Alaric bertemu Rune di pintu keluar. Anak muda itu baru datang bersama London setelah menjelajah daerah di sekitar hotel mereka dengan dua orang pengawal yang tampak seperti pemuda seumuran mereka.
"Hei... Eli, kan? Cepat sekali pulangnya?" tanya Rune keheranan. Ini baru jam 4.40 sore, menurutnya acara minum teh seharusnya belum selesai sehingga ia akan bisa bertemu Elios Linden setelah ayahnya selesai berbincang-bincang dengannya. Rune tidak menyangka Alaric keluar demikian cepat.
"Hallo, Rune. Apa kabar?" Alaric tersenyum ke arah pemuda itu.
Ia membandingkan London yang berdiri di sampingnya dan menyadari bahwa London sangat mirip ayahnya dan Rune tidak mirip siapa pun, tidak juga mirip ibunya. Mungkin itu yang membuat Rune sangat menyenangkan, pikirnya.
"Baik. Kami habis membeli oleh-oleh dan menjelajah daerah sini." Rune menoleh kepada kakaknya, "Aku kemarin bertemu Eli dan bercakap-cakap tentang banyak hal."