Dipaksa Menikah (5)

Cheng Weiwan sedang mengenakan sepatu hak tinggi dan tempat mobil itu menurunkannya cukup jauh dari gerbang keluar tol. Ketika dia sampai di zebra cross setelah bersusah payah, kakinya sudah lecet-lecet.

Rasanya sangat sakit. Rasa sakit yang menyayat hati… namun tetap tak sebanding dengan luka yang ada di lubuk hatinya yang paling dalam.

Cheng Weiwan sangat kelelahan, namun tetap tak ingin berhenti. Dia tak tahu sedang berada di mana saat itu, namun terus melangkah dengan tersaruk-saruk.

Bekas tamparan di wajahnya terlihat sangat jelas hingga membuat para pejalan kaki di sekitarnya menoleh melihatnya.

Dia tak menyadari apapun yang ada di sekelilingnya dan baru berhenti melangkah ketika sudah tak sanggup berjalan lagi.

Ada sebuah cermin yang terpampang di jendela sebuah salon yang dia lewati. Ketika melihat ke arah cermin itu, dia lantas terpaku.