Ilham sudah melangkah lebih jauh saat andre bahkan tidak tahu jika ilham sudah meminta para dokter melalui koneksinya untuk terus mengabarinya mengenai perkembangan junior. Mereka sudah sepakat hanya akan mulai bertarung saat junior sudah sembuh. Meri hanya bisa mengetahui kabar mengenai junior tanpa bisa menatap apalagi menyentuh putranya itu.
Otaknya yang cerdas akhirnya bisa berpikir jernih setelah meminta saran dari rido. Berdasarkan dari semua pengalaman yang ia lalui, kali ini hanya rido yang akan membantunya dan memberi solusi tanpa memihak salah satu pria yang mengacaukan hidupnya. Bahkan maria yang ia percayai sejak dulu sudah gugur dalam daftar orang kepercayaannya. Hubungan mereka kini tak lebih sebagai saudara dan sahabat tapi tanpa kepercayaan berlebih di dalamnya.
Perlahan saat kondisi junior semakin membaik, meri sudah menyiapkan langkahnya bersama dengan rido yang membantunya mengurus segala sesuatu agar andre tak bisa menemukannya lagi kali ini.
Meri dengan bantuan ilham dan asisten lamanya di Cambridge mengatur pertemuan mereka untuk menjemput junior. Sudah lebih dari tiga minggu ia harus bertahan dalam kerinduan kepada putranya. karena sibuk mengurus kabar dan rencananya bersama junior, meri akhirnya mengabaikan study nya. Dia tak memikirkan cita-citanya untuk saat ini, yang terpenting adalah junior.
Meri ke cambridge bersama dengan ilham. Di sana sudah menunggu rido untuk membantu meri setelah berhasl mengambil junior. Dia akan mengambil putranya bahkan dengan cara paksa karena ia merasa lebih berhak di bandingkan andre.
Tiba di rumah sakit, ilham langsung menuju bangsal tempat perawatan para bayi mungil yang sudah harus menerima perhatian lebih. Andre berdiri di depan ruangan dengan junior berjalan di sisinya. kedatangan mereka tepat waktu karena ayah dan anak itu baru saja akan meninggalkan rumah sakit karena kondisi junior semakin membaik.
Melihat ibunya untuk pertama kalinya setelah sebulan lamanya terpisah, junior berlari tanpa memperhatikan tatapan ayahnya. meri berlutut menjemput putranya dengan pelukan.
Tubuh mungil itu kini sepenuhnya terselimuti oleh tubuh ibunya yang sangat merindukannya. Rasa haru menyelimuti atmosfir ruangan itu dengan beberapa perawat dan pasien yang kebetulan menyaksikan adegan itu. Entah mengapa walau belum mengetahui permasalahan ibu dan anak itu, mereka seakan merasakan kerinduan diantara keduanya.
Junior kini sudah berada dalam gendongan meri, setelah menatap tajam ke arah andre sekilas meri segera menjauh dari tempat itu. Andre berniat menyusul, namun tiba-tiba dua orang petugas menahannya dan menyerahkan surat penahanan dengan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan fitnah.
Awalnya ilham sangat terkejut dengan kemunculan orang itu, dia hanya berencana akan menahan andre agar tak bisa mengejar meri. Sekarang dia mulai tahu, meri sejak awal sudah menyusun rencana ini.
Mereka kini berada di apartemen lama meri, sementara andre menjalani pemeriksaan di kantor polisi. Rencana bukan hanya dua gugatan itu, dia akan meminta hak asuh junior jatuh ke tangannya. Sejak awal meri hanya ingin membesarkan junior dengan kasih sayang ayah dan ibunya yang lengkap walau telah bercerai. Tapi setelah mengetahui sifat asli andre, dia geram dan tidak akan membiarkan putranya menuruni satupun sikap buruk mantan suaminya itu.
Dia akan menyeret semua nama yang membuat kehidupannya menjadi kacau dan meminta pertanggungjawaban dari mereka tanpa ampun.
