Gelombang Kelam (2)

Segera setelah langkah kaki Ah Mo terdengar menjauh dari situ, sang pria kemudian membuka matanya. Diambilnya sekotak rokok di sebelahnya.

Dia berpaling dan kembali mengambil dokumen dan foto itu. Setelah dilihat-lihatnya, dinyalakannya korek dan membakar mereka sampai menjadi abu.

Sambil menikmati matahari pagi, dihembuskannya asap rokoknya itu. Seketika sepasang tangan menahannya yang hendak kembali menikmati sebatangan itu. Wanginya khas.

"Sudah, jangan kebanyakan merokok. Tidak bagus untuk kesehatanmu," ujar sang gadis yang ternyata sudah mengambil itu dan mematikannya di asbak.

"Hei, sudah bangun ya," sapa sang pria. "Jadi, berapa banyak yang kau dengarkan tadi?"

Sang pria mendudukannya ke pangkuannya.

"Ya, kurang lebih setengahlah…" jawabnya. "Qi Qiming, kau…"

Mu Yuchen menyisiri rambut istrinya itu, berkata, "Mmm, hanya konflik lama, sehingga diikuti saja. Tapi tenanglah."