WebNovelPSYCHO50.00%

》Dapur Exclusive

Tidak seperti yang semua orang bayangan, detektif Choi orang yang sangat baik, mungkin caranya berkomunikasi sedikit berbeda sehingga orang kesulitan memahami maksudnya.

"mau apa?" tanyanya ketika aku baru saja datang ke mejanya.

"hmmm, bisa saya minta data kasus yang baru-baru ini anda kerjakan? sekarang tim khusus yang akan menangani kasus itu," kataku tanpa basa basi.

"sudah ku dengar dari komisaris, jadi sudah kusiapkan" katanya sambil menyerahkan beberapa data penting yang sepertinya sudah dirangkum dengan lengkap olehnya.

"terimakasih, ini akan sangat membantu," kataku dan dijawab dengan senyuman olehnya, sempat mengejutkanku.

Delapan korban pembunuhan berantai/rata-rata perempuan usia 23-27 thn

kesamaan diri korban: berambut panjang, berkulit putih, tinggi, bermata hitam.

kesamaan motif pembunuhan: darah terpisah dari jasad korban.

"Ini semua data yang kita butuhkan"

"Bangsat, apa dia punya dendam tersendiri dengan itu?" kata Mark.

"Tidak ada yang tau sebelum kita dapat pelakunya" kataku.

"bisa di tebak semuanya berparas cantik, ciri-ciri seorang karyawan baru"

"kau benar, ini kasus yang cukup serius."

"kasus kali ini benar-benar beda, darah terpisah dari jasad? Ini mengerikan!"

"bagaimana cara dia melakukannya? cara dia mengeluarkan darah dari tubuh korban, dan kenapa dia memisahkannya?"

"siapa yang tau, yang jelas dia orang gila yang bersenang- senang dengan semua ini"

"bawa foto ini ke team tiga yang menangani orang hilang, ada kemungkinan dia korban baru dari kasus ini." kataku.

"Tapi ciri-ciri wanita yang ada difoto dengan korban sebelumnya berbeda, berambut pendek dan ikal, kulit sawo matang, kau yakin kasus ini sama dengan milik Detektif Choi?"

"Dia sengaja mengubah motifnya untuk mengelabuhi kita. Yang aku pertanyakan, kenapa korbannya karyawan perempuan?"

"Besar kemungkinan pelakunya juga karyawan." kata Mark.

"Kita perlu memeriksa semua data orang yang melamar pekerjaan di kedelapan perusahaan ini."

"Aku akan pergi untuk mengambil data tersebut."

"Baiklah, aku juga ingin menemui seseorang, kita akan bahas masalah ini di kantor nanti."

"Hi Kenzo."

"Hai Kevan, sudah lama sekali ya."

"Kita sudah bertemu tadi dipernikahanya Detektif Choi, kau tidak ingat?"

"Yah, itu pertemuan singkat yang tidak disengaja, setelahnya kau menghilang mengambil makanan ke dapur, sepertinya kau sedang sibuk, ada apa? Kenapa menemuiku?"

"Ah yaa, aku lagi istirahat, ada beberapa pertanyaan yang ingin ku tanyakan mengenai perusahaan mu."

"Ya silahkan bertanya, apapun itu."

"Apakah ada kriteria tertentu bagi orang yang ingin melamar di perusahaanmu?"

"Yah, kami memang menetapkan ketentuan. Bagi karyawan perempuan kami menetapkan kriteria khusus."

"Bagaimana dengan yang melamar?"

"Ada berbagai macam orang, ada yang sudah berumah tangga, janda, dan asalkan kau tau, ada mantan napi yang melamar, tidak semua dari mereka yang diterima."

"mantan napi?"

"iya, aku tidak tau apa yang dia pikirkan, yang jelas dia cukup berani mendaftar dengan statusnya yang seperti itu."

"siapa yang tau?, manusia"

"yah,"

"nikmati makanan mu, kali ini aku yang traktir. Tapi lain kali jika kita bertemu, kau yang traktir"

"oke, sepuasnya"

KANTOR 22.00 pm

"Bagaimana dengan datanya?" tanyaku kepada Mark.