Setelah menjalani beberapa pemeriksaan, andre di nyatakan bersalah dan di jatuhi hukuman kurungan empat tahun serta denda sebesar lima ratus ribu dolar amerika sebagai kompensasi kepada meri.
Tak luput dari semua itu adalah ilham yang juga terseret kasus penculikan meri empat tahun yang lalu. Ilham pun di jatuhi hukuman enam tahun penjara dengan satu juta dolar amerika sebagai kompensasi kepada meri karena mengalami cidera otak permanen serta kerusakan mental yang menyebabkan PTSD.
Ilham hanya tersenyum mendengar hukuman yang ia dapat jauh lebih ringan dari apa yang seharusnya. Jika andre mendapat pengurangan kurungan karena sikap tanggungjawab yang ia tunjukkan dengan menjaga junior serta statusnya sebagai ayah junior, ilham tahu pengurangan kurungannya karena kesaksian meri yang mengatakan bahwa ia di rawat dengan baik.
Melihat hasil yang begitu memuaskan, meri mengajukan tuntutan lanjutan dengan meminta hak asuh di berikan kepadanya.
persidangan selanjutnya, meri kembali memenangkan gugatannya dengan semua aset yang di kelola andre atas namanya menjadi miliknya di tambah andre tetap harus membiayai junior sebagai seorang ayah.
Pulang dari sidang itu, meri membawa junior menuju tempat ilham di tahan tapi ia sama sekali tak berniat untuk mengunjungi andre. Pria itu sudah sangat menyakitinya, sementara untuk ilham, meri masih berstatus sebagai istri karena itu dia merasa perlu bersikap sopan kepada suaminya.
"mengapa membawa junior kemari? tempat ini tidak baik untuknya" ujar ilham merasa tidak senang melihat junior menatapnya saat kondisinya berada di dasar.
"aku hanya ingin mempertemukan kalian, mungkin untuk terakhir kalinya"
"apa kau akan kembali ke Indonesia?" tanya ilham penasaran.
"tidak, aku akan pergi ke tempat yang di sana aku merasakan kehangatan dan kenyamanan" jawab meri.
Rencananya untuk pergi mencari tempat baru dan memulai hidup baru bersama junior akan segera terealisasi. Dia tak akan memberi tahu andre ataupun ilham.
"meri, mintalah aku menceraikanmu. aku akan melakukannya jika kau akan bahagia tanpaku"
"aku hanya ingin menghukummu atas perbuatanmu dulu. belajarlah dari kesalahan. hiduplah dengan baik di sini dan aku juga akan hidup dengan baik bersama junior. kita tidak perlu bercerai, aku hanya akan menunggu takdirku datang. jika ternyata ada pria lain, maka aku akan menemuimu lagi. tapi jika tidak, aku mungkin hanya akan hidup bersama junior"
"bagaimana denganku? apa aku bahkan tidak bisa menemuimu? hanya sesekali setelah aku keluar dari sini. bisakah?" ilham memohon dengan mata yang berkaca-kaca.
"aku akan memikirkanmu" meri bangkit kemudian memerintahkan agar junior berpamitan dengan ilham.
Tak ada yang lebih menyedihkan dari keadaannya saat ini, melihat meri pergi dan membawa juniot tanpa tahu tujuan mereka. Hari bahagianya hancur dalam sekejap mata dan tak ada harapan. Kesedihannya bertambah saat dia memeluk junior untuk terakhir kalinya.
Hal yang seharusnya ia syukuri adalah bahwa meri tidak melakukan gugatan cerai kepadanya. Dia hanya menggugat suaminya sendiri atas penculikannya empat tahun lalu yang sengaja di gunakan andre untuk mengancam kakaknya agar mengikuti permainannya.
