka menjadi membayangkan kalau kota yang dihuni para Mermaid itu adalah surga bagi mereka.

"O~h kalau begitu mau aku yang menggantikanmu ketua?"

"Yaa aku tidak keberatan sih, asal kalian bisa pulang dengan selamat."

Para lelaki yang bersemangat tadi tiba-tiba mengeluarkan keringat dingin karena mendengar itu karena mereka tahu kalau ketua mereka pasti mengatakan sesuatu seperti itu berdasarkan dengan kenyataan.

"Ke-ketua, memangnya a-ada apa di sana."

Tentu sekilas itu nampak sesuatu yang selalu diidam-idamkan para laki-laki untuk bisa dikelilingi wanita-wanita seperti itu, tetapi kenyataannya sangat lah bertolak belakang dimana karena semua ras Mermaid itu wanita, berarti mereka harus menjalin hubungan dengan laki-laki dari ras lain dan itu lah bagian mengerikannya, tempat yang seperti surga itu sebenarnya adalah neraka bagi laki-laki karena semua laki-laki yang tertangkap oleh mereka akan terus dijadikan budak sampai mereka mati.

"Yaa mungkin kalian akan ditangkap dan dijadikan budak, ka-kau tahu ju-juga dalam artian 'itu'."

"Bu-budak!"

"Dan setelah kalian bertambah tua dan sudah tidak bisa mereka gunakan, maka mereka akan memakanmu saat itu juga."

Tentu tidak ada orang yang cukup bodoh untuk mau mengorbankan seluruh hidupnya untuk menjadi budak para Mermaid meskipun paras mereka semua luar biasa cantik.

"Ta-tapi bukankah kita bisa melawan?"

"Itu mustahil karena setelah kau terkena sihir kecantikan mereka, maka kau tidak akan berdaya lagi bahkan untuk sekedar menolak keinginan mereka."

Itu benar, bagi Edward Mermaid itu lebih gila dan kejam daripada Succubus karena seburuk-buruknya Succubus, mereka tidak akan menjadikan seseorang budak dan memanfaatkan semua hal yang ada di orang itu melainkan dia hanya akan menyerap energi kehidupan orang itu dan mengakhiri penderitaannya.

Koharu yang mendengar itu juga merasa khawatir dengan Edward, dia tahu Edward itu kuat tetapi melihat bahaya yang dihadapi Edward itu berbeda dengan bahaya yang biasanya maka dia tidak punya pilihan lain selain merasa khawatir.

"Ketua, kalau begitu biarkan aku saja yang-"

"Tidak, kalian punya tugas penting untuk mencari dan memata-matai orang itu jadi serahkan saja yang ini kepadaku."

Tentu walaupun Edward selama ini tidak pernah melirikkan matanya kepada sesuatu yang seperti itu karena pada faktanya walaupun Edward pernah digoda oleh wanita sempurna seperti White pun dia masih tidak menggubrisnya, tetapi lain halnya jika para Mermaid memakai sihir yang Edward tidak ketahui, oleh karena itu dia masih bisa merasakan kekhawatiran akan bahaya yang datang dari para Mermaid.

"Ed-chan...apa Ed-chan yakin? Kalau gak biarkan kami saja yang kesana."

"Ya, aku pasti tidak akan kenapa-napa, lagipula aku pernah mendengar kalau presentase orang yang berkembang biak dengan ras selain dari rasnya itu kurang dari satu persen, jadi mungkin jumlah mereka tidak terlalu banyak."

"Baiklah kalau gitu, kita juga akan berusaha melindungi Ed-chan."

Tentu dengan adanya para gadis yang mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa itu memberikan rasa aman yang sangat besar bagi Edward sendiri, bahkan Edward sangat yakin kalau selain itu jika ada apa-apa dengannya dia mungkin masih bisa membuat jalan keluar dengan mengeluarkan seluruh kekuatan Cahayanya.

"Tidak perlu, kau tahu aku juga sudah lumayan kuat kan bagi kalian?"

"Ya memang sih...tapi kalau urusan 'itu' Chamuel gak bisa jamin."

"Tenang saja, yang lebih penting lagi apa item yang kau maksud bisa mengembalikan ingatan itu?"

"Ah...itu sebenarnya adalah buah Apel Emas yang dikenal dengan Apple of Eden, yaa Ed-chan tahu lah kenapa tempat itu disebut Eden."