"Bisa kau lihat sendiri, ada berbagai jenis orang yang melamar dan rata rata mereka semua adalah perempuan."

"Berikan padaku, cahhh mari kita lihat."

#Han Jae In, seorang model

#Hyeon Bi, mantan asisten koki

#Park Hana, sarjana ekonomi

#Shin Bok Gi, pelatih taekwondo

#jeje, mantan narapidana.

"hmm.. mantan napi, aku sudah mendengarnya"

"Iya, dan dari ke delapan perusahaan ada tiga orang yang sama-sama tidak diterima, mereka adalah Hyeon Bi, Shin Bok Gi, Jeje."

"Siapa juga yang mau menerima mantan napi, tapi bagaimana 2 orang lainnya yang tidak diterima?"

"Shin Bok Gi, pelatih taekwondo, dia tidak lulus kualifikasi, postur tubuhnya juga tidak sesuai dengan ketentuan.

Hyeon Bi, mantan asisten koki, dia memiliki kepribadian yang buruk. setidaknya itu yang dikatakan pihak perusahaan pada ku. Oh ya, bagaimana dengan makan malammu? tadi kau pergi kemana?"

"Menemui teman lama." Jawabku singkat.

"anak dari CEO CN Technology itu?"

"Kau penguntit ya?" ledek ku.

"Shut up!"

"Kau pulanglah dan istirahat, pulihkan stamina karena ada banyak pekerjaan besok pagi."

"Siap, dimengerti"

Sesampainya di rumah aku langsung masuk kamar, berencana langsung tidur karna ada banyak yang harus dikerjakan besok pagi, tapi kasus ini membuat ku tidak bisa menutup mata.

Aku pergi keluar untuk meminum segelas air putih berharap akan membantuku untuk tidur, tapi tidak berhasil, aku melihat Eungi keluar dari kamarnya, aku yakin dia terbangun oleh langkah kaki ku.

"Ada apa? Kau tidak bisa tidur lagi?"

"Ya, ada kasus yang mengganggu pikiranku."

"Apakah pekerjaan ini berat bagimu?" Tanyanya dalam kondisi masih mengantuk, aku yakin dia belum sepenuhnya sadar.

"Tidak, aku menyukainya, tapi aku hanya tidak suka kebiasaan ini, sebelum kasusnya selesai aku tidak bisa tidur nyenyak."

"Aku tau, mau kutemani?"

"Tidak, kau sepertinya kelelahan, kau tidur saja. Fisik ku lebih bagus dari fisik mu"

"Tidak masalah, pekerjaanku tidak seberat pekerjaanmu." jawabnya.

"Kasus apa kali ini? Jangan-jangan pembunuhan berantai?" Tanyanya yang sempat membuatku kaget, dari mana dia tau informasi ini, bahkan awak mediapun tidak mengetahuinya.

"Bukan." Kataku berusaha menutupinya.

"Ayolah, aku sudah tau. Kenzo yang cerita padaku."

Benar!, tentu saja, dia masih​ sering komunikasi dengan Kenzo dan tentunya dia akan cerita karna mereka berteman, sama seperti ku.

"Sudah diduga." kataku

"Ada perkembangan baru?"

"Belum, barang buktinya juga tidak ada karna sebelumnya kasus ini bukan milik ku, aku hanya melanjutkan penyelidikan."

"Sulit? Bagaimana mungkin tidak ada petunjuk?"

"Sejauh ini sudah ada delapan kasus dan tidak ada bukti,"

"ah aku lupa, ada satu!, Tapi itu pada kasus yang kesembilan dan mayatnya masi dalam pencarian."

"Apa itu?"

"Entahlah, berupa kalimat terputus, aku juga tidak mengerti."

"Motifnya?"

"Sepertinya balas dendam"

"mau segelas soda? Ini bisa membantu menenangkan pikiranmu."

"Iya, kurasa aku membutuhkannya, ambilkan juga cemilan, terimakasih."

"Mark, sudah ada perkembangan baru? Bagaimana? Ada dapat informasi dari team tiga?" Tanyaku.

"Belum, mereka masih mencari dan belum menemukan jejak terakhir dari korban"

"Sebaiknya kita bantu mereka, supaya penyelidikan cepat selesai."