Sebagai wanita cerdas, meri sudah menduga semuanya tak akan berjalan lancar setelah penculikan itu dan andre masih tidak membongkar siapa pelakunya. Dia menyimpan kartu as nya untuk menekan pergerakan ilham selama ini. Karena itu, meri menggugatnya agar saat andre bebas, tak ada lagi alasan untuknya menekan ilham.
"meri, bisa kah aku meminta sesuatu?" ilham menghentikan meri saat istrinya itu hampir keluar dari ruang pertemuan antara tahanan dan pengunjung.
"apa?" meri balik bertanya apa yang di inginkan ilham.
"sekali saja" hanya dua kata itu yang di ucapkan ilham, tapi meri dengan jelas menangkap maksudnya.
Meri berjalan menuju pintu membelakangi pintu, ilham menelan kekecewaannya melihat istrinya tak menginginkannya. Tapi kemudian meri kembali setelah menitipkan junior kepada petugas kepolisian dan meminta ruang privasi sebentar bersama suaminya.
Di ruangan itu sangat sepi, hanya tersisa ilham dan meri yang bertatapan tanpa mengeluarkan suara. Meri mendekat dan mengalungkan tangannya di leher ilham. Sudah berbulan-bulan pernikahan mereka tapi jangankan berhubungan layaknya suami istri, ilham bahkan belum pernah merasakan ciuman mesra dari istrinya itu.
Di hari biasanya mereka hanya akan saling peluk atau ilham mencium kening dan bibir meri dengan singkat. Tak pernah berpagutan apalagi melakukan yang lebih jauh dari itu. Di saat terakhirnya, meri memberikan kesempatan kepada ilham sebagai ucapan maaf seorang istri yang telah berani menjebloskan suaminya sendiri ke dalam bilik jeruji besi.
Ciuman itu tidak terasa romantis, suasana saat ini membuat mereka hanya merasakan kepedihan mendalam. Bukan hanya bibir mereka yang saling menyatu, air mata keduanya seakan bergabung menjadi satu. Ilham memeluk istrinya itu dengan erat dan berbalik meninggalkan meri berdiri menatap punggungnya.
Ia tak akan mampu melihat meri menangis atau melihat istri tercintanya pergi, karena itu dia memutuskan untuk pergi lebih dulu. Dengan begitu, meri tidak perlu berbaik hati karena semenit saja ilham menatapnya, ia rasanya ingin bersujud memohon agar meri tak meninggalkannya.
Mengetahui ilham yang pergi tanpa ingin menatapnya, meri cukup mengerti perasaan suaminya, tapi tak ada yang bisa dia lakukan saat ini. Rencana yang ia susun bersama rido sudah matang dan tidak akan berubah sedikitpun. Rido sudah mengurus semua berkas keberangkatannya termasuk kepindahan satu keluarga yang akan menemani meri.
Tapi sebelum itu, meri juga mengunjungi megan yang berada di penjara wanita berseberangan dengan tempat ilham di tahan.
"putramu sangat pendiam" ujar megan melihat junior tak memgeluarkan suara sedikitpun.
"ku rasa dia mengenalimu sebagai pengacau. Hahaha" goda meri.
"sepertinya itu menular karena pikiran ibunya saat hamil" balas megan.
"Hahaha, hal seperti itu tidak ada dalam dunia medis. Yang turun ke anak hanya fisik dan perilaku, pemikiran yang mengganggu saat hamil hanya akan mengganggu pertumbuhan janin, bukan membentuk stigm di otaknya. Kecuali jika dia mendengarnya"
Meri mengutarakan keinginannya untuk pergi dan tak berniat untuk kembali ke cambridge lagi bahkan saat ilham sudah bebas sekalipun.
"apa itu artinya aku tidak bisa melihatmu lagi?" megan sedikit kecewa mendengar ucapan meri.