Dari namanya saja Edward sudah beranggapan kalau Apel ini mempunyai kekuatan yang luar biasa, dia pun menjadi bersemangat dan menebak-nebak kekuatan dari Apel itu.

"Apel Emas ya? Jadi apa kekuatan Apel itu"

"Yang Chamuel tahu kalau Apel itu bisa menyembuhkan penyakit apapun walau disebabkan oleh sihir kutukan, atau penyakit alami sekalipun jadi mungkin saja ingatan Kon-chan bisa kembali setelah memakan Apel itu."

Edward pun sedikit terkejut mendengar kalau Apel Emas itu bisa menghilangkan segala bentuk penyakit sampai-sampai ekspresi wajahnya berubah menjadi serius.

"Ngomong-ngomong apakah itu sudah pasti?"

"Sejauh yang Chamuel tahu sih kaya gitu."

"Hmmm...kalau begitu ada berapa banyak jumlah Apel yang mereka miliki?"

"Kalau untuk pastinya sih Chamuel belum mastiin, tapi Chamuel pernah denger kalau Pohon dari Apel itu akan berbuah selama seratus tahun sekali, dan itu hanya menghasilkan satu buah apel."

"Hmmm...baiklah kalau begitu tujuan kita sudah pasti. Aku, Chamuel, White, dan Lily akan membawa Kon dan pergi ke tempat para Mermaid."

Mikaella yang masih dalam kesadaran Xilia dan Arashel pun keberatan dengan keputusan Edward itu karena mereka sama sekali tidak diajak bersama dengannya, mereka berdua juga ingin sesekali berpetualang bersama Edward seperti Chamuel dan yang lainnya.

"Ditolak, Master aku juga ikut."

"Aku juga, mana mungkin aku membiarkan tunangan tercintaku pergi tanpa ditemani olehku."

Tentu Edward tidak begitu saja memutuskan ini karena dia telah memikirkan dengan sungguh-sungguh tentang pembagian tugas ini.

"Mika- Ehm kalau tidak salah Xilia, kau akan bertugas menjaga anak-anak yang aku selamatkan dan juga orang-orang di kota ini jadi-"

"Kalau begitu kenapa aku? Bukannya White lebih cocok?"

Tentu Edward juga sudah memikirkan itu mengingat White mempunyai wujud yang mirip seperti para manusia hewan jadi tidak ada yang aneh jika dia terus berada disana.

"Tidak, karena kemungkinan tempat yang akan kami tuju itu di bawah laut maka kekuatan es White bisa berguna jika ada sesuatu yang mengancam."

Kalau itu di dalam air, tentu White akan menjadi sosok yang tak terkalahkan karena dia bisa membekukan lawannya dengan seketika, tidak seperti ketika di darat.

"Chamuel juga sebagai orang yang tahu maka dia juga perlu ikut, lalu Lily...gak ada alasan sih tapi dia harus ikut."

Sebenarnya Lily tidak perlu untuk ikut dengan mereka, tetapi mengingat Lily mungkin akan melakukan sesuatu yang gila maka Edward harus mengajak Lily bersamanya.

"Bukannya akan lebih aneh jika ada Archangel yang menjaga kota Beast?"

"Itu tidak masalah jika kau bisa menyamar, aku tahu kalau mau bisa mengubah wujudmu ke berbagai bentuk jadi kurasa kau bisa menumbuhkan ekor dan juga telinga hewan."

"Mum...kenapa aku harus melakukan itu."

"Aku mohon Mika- Xilia, tolong lindungi para anak-anak yang aku selamatkan dan juga orang-orang yang menderita di kota ini, jangan biarkan para tentara dari kubu mana pun menyakiti mereka."

Xilia pun sudah tidak bisa menolak permintaan dari Edward, dia dengan berat hati pun harus tinggal dan mengikuti apa yang dikatakan Edward padanya.

"(sigh) baiklah Master, tapi beri aku imbalan untuk kerja keras ini."

Setelah Xilia, kali ini giliran Arashel yang melakukan protes kepada Edward.

"Ehm! Jadi apa alasan aku tidak bisa ikut?"