"Aku akan bersiap-siap."

"Beritahu team tiga bahwa juga melakukan pencarian di sekitar danau."

team ku dan team tiga melakukan penyelidikan disekitar danau karna sepanjang pengalamanku jika korban menghilang mayatnya sering ditemukan di area itu.

Lokasi pencarian kami adalah Danau Paju, satu-satunya danau yang dekat dengan pusat kota.

"Kau mendapatkan sesuatu? Seperti potongan tangan atau organ dipinggir danau?"

"Tidak, disini tidak ada apa-apa."

"Siapkan perlengkapan, kita akan mencari ke dasar danau, aku punya firasat buruk."

"Baik!"

Setelah lebih kurang 2 jam pencarian, akhirnya kami merasakan ada tanda-tanda mayat di dasar danau, tapi mayatnya susah diangkat ke atas permukaan karena terikat dengan batu besar di dasar danau.

Setelah mendapatkan bantuan personil dan alat bantu, akhirnya kami bisa mengangkat mayat ke permukaan. Di duga dia sudah lebih dari 2 hari di dalam air karna kulitnya sudah membiru.

"Ada satu mayat lagi!" Kata salah satu team yang masi berada di air.

"Apa?! Ada mayat lagi?" Tanya ku.

Mayat diangkat kepermukaan dan dipindahkan ke tepi danau. Diwajahnya ada luka memar dan bekas luka tusuk, di duga dia seorang laki-laki, kami susah mengenalinya karna kondisi wajahnya yang hancur.

"Bukannya ini seragam seorang koki?" Kata salah seorang team ku.

"Kau serius?"

"iya, sama seperti karyawan waktu itu, tapi beda warna, aku rasa itu cara membedakan pangkatnya. Lihat ada nama restorannya di sini!" Kata Mark.

"Aku tau ini siapa, Chef Park, Aku yakin, ketika terakhir kali dia menghilang dia masi menggunakan pakaian ini." Jelasku.

"Sekarang, dari tersangka dia berubah menjadi korban." kata Mark.

"Dia juga merupakan saksi kita." sabung Bok Chul.

"Aku rasa dia tau siapa tersangkanya dan dia berusaha mencoba menghentikannya, dan tersangka membunuhnya karna takut rencananya akan gagal." kata Hyun Sik.

"Berarti dia adalah seseorang yang dikenal Chef?" Tanya Bok Chul.

"Dari daftar tersangka, Hyeonbi, dia mantan asisten koki di restorannya Chef, hanya dia yang dikenal Chef Park."

"Cepat segera cari dan tangkap dia sebelum dia melarikan diri, dia tersangka utama kita!"

Sementara itu aku dan Mark membawa korban kerumah sakit untuk diautopsi. Setelah dari rumah sakit kami kembali ke kantor, untuk Menginterogasi pelaku utama.--- masih dugaan karna ada kemungkinan pelaku sebenarnya bukan dia.

"Detektif Kevan, anda mau menginterogasi tersangka?" Tanya detektif Choi.

"Iya, mm ada perlu apa detektif?"

"Saya hanya ingin memberikan kertas ini, ini yang  saya temukan disetiap kasus, berupa petunjuk, semoga membantu penyelidikan kalian, saya permisi dulu."

"terimakasih."

Dia memberika tujuh potongan kertas padaku yang kalau digabung akan menghasilkan kalimat "Tinggal"

"Tinggal, kalau digabung dengan petunjuk sebelumnya berarti (selamat tinggal). Apa maksudnya?" Batinku.

"Bagaimana kau tau kalau dia berada di danau itu, setidaknya ada banyak danau buatan di kota ini?" Tanya Mark penasaran.

"Aku sebelumnya melacak lokasi Chef Park, dia koki yang sukses, setidaknya dia punya kendaraan pribadi. Jadi aku pergi ke parkiran dan memeriksa black box dari mobil lain yang merekam chef dan kendaraannya. Setelah mengetahui jenis kendaraan yang dimilikinya, aku memeriksa cctv di jalur utama dan menemukan mobil itu melaju ke jalur barat, dan hanya ada satu danau yang dilalui oleh jalur itu.--prediksi awalku."

