Lima Elemen Tinggi

"Ah! Ah! Ah!"

Pemuda yang telah dihajar habis-habisan itu meringkuk bak udang rebus dan mulai menjerit kesakitan.

Sayatan-sayatan bekas luka berdarah terus bermunculan di dagingnya karena terkoyak oleh cambukan itu. Ketika cambuk itu kembali mengenai tubuhnya, sepotong daging dari tubuhnyanya terkoyak dan melayang bersamaan dengan cambuk tersebut.

"Tuan, dia masih mudah dan tidak tahu apa-apa. Tuan, tolong berbelas kasih. Ampunilah anak ini kali ini!" kata seorang pemuda berkulit kecoklatan sambil berlutut dan bersujud.

Sebelum pemuda itu selesai berbicara, cambuk itu sudah menyerangnya. Bekas luka sepanjang satu kaki langsung menghiasi wajahnya.

Seorang pria berperawakan seperti preman yang mengenakan kemeja tanpa kancing hingga bulu dadanya terlihat memelototi pemuda itu dengan mata ungu-merahnya.