"Arashel, kau kan seorang putri naga jadi jika ada apa-apa denganmu-"

"Papa Darling, mungkin kalau kita baru saja bertemu tapi aku harap Papa Darling tidak salah sangka denganku, aku bukan lah putri biasa yang lemah dan selalu ingin dilindungi oleh pangerannya, aku adalah Arashel sang putri naga emas, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

"Pa-papa Darling?!"

Arashel adalah sosok yang sama sekali tidak bisa diabaikan begitu saja karena dia sangat lah kuat, bahkan kekuatannya digadang-gadang setara atau bahkan lebih kuat dari Archangel Michael dan juga ayahnya sendiri sekalipun.

Di dunia ini tidak ada satu orang pun yang cukup bodoh untuk meremehkan kemampuan dari ras Naga karena mereka adalah ras yang menduduki posisi teratas di dalam dunia ini dengan kekuatan dan ketahanan tubuhnya yang luar biasa jauh di atas manusia normal.

"Tidak, aku sudah tahu itu...tapi ya Arashel...aku khawatir kalau ayahmu..."

Ini adalah hal yang paling Edward permasalahkan yaitu ayah dari Arashel yaitu sang kaisar naga yang dikenal selalu overprotektif kepada putrinya, dia bahkan pernah hampir memenjarakan orang hanya karena dia berani mendekati putrinya.

"Kalau soal ayahku itu tidak perlu dikhawatirkan, aku sudah menyegelnya di kamarnya jadi dia tidak akan bisa keluar selama seminggu."

Bagi Arashel, ayahnya adalah seorang yang akan menjadi halangan baginya untuk mendekati Edward karena bahkan saat dia meminta izin untuk pergi menemui Edward, ayahnya bertingkah seperti orang gila dan membuat Arashel tidak mempunyai cara lain selain menyegel ayahnya sendiri, sang Kaisar Naga.

"Me-menyegel? A-apa kau menyegel ayahmu sendiri?"

"Ya, karena dia mengancamku untuk membatalkan pertunangan kita jadi aku segel saja ayah bodoh itu."

"A-aku tidak tahu kalau anak perempuan itu bisa semengerikan ini...(sigh)"

Arashel pun merasa kalau dengan ini masalah dengan ayahnya sudah teratasi, lagipula dia juga tidak mau ayahnya menghancurkan masa-masa dimana dia ingin bebas dari belenggu putri kerajaan dan bisa menjadi seperti Chamuel yang selalu bisa bebas kemana pun dia pergi.

"Dengan itu masalah selesai kan, Darling?"

Edward tidak tahu dia harus bereaksi seperti apa lagi mendengar apa yang telah Arashel lakukan kepada ayahnya sendiri, sang Kaisar Naga.

"Dan juga jika menggunakanku maka perjalanannya akan menjadi lebih mudah karena aku adalah naga, aku bisa membawa semua orang sekaligus menuju ke tempat para Mermaid itu."

"(sigh) kurasa aku tidak punya pilihan lain."

Mereka semua termasuk Julius pun terbagi menjadi empat kelompok, kelompok pertama yaitu tim Edward yang akan membawa Kon menuju ke tempat tinggal para Mermaid untuk mengembalikan ingatannya, tim kedua yaitu Julius dan kelompoknya yang bertugas untuk menghalangi agar pihak kekaisaran Aritophia tidak menyerang dulu, tim Koharu yang bertugas mencari biang keladi dan memata-matai mereka, tim Halt yang bertugas untuk menghalangi para Beast untuk mengulur waktu selambat-lambatnya, dan yang terakhir yaitu tim Mikaella yang dibantu oleh Selena dan beberapa anggota Leon bertugas mengungsikan para penduduk yang lemah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak mengenakkan.

"Baiklah semuanya, mungkin ini akan menjadi misi yang susah tetapi ingatlah peraturan ini, sayangi nyawa kalian, jangan melakukan hal-hal yang terlalu mustahil, dan kembalilah dengan selamat!"

"Baik!"

Koharu dan timnya pun dengan cepat langsung pergi dari tempat itu untuk menjalankan misi dari Edward.

Marielle pun mendekati Edward dan memeluknya, dia sebenarnya ingin ikut dengan Edward, tetapi karena dia juga telah dipanggil kembali karena posisinya sebagai sepuluh ksatria, maka dia harus segera kembali secepatnya.