"Mmm, tapi sebagai ucapan terima kasihku, aku menghibahkan apartemen sebagai mahar dari andre dulu untukmu. Kau sudah banyak memberiku informasi mengenai ilham dan andre. Jika bukan karena mu, aku mungkin selamanya akan berada dalam kekacauan mereka. Sebelum aku pergi, boleh ku tanyakan sesuatu?" berpikir sejenak meri melanjutkan. " apa ilham benar-benar mencintaiku?" tanya meri
"aku pikir kau akan beryanya mengenai andre dan bukan ilham" sindir megan.
"suamiku saat ini ilham, tak ada gunanya bertanya tentang pria itu"
"dua-duanya sangat mencintaimu"
"hadeh, kau membuat pikiranku kacau lagi. Cukup ceritakan tentang ilham. Kau pasti mengetahui banyak hal mengenainya" meri tampak bersemangat sedang junior hanya menatap dua wanita itu bergantian.
"aku hanya tahu saat dia menolakku, dia mengatakan sudah menyukai wanita lain. Saat bertemu kembali, wanita yang di sukainya masih tetap sama. Saat andre memainkan trik padanya, dia juga menyetujuinya karena wanita yang di sukai olehnya. Saat terakhir aku memberi tahumu tentangnya dan andre serta surat perjanjian itu, aku hanya berharap kau terbebas darinya, andre maupun aku. Hubungan kita terlalu rumit, jadi mulai hidupmu yang baru. Bersama junior dan orang yang mencintaimu tanpa keangkuhan atau obsesi berlebihan. Temukan pria lain yang rendah hati, pengertian dan tidak mempermainkanmu. Yang terpenting pastikan mereka bukan anak mafia. Hahaha" megan mengakhiri nasehatnya dengan tawa.
"megan. Terimakasih, tapi bagaimana bisa kau menelfonku saat itu. Kau masih di penjara" meri bertanya-tanya sejak lama.
Saat ilham berangkat ke bandara waktu itu, megan menelfon dan mengatakan mengenai perjanjian antara ilham dan andre yang melibatkan meri. Baru setelah itu meri membongkar semua isi kamar dan menemukan surat kesepakatan itu.
Tapi yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana megan bisa menelfonnya padahal ia sendiri masih berada di tahanan.
"aku meminjam ponselnya" jawab megan.
Berbalik mengikuti tatapan megan yang jatuh pada seorang sipir penjara. Pria tampan, putih sesuai dengan kebangsaan dan ras nya yang hidup di amerika. Tapi melihat tatapan keduanya berbeda, meri menangkap sesuatu yang aneh.
"apa kau yakin? Ledies, dia hanya sipir penjara. Bahkan dengan gelarmu sebagai mantan napi, kau masih bisa mendapatkan yang lebih baik darinya" meri berusaha mengingatkan karena tak percaya dengan apa yang ia lihat.
"dia pilihan yang tepat. Aku akan memulai hidup baru dengannya setelah keluar dari sini"
"hei dengarkan aku. Jika kau merasa rendah diri karena status mantan napi dan membuatmu menerima siapa saja yang menginginkanmu, ku rasa kau salah. Aku bisa membantumu dan mengenalkanmu dengan temanku atau teman kakakku yang jauh lebih baik darinya" meri menawarkan bantuan.
"bagaimana jika aku meminta rido?"
"wah, wanita ini benar-benar tahu barang bagus. Tapi untuk itu, aku keberatan" kata meri tegas.
"Hahaha... Aku bercanda. Sampaikan maafku kepada rido"
"dia sudah memaafkanmu sejak lama"
Percakapan itu berakhir setelah kekasih baru megan mengingatkan bahwa waktu berkunjung sudah habis. Mereka berpisah setelah saling berpelukan erat dan merasakan ikatan di antara mereka. Meri dan megan adalah wanita yang juga terlibat dalam keributan perang dua bersaudara itu. Tapi yang berbeda adalah megan mengetahuinya dan meri tidak. Megan mengambil kendali besar sedangkan meri hanya seperti perahu kertas terombang ambing mengikuti ke arah mana ombak besar membawanya.