Mengambil Kesempatan

"Direktur Wang dari Korporasi Muara Sungai secara pribadi mengucapkan selamat ulang tahun kepada Tuan dan memberikan patung batu giok Guanyin sebagai hadiah!"

"Wakil Direktur Chen dari Grup Keuangan Kastil Panjang mengharapkan kebahagiaan seluas Laut Timur pada Tuan. Semoga diberkati dengan umur yang panjang! Ini adalah batu permata nephrite sebagai hadiah!"

"Istri dari Wakil Kepala Peneliti Ma dari Institusi Penelitian Dalui datang untuk menggantikan suaminya dan memberi sebotol kecil obat penguat otot untuk Tuan!"

...

Para pemuda yang mengenakan pakaian indah sedang memanjakan dirinya dalam kehidupan yang mewah. Kehidupan yang dijalani orang-orang ini sangat tak masuk akal. Setiap kali orang dari kalangan biasa melihat hal ini, mereka merasa seperti diundang untuk mengambil bagian dalam pesta besar dengan makanan yang mewah, anggur yang enak, dan wanita-wanita cantik. Semua orang berpakaian rapi dan berjalan dengan gaya yang santai. Orang-orang dengan minyak di bibirnya mengeluarkan sendawa dengan puas. Mereka semua akan mendapatkan batu nisan dari marmer yang mewah ketika mereka meninggal sehingga mereka tak akan pernah dilupakan.

Ada juga beberapa orang di dunia ini yang tak terlihat seperti lahir dari rahim seorang wanita. Mereka tampak seperti orang yang melarikan diri dari penjara. Kehidupan mereka yang melelahkan, tak berdaya, dan terisolasi telah memeras otak mereka dan menegangkan indra mereka. Bagi orang-orang ini, kehidupan adalah sebuah malapetaka dan dosa.

Setiap orang yang datang dan pergi dari tempat ini seperti hidup di dalam kemewahan. Luo Yunyang dan keluarganya merasa asing di antara orang-orang ini.

"Apakah Anda di sini untuk memberikan ucapan selamat kepada Tuan Ling, Nyonya?" seorang pria yang tampaknya bertugas bertanya pada Shen Yunying dengan ragu-ragu.

Walaupun Shen Yunying telah tinggal di Kota Chang'an selama beberapa bulan dan bukan lagi orang yang bodoh dan tak berpengalaman seperti dulu, ia masih kesulitan untuk bersikap tenang ketika ditanya seperti itu.

"Apa... Apa yang tadi kau katakan? Siapa Tuan Ling? Nama keluarga pamanku bukan Ling!" Shen Yunying tergagap. Tiba-tiba seorang pelayan wanita menghampiri dengan cepat dan membisikkan sesuatu di telinga manajer itu.

Walaupun ia berbisik, Luo Yunyang bisa mendengar dengan jelas semua yang ia katakan.

"Mereka diundang ke pesta ulang tahun Keluarga Mu, Pak."

Manajer itu mengerutkan keningnya sebelum menunjuk ke arah pintu samping yang berukuran kecil di dalam hotel. "Pestamu ada disana." Begitu selesai berbicara, ia membuang muka.

Shen Yunying merasa sedikit malu dan menarik putranya dengan cepat. "Ayo pergi. Aku rasa aku membuat kesalahan..."

Luo Yunyang sangat tak senang dengan sikap manajer itu. Jika ibunya tak terburu-buru untuk pergi ke pesta ulang tahun, ia pasti telah memberi pelajaran kepada manajer itu.

Luo Yunyang mengingat-ingat wajah manajer itu. Begitu pulang, ia akan menggunakan alat komunikasinya untuk menghubungi Chen Yong.

"Yunying! Kemarilah!" seorang pria paruh baya berusia sekitar 40 tahun dengan beberapa helai rambut putih memanggil Shen Yunying dan memberinya isyarat dari pintu samping.

Shen Yunying dengan cepat menarik Luo Dong'er dan berkata, "Kami hampir saja masuk ke pesta yang salah, Kakak. Ini adalah pamanmu, Dong'er. Panggil dia paman!"

Luo Dong'er menuruti ibunya dengan sangat manis. Pria itu membalasnya dengan tertawa sebelum mengalihkan perhatiannya pada Luo Yunyang.

"Ini adalah putraku, Yunyang. Ia baru saja kembali, karena itu aku mengajaknya." Shen Yunying merangkul bahu Luo Yunyang saat memperkenalkannya.

Alis pria itu berkerut sejenak sebelum berkata, "Bagus, bagus, tepat pada waktunya. Pak tua sangat menyukai pesta yang ramai."

Luo Yunyang memasuki ruangan yang sempit sebelum menyadari pamannya mengerutkan keningnya lagi. Lebih dari 40 orang telah berkumpul di ruangan yang kecil itu.

Walaupun ada dua meja yang diatur di tengah ruangan, beberapa anak muda harus tetap berdiri.

Pria tua yang merupakan paman buyutnya terlihat berusia sekitar 80-an tahun. Walaupun ia sangat tua, ia masih penuh dengan semangat. Ketika melihat Shen Yunying, ia tertawa dengan keras. "Sepupumu ingin memamerkan kekayaannya dengan membuat reservasi di sini. Salah satu keluarga penting juga sedang mengadakan resepsi ulang tahun hari ini, jadi kita terpaksa berdesak-desakan di sini!"