"Ed, semoga kau selamat!"

"Sudah kubilang berhenti memelukku!"

"Ehm! Bisakah kau tidak menggoda Darlingku di depanku, CALON ISTRInya?"

Marielle memang dari awal tidak pernah menyukai Arashel yang dianggap sebagai pengganggu yang tidak diinginkan, dia menatap Arashel dengan tatapan yang tidak mengenakkan yang mengakibatkan suasana berubah menjadi mengerikan.

"Tch! Dasar wanita menjengkelkan."

Marielle pun menyentuh pipi Edward dan tersenyum dengan lembut.

"Kalau begitu sampai berjumpa lagi, Ed."

"Ya, kau juga...dan cepat lepaskan aku atau akan ada sesuatu yang buruk di sini."

Marielle pun melepaskan Edward dan segera pergi dengan Maribelle, Julius, dan Shaleem untuk menjalankan tugas mereka masing-masing.

"Master, dan juga yang lainnya, kalau begitu kami juga mohon pamit."

"Jaga dirimu baik-baik ya, Xilia, Selena, dan juga yang lainnya juga."

"Ya, aku sudah tidak sabar untuk menanti hadiahku."

"Ya-ya baiklah."

"Baiklah, ketua juga jangan sampai kenapa-napa karena itu bisa membuat Koharu sedih."

Xilia pun segera pergi bersama dengan timnya yang selain Selena merupakan orang-orang dari ras manusia hewan, mereka segera berpencar dan mengungsikan para penduduk terutama para orang tua dan anak-anak yang sudah lemah.

"Kalau begitu kami jua pamit."

"Halt, Whiss, ingat jangan segan-segan!"

Halt dan Whiss tahu kalau Edward mungkin beranggapan kalau dia dan Whiss akan segan menggunakan kekerasan terutama kepada mereka sesama manusia hewan, tetapi mereka berdua tidak akan segan karena mereka berdua selalu menganggap tidak ada perbedaan antara ras manusia maupun ras manusia hewan, dan juga jika itu bisa menghindari jatuhnya korban lebih banyak maka mereka tidak akan segan membunuh orang-orang meskipun mereka dari ras manusia hewan sekalipun.

"Tenaglah ketua, intinya seperti biasa kan?"

"Maaf."

Whiss pun mendekati Edward yang merasa tidak enak kepadanya dan Halt.

"Jangan minta maaf, itu sudah menjadi hal yang biasa, jika kita membiarkan mereka maka orang-orang yang tidak tahu apa-apa pun bisa ikut menjadi korban jadi jangan merasa bersalah."

"Ya, benar apa kata wanita bodoh itu, jangan merasa bersalah karena itu sudah menjadi hal yang biasa di dunia ini."

"Baiklah kalau begitu, kalian berdua...semoga kalian baik-baik saja."

"Hah, tentu saja kami akan baik-baik saja, yang lebih penting lagi khawatirkan tentang dirimu karena tempat yang akan kau tuju itu jauh lebih mengerikan dari perang sekalipun."

"Ya, baiklah."

Halt dan Whiss pun mulai berjalan meninggalkan Edward, Whiss dengan riangnya melambai-lambaikan tangannya kepada Edward.

"Da~h sampai jumpa lagi!"

Akhirnya hanya tersisa tim Edward sendirian di sana.

"Baiklah kalau begitu ayo kita segera menyusul Kon dan pergi ke tempat para Mermaid itu."

Mereka semua pun semangat dan mengangkat kedua tangannya dengan wajah gembira seolah-olah mereka sama sekali tidak mempunyai rasa takut terhadap Mermaid.

"O~h!"

Itu adalah saat-saat yang paling berat bagi gadis rubah kecil yang mempunyai bulu keemasan, masa-masa dimana dia tiba-tiba terbangun di sebuah padang rumput tanpa ingatan atau apapun, yang ada pada dirinya hanyalah pakaiannya yang sudah rusak dan juga kebesaran.

"Dimana aku?"

Gadis rubah itu terlihat kebingungan dengan apa yang telah terjadi dengan dirinya, dia pun melihat ke sekitarnya dan menemukan sebuah tubuh wanita yang penuh luka dan sudah tidak bernyawa.

"Ma-mayat? Ke-kenapa ada mayat di sini?"