"Keahlianmu tidak diragukan lagi." Kata Mark sambil penepuk-nepuk pundakku.

Ruang interogasi

"Apa kau yang membunuh chef?" Tanyaku.

"Tidak! Saya tidak membunuhnya!" Bantah tersangka.

"Kau mantan asistennya kan?" Tanyaku, dia tetap diam berusaha menyembunyikan sesuatu.

"Berarti kau yang membunuhnya."

"Bukan saya pembunuhnya!!"

"Kalau begitu kau yang membunuh wanita itu dan membuangnya ke danau!?"

"Tidak! Bukan saya yang membunuhnya! Saya tidak melakukannya! Sudah berapa kali saya bilang?"

Selagi menginterogasi, Mark masuk dan membisikkan sesuatu padaku. Hasil autopsinya sudah keluar dan diluar dugaan.

"Kau akan tau siapa tersangkanya" bisik Mark.

"Dari hasil autopsi dinyatakan bahwa ada patah leher tulang belakang dan lengan bagian atas diduga karena serangan dan pertahanan diri. Ada juga beberapa bekas tusukan di daerah perut dan juga jarum suntik di sekujur tubuh. " jelas Mark.

"Begitu caranya mengeluarkan darah."

"Benar, tapi hasil autopsi dari mayat chef Park berbeda, ada luka dibagian lehernya dan tangan sebelah kanan, dari goresan menunjukan pelakunya bertangan kidal. Jari telunjuk sebelah kanan korban hilang, diduga dipotong benda tajam."

"Motif pembunuhan yang berbeda dan dilakukan oleh orang yang sama, tidak mungkin dalam jangka waktu yang singkat dia mengubah motifnya."

"Benar, jarak kematian kedua mayat hanya berjarak 4 jam."

"Mereka orang yang berbeda."

"Satu hal lagi. Pada mayat pertama diduga pelakunya adalah seseorang laki-laki, dilihat dari cara dia menghabisi korbannya." Jelas Mark.

"Bagaimana dengan chef Park?"

"Dari keterangan tidak ada perlawanan dari korban, dia tidak melakukan pertahanan dan perlawanan, bisa di artikan dia rela dibunuh oleh tersangka."

"Tolong bawakan data-data karyawan kemaren, terimakasih."

"Ada seseorang yang aku curigai, ini dia-- Shin Bok Gi usia 29 tahun, pelatih taekwondo. Dia tidak diterima karena tidak memenuhi ketentuan yang ditetapkan. Dia juga ditolak di kedelapan perusahaan ini, jadi dia tidak terima dan balas dendam. Sedangkan tersangka pembunuh Chef Park adalah Hyeon Bi, dia mantan asisten dan pernah dekat dengan Chef. Karena itu Chef tidak melakukan perlawanan dan pasrah dengan keadaan." jelasku.

"Tapi tersangka dari pembunuhan karyawan itu laki-laki?"

"Awalnya aku berpikir seperti itu, tapi motifnya tidak ada, jika itu Shin Bok Gi, maka motif kejahatannya jelas"

"Berarti ini kasus yang berbeda, tapi bagaimana menghubungkannya, aku tidak mengerti."

"Simple saja, Pertama, Shin Bok Gi menjalankan aksinya, setelah itu darah ditemukan oleh Chef Park, kenapa dia membersihkan darahnya padahal dia bisa melaporkannya kepada polisi? Dan kenapa dia sangat gugup ketika melihat darah padahal dia sudah terbiasa dengan itu?. Itu karena dia melihat Hyeon Bi di dalam ruangan itu dan menyangka ia telah membunuh seseorang, jadi Chef berusaha melindunginya."

"Bagaimana dia bisa masuk kedalam ruangan itu?"

"Ada satu pintu lagi yang mengarah ke tempat pembuangan, aku menemukannya ketika memukul-mukul dinding dan menemukan pintu."

"Lalu kenapa Hyeon Bi datang?"

"Mungkin pada awalnya dia ingin bicara dengan Chef Park, tapi Chef pikir dia telah membunuh seseorang dan meminta agar menyerahkan diri, Hyeon Bi yang memiliki tempramen buruk tentu saja tidak terima dan melakukan aksinya."

