Bab 2

Matahari siang itu tidak terlalu panas hanya bersinar seadanya, Karin membetulkan pakaiannya sebelum turun dari mobil sambil melirik wajahnya dari kaca spion.

"Udah cantik kok, percaya deh pasti lulus.", kata Reyhan sambil memandang kekasihnya yang sibuk memperbaiki rambutnya di depan cermin.

"Beneran yang? aku gugup nih." Karin mulai ragu untuk turun dari mobil, ini memang bukan pertama kalinya karin mengikuti wawancara kerja, hanya saja selalu ada rasa gugup baginya tiap kali bertemu orang baru, semasa sekolah Karin lebih memilih tidak makan ketimbang harus makan ditengah murid yang berjubel di kantin sekolah. Karin selalu merasa takut tiap kali bertemu gerombolan murid, dia kerap kali memilih sendiri, jadi tak perlu heran kalau sahabatnya sampai saat ini hanya dua orang saja Verna dan Rita.

"Udah turun gih, entar telat loh. Bentar aku jemput ya, kalau udah selesai telpon aja." Reyhan menatap wajah Karin yang tampak gelisah, "atau kamu mau aku temani sampai ke dalam?"

"Eh, engg nggak usah yang! apaan sih, ntar dipikirnya aku anak kecil, mau wawancara minta ditemenin pacar", Karin segera menolak tawaran Reyhan, meskipun dia sendiri merasa sangat gugup. Dari kejauhan terlihat banyak orang yang memakai hitam putih seperti dirinya, mereka berkumpul membentuk kelompok kelompok yang Karin sangat yakin tiap kelompok sedang sibuk membicarakan kelompok lain. Akhirnya Karin memberanikan diri untuk turun.

"Doain aku ya yang, bye!", pamit Karin sambil mencium pipi Reyhan,

"Pasti sayang, jangan lupa telpon aku ya kalau udah selesai", kata Reyhan sambil memberi kecupan kecil di bibir mungil Karin. Karin hanya mengangguk lalu segera turun dari mobil.

"Ayo Karin kamu pasti bisa!!!", Karin menyemangati dirinya sambil terus berjalan, dia sendiri bingung akan berjalan kemana, semua terlihat sudah mengenal satu sama lain. Karin memilih untuk berdiri di bawah pohon halaman parkir. Karin menatap sekeliling dengan kikuk, dirinya terlihat sangat manis dengan rok hitam panjang dan high heelsnya, kecantikan Karin bisa dibilang diatas rata-rata, hanya saja Karin tidak berwajah cantik, dia dikategorikan memiliki wajah yang sangat manis. Tiba-tiba seseorang menghampirinya.

"Hai, kamu mau wawancara juga ya?", gadis itu terlihat manis dengan kulit sawo matangnya.

"iya, aku Karin, kamu?", Karin menyalami gadis itu.

"Oh maaf aku belum ngenalin namaku ya? aku Susi", kita barengan aja ya kedalamnya.

Karin mengangguk antusias, dia senang sudah menemukan teman ditengah kebingungannya. Hanya saja sejak awal ada yang mengusik hatinya, pria itu masih saja memandanginya dengan intens. Pria itu punya tinggi yang tidak jauh beda dengan Reyhan, bahkan postur tubuh mereka hampir sama, hanya saja dia punya kulit yang lebih cerah dari Reyhan dan oh Tuhan dia tampan.

Karin sedikit grogi dibuatnya, sesekali Karin mencoba melihat ke arahnya, dan dia masih saja memandangi Karin. Pria itu sedang berbincang dengan wanita dihadapannya, hanya saja matanya memandang kearah Karin dan sesekali memainkan Tablet di genggamannya. Dia punya tatapan yang tajam dan mata yang indah. Tapi Karin tidak tergoda dengannya, Reyhan sudah cukup sempurna bagi Karin, dengan garis wajah tegas dan alis tebalnya dan juga postur tubuh yang memikat, Reyhan bisa dikategorikan pria sexi. Hanya saja kali ini Karin punya firasat bahwa pertemuan ini tidak akan menjadi sederhana.