Itu membuat dirinya sangat terkejut karena, dia tidak tahu siapa wanita itu, dia berusaha mengingat apa yang telah terjadi kepadanya dan anehnya dia sama sekali tidak mengingat apapun, bahkan tentang dirinya sendiri. Tetapi meskipun seperti itu dia terlihat mengenal siapa mayat yang berada di sampingnya itu.

[Eh...kenapa? kenapa dadaku...sesak?]

[Siapa aku? Dimana aku?]

[Kenapa aku menangis?]

Gadis rubah itu terus berusaha mengingat-ingat tentang siapa dirinya, tetapi dia sama sekali tidak bisa mengingatnya.

[Siapa aku?]

[Dimana ini?]

[Siapa wanita itu?]

Gadis rubah itu terus menerus berusaha mengingat apapun yang dia bisa, tetapi tetap dia tidak mengingat apapun, bahkan semakin dia berusaha, kepalanya merasakan sakit yang amat sangat.

[Siapapun...tolong aku]

[Tolong aku...]

[Aku mohon]

Kloningan Arashel itu mendengar cerita dari Kon dan berpikir bahwa sebenarnya ingatan Kon sudah mulai kembali dengan sendirinya.

"Jadi seperti itu ya mimpi yang kamu alami?"

"Ya..."

Tetapi walau ingatan Kon mungkin suatu saat akan kembali, saat ini mereka sudah tidak mempunyai banyak waktu untuk mencegah peperangan ini.

"Aku rasa ingatanmu itu masih belum akan kembali ya? (sigh) kurasa kita memang harus mencari Apel Emas."

"Apel emas? Apa itu? apa itu bisa dijual?"

"Aku akan menjelaskannya nanti, yang jelas untuk sekarang, tamu kita sudah datang."

"Kon!"

Kon pun terkejut karena Edward yang tiba-tiba datang kesana, tetapi walau dia senang, Kon merasa marah karena Edward meninggalkannya di pulau antah berantah ini tanpa bisa kembali untuk bertemu teman-temannya.

"Hmph!"

"Oi ada apa dengannya?"

"Mungkin dia marah karena Darling meninggalkan dia disini."

"Oi ayolah ini bukan waktunya untuk bercanda, kita harus segera bergerak atau perang akan benar-benar terjadi!"

Kon terkejut mendengar itu, wajahnya mengeluarkan ekspresi yang seolah-olah tidak mempercayai semua itu.

"Perang! A-apa maksudnya?"

"Saat ini Kekaisaran para Beast telah mendeklarasikan perang dengan kekaisaran Aritophia."

"Kalau begitu bagaimana dengan teman-temanku disana? Aku mau kembali sekarang juga."

Edward tahu kalau Kon mencemaskan teman-temannya, tetapi misi kali ini sangat lah penting sehingga dia sudah tidak bisa menundanya lagi, dia harus mengembalikan ingatan Kon secepat yang ia bisa.

"Jangan khawatir, teman-temanmu sekarang aman berada di tangan Mika-nee dan yang lainnya, yang lebih penting lagi kau, Kon!"

Edward memegang kedua pundak Edward dan menatapnya dengan serius.

"Eh aku?!"

"Kita harus segera mengembalikan ingatanmu dan mengembalikan wujudmu menjadi seperti semula!"

Kon sama sekali tidak tahu apa yang Edward maksud dengan perkataannya itu, dia pun hanya menatap Edward dengan tatapan penuh kebingungan.

"Ingatan? Wujud? Apa maksudnya?"

"Apa kau sudah lupa kalau aku pernah bilang kalau kau itu Tamamo?"

"Ta...ma...mo?"

"Ya, kau adalah Empress dari kekaisaran para Beast, Tamamo no Mae!"

Kon malah lebih bingung setelah mendengar perkataan Edward, dia benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya Edward maksud dengan itu.

"Ed-chan gendong saja dia, sudah gak ada waktu buat ngejelasin!"

"Eh? Tu-tunggu!"

Edward dengan segera menggendong Kon dan berlari menuju Arashel yang sudah dalam wujud naga emas raksasanya.

Di sana sudah ada Lily, Chamuel dan White yang sudah duduk di atas kepala Arashel, dan juga tidak ketinggalan Aria, Sharon dan yang lainnya yang juga berada di sana.

