lumiere POV
kakak keadaannya gimana ya?
diriku selalu panik dan sedih saat tau kakak harus pergi untuk bersekolah di sekolah Sialan itu. sekolah yang mengharuskan ku dan kakak berpisah
aku ingin cepat cepat tumbuh agar bisa terus bersama kakak, melindungi kakak, entah bagaimana diriku seperti ada yang kurang kalau kakak tidak berada disisi ku. Ku takut kalau kakak dibuli oleh orang lain, aku ga sudi, yang boleh mengganggu kakak hanya lah aku, karena perhatian kakak hanya boleh tertuju padaku tidak boleh tertuju pada yang lain.
posesif? apakah iya? aku tidak mengekang kakak untuk berteman dengan siapa saja, tapi aku ingin perhatian kakak padaku adalah yang terutama, apakah aku salah, kalau aku ingin kakak hanya peduli padaku?
saat aku tau kakak akan pergi kesekolah itu aku langsung marah tanpa alasan, seperti diriku sesak bernafas, aku ngambek untuk waktu yang lama sampai akhirnya ayah sudah tidak tahan dengan ambekan ku dan membawa ku kemana kakak berada, aku melihat sekolah itu, banyak yang tidak suka dengan kakak dan mereka tidak peduli sengan sorot mata yang mereka pancarkan, secara terang terangan membully kakak.
tuh kan sesuai dengan ekspektasi ku, anak anak sialan itu membully kakakku, lihat saja dalam waktu dekat akan ku balaskan perbuatan mereka. saat kakak melihatku wajahnya kenapa seperti itu? banyak lebam dan dia menyembunyikan wajah nya? ayah dimana dia?
aku menghampiri kakak ku "kakak" ucapku sambil menyentuh wajah kakak ku, terasa mudah menggapainya apa aku sudah rada tinggian?
"kenapa wajah kakak lebam?" tanya ku pada kakakku, wajahnya termengut dia tidak senang
"bukan apa apa. kamu tidak perlu tau, ini masalah sepela" ucap kakakku dengan sangat dingin. aku tidak suka
"kakak kenapa berucap seperti itu? kakak terasa sangat jauh!" ucap ku tak terasa mataku berair
"maaf" tiba tiba kakak memelukku "itu hanya perasaan mu saja"
hatiku sedih karena kakak melepaskan pelukannya
"pulanglah, ayah sudah menunggumu di depan" ucap kakakku, aku langsung memeluk kakakku tanpa aba aba, kakakku tersentak namun dia membalas pelukan ku. HANGAT
"aku akan kembali" ucapku pada kakak, wajahnya tidak senang saat aku berucap seperti itu
"aku menunggumu" jawab kakakku
aku tersentak, aku tersenyum melihat kakak ku lalu pergi menuju ayahku sambil melambaikan tangan ku kepada kakakku.
namun keinginan ini yang mulai membuat kakak ku sangat marah hingga ingin dan tidak tahan menghancurkan sekolahan ini