Luo Yunyang langsung menyukai pria tua itu. Pria tua itu mengamati Luo Yunyang sebelum berkata sambil tertawa, "Apakah kau sudah memiliki kekasih, Yunyang?"

"Belum!" Luo Yunyang tiba-tiba merasa banyak pasang mata melihatnya. Walaupun ia tak merasa terganggu berkat Atribut Kecerdasannya yang tinggi, ia masih merasa jantungnya sedikit mengencang.

"Oh, kau harus memanfaatkan setiap kesempatan! Kau bisa mendapatkan beberapa kekasih. Ha ha! Dulu paman buyutmu ini melemparkan jala kemana-mana dan berhasil menangkap banyak ikan!"

Ketika ia mendengar lelucon paman buyutnya itu, Luo Yunyang mulai merasa tenang. Walaupun ruangan itu penuh sesak, suasana di dalamnya harmonis.

"Aku dengar bibi mengatakan bahwa kau bergabung dengan pasukan, Yunyang. Walaupun itu hal yang bagus, tetapi aku pikir pekerjaan itu terlalu berbahaya. Kau seharusnya pergi ke universitas. Kehidupan universitas sangat luar biasa..." seorang pemuda yang cukup tampan terkekeh. Ia adalah sepupu laki-laki dari Luo Yunyang.

Dari perkataan sepupunya itu, Luo Yunyang mengetahui bahwa ia adalah cucu tertua dari paman buyutnya. Namanya adalah Mu Junsheng dan sekarang ia adalah mahasiswa di Kota Chang'an.

Percakapan mereka tak ubahnya obrolan yang tak kunjung henti antara para pria muda. Saat mendengarnya, Luo Yunyang menyadari bahwa hidupnya sangat berbeda jauh dengan sepupunya.

"Binatang buas raksasa semakin mendekat. Apakah kita akan bisa menghentikan binatang buas yang seukuran gunung itu? Itu benar-benar tugas yang tak masuk akal! Masih banyak hari esok, tetapi jika kau terus menunda sesuatu untuk hari esok, tak akan ada yang bisa dicapai. Oleh karena itu, kita harus bahagia selagi kita bisa menikmati hidup!"

"Beberapa teman dari kelasku menyukai tentara. Ketika aku kembali, aku akan memperkenalkan beberapa gadis cantik padamu!"

Luo Yunyang terkejut saat ia mendengarkan alasan Mu Junsheng yang keliru. Mu Junsheng memang tak memiliki sedikitpun semangat bertarung, namun logika dibalik kata-katanya juga tak dapat diterima.

Mungkin hal tersebut normal bagi pemuda di masa jayanya untuk berpikir seperti itu. Luo Yunyang telah melihat binatang buas raksasa, sehingga ia tahu bahwa mereka sangat kuat. Jika seseorang yang pernah mengalami hal tersebut merasa sangat khawatir untuk menghadapi binatang buas raksasa, sangat masuk akal jika Mu Junsheng merasa lebih khawatir dan takut.

Luo Yunyang dengan cepat berbaur di antara keributan dan percakapan di sekitarnya. Orang-orang terus berbicara dengan santai mengenai hal-hal sepele di kehidupan sehari-hari mereka.

Perlahan, Luo Yunyang mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Mereka telah duduk selama setengah jam, tetapi mengapa tak ada indikasi bahwa makanan akan segera disajikan?

Walaupun kedua anak laki-laki dari paman buyutnya itu sedang mengobrol dan bercanda dengan kerabat lainnya, kekhawatiran di wajah mereka tak dapat ditutupi.

Brak!

Pintu ruangan itu tiba-tiba ditendang dan seorang pria berperawakan tinggi dan kekar memasuki ruangan kemudian berkata dengan keras, "Semuanya diam! Apakah kalian tak menyadari bahwa kalian mengganggu orang lain? Kami sudah cukup bermurah hati dengan membiarkan kalian mengadakan pesta ulang tahun di sini! Tidakkah kalian memiliki rasa malu? Jika aku mendengar suara lagi, aku akan melemparkan kalian semua keluar!"

Seorang anak kecil yang sebelumnya bermain dengan ceria tiba-tiba menangis karena terkejut.

Pria itu mengulurkan tangan dengan jengkel untuk meraih kerah baju anak itu. Ayah Mu Junsheng yang berdiri di samping anak itu menghentikannya. "Ia hanya anak-anak..."

"Kau yang memintanya!" pria itu mengayunkan kepalan tangannya ke arah ayah Mu Junsheng tanpa berkata apa-apa lagi.

Semua orang menyaksikan telapak tangan orang itu hendak menghantamnya sebelum tangan lain menghentikannya. Sebelum lelaki bertubuh kekar itu bisa berbicara, Luo Yunyang telah mengerahkan kekuatan di tangannya.

Krak!

Sebuah suara gemeretak terdengar saat lengan pria kejam itu dipelintir dan patah. Rasa sakit yang luar biasa membuat pria itu menjerit seperti babi yang sedang disembelih.

"Apa yang terjadi?" Dalam sekejap, lebih dari 10 orang bergegas menghampiri. Di antara mereka terdapat seseorang dengan lencana guru bela diri yang tersemat di dadanya.

"Kakak Lee! Ia memukulku!" Pria kejam itu mengambil kesempatan ini untuk berbicara terlebih dahulu. "Tanganku! Tanganku patah!"