Kemana L?

London paling tidak tahan melihat L menangis, tetapi apa pun yang dilakukannya tidak dapat menghentikan tangis gadis itu. L menangis terisak-isak sedih sekali dan ini membuat London bingung dan sedih pada saat yang sama. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

"L... kalau kau mau marah, marahilah aku. Kau boleh memukulku.. Aku yang bersalah karena menipumu. Semua berawal dari ketidaksengajaan, tetapi kemudian menjadi sangat sulit bagiku untuk mengatakan yang sebenarnya kepadamu." London berjalan mendekati L yang masih berdiri di depan pintu dengan air mata berlinang.

Gadis itu menatapnya dengan pandangan canggung. Terlihat di matanya bahwa L sedang mengalami konflik batin. Ia tidak tahu bagaimana harus bersikap kepada pria yang selama ini dikiranya sebagai pemuda miskin yang kebetulan menjadi ayah dari anaknya, dan malam ini baru diketahuinya ternyata sebenarnya merupakan seorang pria paling kaya dan berkuasa di Jerman, bahkan mungkin di seluruh daratan Eropa.