Ancaman (1)

Pada akhirnya, Xi Xiaye hanya terbatuk karena mereka tidak bisa berkata-kata. Mereka mulai tertawa.

"Mu Yuchen, kamu selalu memasang perangkap untuk menjatuhkanku!" Xi Xiaye memelototinya.

Mu Yuchen hanya tertawa dan melingkarkan lengannya di bahu Xi Xiaye. "Aku tidak bermaksud begitu, tapi kamu sendiri yang terjun ke dalam perangkap. Walaupun EQ-mu semakin bagus, IQ-mu perlu diperbaiki."

"Itu salahmu, bukan? Ada pepatah mengatakan bahwa satu kehamilan dapat membuat seorang wanita menjadi bodoh selama tiga tahun... Aku semakin pelupa sekarang ini," keluh Xi Xiaye dengan sedih.

"Ini salahku, oke?" Mu Yuchen tersenyum dan mengakuinya. "Lalu, mengapa kamu bersikeras untuk memiliki anak lagi?"

"Karena kamu menginginkan seorang anak perempuan, bukan?"

"Bagaimana jika kita mendapatkan anak lelaki lagi?"

Mu Yuchen terkejut dengan alasan Xi Xiaye.

"Berarti bertambah lagi satu anak…"

"Tuan Mu..."