"Aku mengerti sekarang."

"Shin Bok Gi sekarang menjadi tersangka, lacak lokasinya dan temukan keberadaannya." kataku pada Mark.

"Sedangkan kau Bok Chul, pergi dan interogasi kembali Hyeon Bi sampai dia mengaku."

Setelah melacak lebih kurang 160 menit dangan bantuan beberapa alat, kami berhasil menemukan lokasi dimana tersangka bersembunyi-- bangunan bekas pabrik yang sudah bangkrut.

"Bangunan ini cukup luas, sekarang kita mencar, lihat secara detail setiap ruangan di bangunan ini."

"Siap pak!"

"Aku belum cukup tua untuk dipanggil pak--oke ini tidak penting, teruskan pencarian!"

"Letnan, ada mayat di atas atap!" Salah seorang perwira polisi yang ikut melakukan infestigasi menemukan mayat dia atas atap. Aku dan lainnya segera ke atap dan memastikan jasad siapa itu. Setelah memastikannya ternyata dugaanku benar.

Setelah tim forensik datang ke lokasi dan memeriksa, ternyata dia sudah meninggal 7 jam yang lalu, dari luka di tubuhnya, diduga dia bunuh diri.

"Saya menemukan ini di saku korban, siapa tau ini berguna bagi penyelidikan anda." Kata salah seorang team forensik.

"Ini puzzle? Apa-apaan? tapi trimakasih."

Ini mengingatkanku pada kasus lama, dua tahun yang lalu, ketika aku masih menjadi anggota di team tiga, kasus itu sudah terpecahkan tapi teka-teki tetap menjadi misteri, siapa dalang di balik semua ini? Yang jelas dia sedang bermain-main sekarang.

Aku mendapat telfon dari Bok Chul bahwasanya Hyeon Bi telah mengaku dia yang membunuh Chef karena sakit hati disuruh menyerahkan diri pada polisi, sedangkan Shin Bok Gi mati karena bunuh diri.

Kasus ini telah selesai, tapi karena puzzle, kasus ini seolah-olah belum berakhir dan belum menemukan ujungnya.

Ruang interogasi

"Apa kau yang membunuh chef?" Tanyaku.

"Tidak! Saya tidak membunuhnya!" Bantah tersangka.

"Kau mantan asistennya kan?" Tanyaku, dia tetap diam berusaha menyembunyikan sesuatu.

"Berarti kau yang membunuhnya."

"Bukan saya pembunuhnya!!"

"Kalau begitu kau yang membunuh wanita itu dan membuangnya ke danau!?"

"Tidak! Bukan saya yang membunuhnya! Saya tidak melakukannya! Sudah berapa kali saya bilang?"

Selagi menginterogasi, Mark masuk dan membisikkan sesuatu padaku. Hasil autopsinya sudah keluar dan diluar dugaan.

"Kau akan tau siapa tersangkanya" bisik Mark.

"Dari hasil autopsi dinyatakan bahwa ada patah leher tulang belakang dan lengan bagian atas diduga karena serangan dan pertahanan diri. Ada juga beberapa bekas tusukan di daerah perut dan juga jarum suntik di sekujur tubuh. " jelas Mark.

"Begitu caranya mengeluarkan darah."

"Benar, tapi hasil autopsi dari mayat chef Park berbeda, ada luka dibagian lehernya dan tangan sebelah kanan, dari goresan menunjukan pelakunya bertangan kidal. Jari telunjuk sebelah kanan korban hilang, diduga dipotong benda tajam."

"Motif pembunuhan yang berbeda dan dilakukan oleh orang yang sama, tidak mungkin dalam jangka waktu yang singkat dia mengubah motifnya."

"Benar, jarak kematian kedua mayat hanya berjarak 4 jam."

"Mereka orang yang berbeda."

"Satu hal lagi. Pada mayat pertama diduga pelakunya adalah seseorang laki-laki, dilihat dari cara dia menghabisi korbannya." Jelas Mark.

"Bagaimana dengan chef Park?"

"Dari keterangan tidak ada perlawanan dari korban, dia tidak melakukan pertahanan dan perlawanan, bisa di artikan dia rela dibunuh oleh tersangka."

