Berhenti Menyalahkan Diri Sendiri

"Mungkin kita tidak berjodoh." jawab Randy singkat. "Dan apabila itu terjadi, kita masih tetap bisa bersahabat." Randy buru-buru menambahkan saat melihat perubahan ekspresi pada wajah Ditya.

Randy lalu memegang tangan Ditya, "Ditya, berhentilah mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi. Jalani saja apa yang ada saat ini."

"Iya, kakak benar." kata Ditya. "Aku memang terlalu berlebihan."

"Jadi . . . ?" tanya Randy.

"Jadi apa?" Ditya bingung.

"Jadi, apakah . . ."

"Apakah kakak masih ingin mengetahui perasaan aku ke Kak Putra?" tanya Ditya dengan raut wajah yang polos.

Randy langsung melepaskan tangannya dan memegang keningnya sendiri dengan putus asa. "Ditya, mengapa kamu ahli sekali dalam merusak suasana, sih?"

Ditya menahan tawanya saat melihat Randy yang putus asa dengan tingkahnya yang menyebalkan.

"Terimakasih ya, Kak."

"Untuk apa?"

"Untuk semua waktu dan hal yang kakak berikan untuk aku. Untuk semua kesabaran kakak dalam menghadapi orang seperti aku."