Mereka sudah mendengar situasi yang buruk itu dari Arashel, tetapi mereka juga tidak bisa melakukan apapun karena mereka Sharon dan yang lainnya harus tetap menjalani latihan dan Aria juga menjadi pelatih mereka.

"Aku ingin membantu sih...tapi."

"Gak apa-apa, Aria, Shar, dan yang lain tetap disini, serahkan Ed pada kami."

"(sigh) baiklah kalau begitu, kami menyerahkan papa kepada Anda nona Lily, Chamuel, kak White, dan kau Arashel."

"Ya~"

Sharon dan Evelyn pun takjub melihat wujud naga Arashel yang sangat besar dan cantik, mereka pun mengusap-usap kulit keras Arashel dengan tatapan takjub.

"Wa~h...ini pertama kalinya aku melihat naga seperti ini."

Ini memang wajar karena itu adalah pertama kalinya mereka melihat naga Long yang bertubuh ramping dan panjang seperti ular dengan tanduk di kepalanya.

"Aku juga sama, selama di kerajaan Elf aku sama sekali tidak pernah melihat naga yang seperti ini."

"Ka-kalian berdua, aku tahu kalau kalian kagum tetapi tolong hentikan itu, tubuhku yang sekarang masih lah sensitif."

Dalam kondisi biasanya, Arashel tidak lah selemah itu sehingga dia bisa merasakan usapan dari Evelyn dan juga Sharon, tetapi itu karena kekuatannya belum sepenuhnya kembali jadi dia sekarang tidak sekuat yang biasanya.

"Ah...maafkan kami."

"MINGGIR!"

Edward pun terlihat dari kejauhan berlari sambil menggendong Kon yang masih kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi, dia pun langsung melompat ke kepala Arashel.

"Huft, akhirnya."

Lily dan yang lainnya pun menatap Kon dengan tatapan penuh keirian dan membuatnya merasa sama sekali tidak nyaman.

"Ummm...bisakah tuan menurunkanku sekarang? Entah kenapa aku merasa tidak enak dengan keadaan ini."

Tidak hanya Kon, tetapi Edward juga merasakan tatapan itu dari segala penjuru arah yang juga membuatnya merasa risih.

"Ba-baiklah."

Arashel pun mulai bergerak dan bersiap untuk segera terbang menuju ke tempat dimana para Mermaid berada.

"Baik, ayo kita berangkat!"

"O~"

Akhirnya Arashel mulai terbang dengan wujud naga emas cantiknya. Aria dan yang lainnya pun melambaikan tangan mereka dan hanya bisa berharap kalau tidak ada sesuatu yang buruk menimpa mereka, terutama Edward yang merupakan satu-satunya laki-laki yang berada di dalam kelompok mereka.

"Papa~ hati-hati ya!"

"Tenang saja, aku pasti akan baik-baik saja!"

Arashel pun terbang semakin menjauh dan menjauh meninggalkan Aria dan yang lainnya sehingga sekarang dia sudah tidak terlihat lagi.

"(sigh) Baiklah kalau begitu mari kita lanjutkan latihan hari ini."

Lilith terlihat tidak menyukai itu, dia masih ingin bersantai dan libur dari segala aktivitas yang berhubungan dengan latihan.

"Eh, latihan lagi?!"

"Tentu saja, papa sekarang sedang berusaha keras jadi kalian juga harus menjadi kuat secepatnya!"

"Tapi bagaimana dengan anak baru itu? kau tidak terlihat sedang melatihnya."

Memang selama Cornelia berada di sini dia masih belum menerima latihan apapun dari Aria, dia hanya menghabiskan waktunya untuk membaca buku dan belajar tentang semua yang ada di dunia ini.

"Jangan meremehkannya, walaupun dia terlihat tidak berdaya, anak itu sudah dalam tahap terakhir untuk membangkitkan kekuatannya."

"Ta-tahap terakhir! A-apa mungkin!"

"Ya, dia berkali-kali lebih kuat dari kalian yang sekarang."

Di dunia ini sangat banyak hal yang masih belum Aria ketahui dan masih tetap menjadi misteri sampai sekarang dan salah satunya tentang Cornelia, dia terlihat lemah pada saat dia yang biasanya tetapi itu berbeda saat dia memakai kekuatan yang disebut Valkyrie yang bahkan mampu melebihi kekuatan fisik dari Aria.