"Tolong bawakan data-data karyawan kemaren, terimakasih."

"Ada seseorang yang aku curigai, ini dia-- Shin Bok Gi usia 29 tahun, pelatih taekwondo. Dia tidak diterima karena tidak memenuhi ketentuan yang ditetapkan. Dia juga ditolak di kedelapan perusahaan ini, jadi dia tidak terima dan balas dendam. Sedangkan tersangka pembunuh Chef Park adalah Hyeon Bi, dia mantan asisten dan pernah dekat dengan Chef. Karena itu Chef tidak melakukan perlawanan dan pasrah dengan keadaan." jelasku.

"Tapi tersangka dari pembunuhan karyawan itu laki-laki?"

"Awalnya aku berpikir seperti itu, tapi motifnya tidak ada, jika itu Shin Bok Gi, maka motif kejahatannya jelas"

"Berarti ini kasus yang berbeda, tapi bagaimana menghubungkannya, aku tidak mengerti."

"Simple saja, Pertama, Shin Bok Gi menjalankan aksinya, setelah itu darah ditemukan oleh Chef Park, kenapa dia membersihkan darahnya padahal dia bisa melaporkannya kepada polisi? Dan kenapa dia sangat gugup ketika melihat darah padahal dia sudah terbiasa dengan itu?. Itu karena dia melihat Hyeon Bi di dalam ruangan itu dan menyangka ia telah membunuh seseorang, jadi Chef berusaha melindunginya."

"Bagaimana dia bisa masuk kedalam ruangan itu?"

"Ada satu pintu lagi yang mengarah ke tempat pembuangan, aku menemukannya ketika memukul-mukul dinding dan menemukan pintu."

"Lalu kenapa Hyeon Bi datang?"

"Mungkin pada awalnya dia ingin bicara dengan Chef Park, tapi Chef pikir dia telah membunuh seseorang dan meminta agar menyerahkan diri, Hyeon Bi yang memiliki tempramen buruk tentu saja tidak terima dan melakukan aksinya."

"Aku mengerti sekarang."

"Shin Bok Gi sekarang menjadi tersangka, lacak lokasinya dan temukan keberadaannya." kataku pada Mark.

"Sedangkan kau Bok Chul, pergi dan interogasi kembali Hyeon Bi sampai dia mengaku."

Setelah melacak lebih kurang 90 menit dangan bantuan beberapa alat, kami berhasil menemukan lokasi dimana tersangka bersembunyi-- bangunan bekas pabrik yang sudah bangkrut.

"Bangunan ini cukup luas, sekarang kita mencar, lihat secara detail setiap ruangan di bangunan ini."

"Siap pak!"

"Aku belum cukup tua untuk dipanggil pak--oke ini tidak penting, teruskan pencarian.!"

"Letnan, ada mayat di atas atap!" Salah seorang perwira polisi yang ikut melakukan infestigasi menemukan mayat dia atas atap. Aku dan lainnya segera ke atap dan memastikan jasad siapa itu. Setelah memastikannya ternyata dugaanku benar.

Setelah tim forensik datang ke lokasi dan memeriksa, ternyata dia sudah meninggal 7 jam yang lalu, dari luka di tubuhnya, diduga dia bunuh diri.

"Saya menemukan ini di saku korban, siapa tau ini berguna bagi penyelidikan anda." Kata salah seorang team forensik.

"Ini puzzle? Apa-apaan? tapi trimakasih."

Ini mengingatkanku pada kasus lama, dua tahun yang lalu, ketika aku masih menjadi anggota di team tiga, kasus itu sudah terpecahkan tapi teka-teki tetap menjadi misteri, siapa dalang di balik semua ini? Yang jelas dia sedang bermain-main sekarang.

Aku mendapat telfon dari Bok Chul bahwasanya Hyeon Bi telah mengaku dia yang membunuh Chef karena sakit hati karena disuruh menyerahkan diri pada polisi, sedangkan Shin Bok Gi mati karena bunuh diri.

Kasus ini telah selesai, tapi karena puzzle, kasus ini seolah-olah belum berakhir dan belum menemukan ujungnya.