"Asal kalian tahu kalau dia bahkan bisa memojokkanku dalam pertarungan fisik, yah meskipun dalam sihir aku menang mutlak."

Memang kemampuan fisik dari Aria tidak lah sekuat Lily ataupun White, bahkan Arashel karena dia bukan tipe garis depan, tetapi kemampuan fisiknya juga tidak bisa diremehkan begitu saja karena dia bisa memberikan one-hit KO kepada para petualang kelas atas sekalipun.

"Karena itu dia menunggu kalian karena dia tidak mau sendirian ketika dia membangkitkan kekuatannya."

Arashel sekarang sedang terbang dengan sangat cepat, tetapi anehnya Edward sama sekali tidak merasakan dirinya akan terhempas kuatnya angin atau apapun, bahkan dia bisa berdiri tanpa takut akan hempasan angin yang mungkin bisa menerbangkannya.

"Oi Arashel, kenapa aku sama sekali tidak terhempas walau kau melaju secepat ini? apakah ini semacam sihir?"

"Ya tentu saja, aku menggunakan sihir seperti dinding yang akan menghalau angin apapun dan juga beberapa sihir lainnya agar Darling dan yang lain merasa nyaman."

Tentu di dunia itu terdapat banyak sekali jenis dari ras naga, mulai dari naga Dragon yang mempunyai wujud bersayap, mempunyai kaki dan tangan dan juga ekor yang besar, sampai naga Long yang mempunyai bentuk memanjang seperti ular dengan empat kaki yang di masing-masing jarinya terdapat kuku yang panjang.

Memang semua naga mempunyai ras asal yang sama yaitu Naga, tetapi diantara mereka semua naga Long lah yang dikenal mempunyai sifat yang baik dan tidak suka berbuat keonaran seperti jenis-jenis naga yang lainnya yang suka menyerang kota dari ras-ras lemah, bahkan diantara mereka ada yang bepergian ke Iume dan menyebabkan masalah bagi para ras yang ada di sana dan akhirnya mereka masuk ke dalam Quest dan menjadi target buruan para petualang tingkat atas.

Edward pun mulai menatap Arashel dari kepalanya sampai ke ekor dan dia pun masih merasa kagum akan hal ini, memang Arashel bukan naga Long pertama yang pernah Edward lihat, tetapi entah kenapa serasa ada yang berbeda dengan wujud naga Long Arashel yang berwarna emas itu.

"Ada apa Darling? Apa kamu tertarik dengan tubuhku?"

"Yaa...aku sebenarnya hanya berpikir bahwa wujudmu itu benar-benar indah."

"Eh? A-apa yang Darling maksud tiba-tiba, ka-kalau mau yang seperti itu setidaknya tunggulah sampai-"

"Arashel-chan, jangan begitu mudahnya termakan kata-kata Ed-chan karena apa yang Ed-chan maksud itu sangat lah berbeda dari yang Arashel-chan pikirin."

"Eh?! Aku hanya mengungkapkan yang aku pikirkan."

"Eh? A-apa Ed-chan sudah mulai tertarik dengan..."

"Aku hanya memikirkan betapa kerennya kalau aku juga bisa berubah seperti ini."

Chamuel yang harapannya sudah naik pun kembali jatuh karena Edward sama sekali masih belum berubah, dia hanya tertarik dengan wujud naga Arashel, bukan kepada orangnya sendiri.

"(sigh) Chamuel memang sudah menduganya, Ed-chan memang masih Ed-chan yang biasanya."

"Ummm...ngomong-ngomong apakah boleh aku minta penjelasan kenapa aku diajak sekarang?"

"Baiklah aku akan menjelaskannya kepadamu sekarang."

Edward pun menjelaskan segalanya kepada Kon dengan pelan dan mudah dimengerti agar Kon bisa paham dengan situasi dari Kekaisaran Aritophia dan juga Kekaisaran para Beast.

Setelah menjelaskan cukup panjang lebar, akhirnya Kon pun tahu tentang situasi saat ini yang sudah mencapai level bahaya sehingga perang pun bisa terjadi kapan pun waktunya.

Setelah mendengar itu dia pun benar-benar terkejut dengan dirinya yang selama ini adalah Empress dari kekaisaran Beast, Tamamo no Mae yang sepak terjangnya terkenal sampai ke penjuru negeri.

Ras manusia hewan adalah ras yang kurang lebih sama dengan manusia, tetapi diantara mereka banyak sekali jenis-jenisnya mulai dari Kelinci, Kucing, Singa, Harimau dan masih banyak yang lain sehingga banyak terjadi perpecahan diantara mereka, bahkan melebihi manusia, dan orang yang menyatukan mereka itu lah sang Empress rubah berekor sembilan, Tamamo no Mae yang bisa menyatukan seluruh ras manusia hewan dengan membentuk kekaisaran yang membawahi setiap wilayah dari masing-masing jenis manusia hewan.

"A-aku, Tamamo? Bagaimana bisa?"

"Jawabannya mudah, Tamamo itu sudah menghilang sudah hampir satu tahun, dan itu adalah waktu yang sama ketika kau hilang ingatan, apalagi mendengar kalau bajumu yang compang-camping dan juga fakta bahwa kau adalah rubah juga sudah cukup untuk membuktikan itu."

"Maksudnya?"

"Apa kau tahu kenapa kau tidak pernah menemukan manusia rubah lain selama ini?"

Selama ini Kon memang merasa aneh karena dia sama sekali tidak pernah bertemu dengan mereka di sebuah kota yang ramai seperti kota Tennou.

"Benar juga..."

"Itu karena selain karena langka, kalian para Manusia Rubah itu selalu tinggal menyendiri di gunung."

Manusia rubah merupakan jenis dari ras manusia hewan yang sudah sangat langka, terutama karena kebanyakan dari mereka memilih untuk tinggal di sebuah wilayah yang tersembunyi dan cenderung menjauh dari kota yang ramai, tentu itu merupakan sesuatu yang aneh ketika pertama kali Edward mendengar cerita Kon tentang dirinya yang kehilangan ingatan, apalagi dengan fakta ras Manusia Rubah yang selalu menjauh dari kota-kota apalagi seperti kota Tennou yang sudah seperti pusat keramaian.

"Dan Manusia Rubah yang pernah aku dengar dan lihat hanyalah Tamamo sang rubah ekor sembilan dan juga dua pengikutnya."

"Pengikut..."

Ketika mendengar itu, entah kenapa Kon teringat akan mimpi yang ia dapatkan malam tadi, sebuah mimpi buruk dimana dia menemukan mayat seseorang yang entah kenapa dia merasa sangat dekat dengannya.

"Satu-satunya asumsiku adalah Kon, kau telah dikudeta dan disingkirkan oleh seseorang."

Tentu tidak mungkin seseorang bisa mengalahkan Tamamo sang rubah ekor sembilan yang sakti, satu-satunya cara yang mampu Edward pikirkan adalah meracuni Tamamo dengan sesuatu dan berusaha membunuhnya, dan tentu itu hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang sudah sangat dekat dengannya.

"Dan orang itu kemungkinan adalah salah satu Manusia Rubah pengikutmu."

Bukan hanya Kon, tetapi Chmuel dan yang lainnya ikut merasa terkejut dengan pemikiran Edward itu yang bisa menebak itu semua, mereka semua tidak tahu apa yang dipikirkan Edward tetapi mereka tidak menyangka kalau Edward bisa menebak sejauh ini.

"Tu-tunggu Ed-chan, sejak kapan Ed-chan bisa tahu ini?"

"Tuanku, Anda hebat!"

"Hah apa yang kalian maksud? Orang bodoh pun bisa menebak hal semacam ini dengan mudah."

"Mum...Chamuel itu gak bodoh!"

"Eh? Jangan bilang kalau kalian belum tahu?"

"Mana mungkin kita bisa tahu hanya dengan dua hari berada di kota itu, dasar Ed-chan gak peka!"

"Jangan bilang kalau kalian juga belum tahu kalau kerajaan Dwarf, dan Selesia itu juga merupakan dalang dari peperangan ini?"

"D-Dwarf? Selesia?"

Edward yang selama ini merasa kalau Chamuel memang sudah tahu tentang ini, tetapi setelah melihat wajah kebingungannya dia pun tahu kalau Chamuel tidak sedang berpura-pura tidak tahu.

"(sigh) Kurasa aku memang harus menjelaskannya ya?"