Menemukannya

Bel istirahat pun berbunyi, tandanya siswa siswi bisa beristirahat. Keandra dan Ayesha seperti biasa pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong.

Sesampainya di depan kantin, Keandra masuk ke dalam ruangan yang sangat luas itu. Sebenarnya sejak dulu ia masuk, Keandra merasa kantin itu lebih seperti restauran. Seluruh dindingnya bermotif bata ekspos berwarna merah, di setiap dinding ada beberapa lukisan yang sangat indah.

Setiap meja dan kursi berjajar rapi dengan hiasan lampu gantung berwarna hitam dan putih di atasnya. Kalau di perhatikan, ruangan itu terbagi tiga bagian. Sudut sebelah kiri penuh dengan siswa kelas XII, bagian tengah terisi oleh kelas X dan kelas XI berada tepat di sebelah kanan kelas X. Sebenernya sih pengaturan tempat duduknya tidak seperti itu, siswa bebas saja memilih tempat yang ingin ia duduki, hanya saja mungkin itu sudah menjadi kebiasaan para siswa.

Keandra melanjutkan langkah kakinya bersama Ayesha menuju hidangan makan yang disediakan hari ini. Mereka ikut mengantri untuk mengambil makanan. Setelah selesai mereka bedua mencari tempat duduk di area kelas XI.

"Yesha, coba kamu perhatiin cowo di deretan kelas XII yang duduk dekat jendela di sudut.." ucap Keandra dengan memasang wajah terkejut yang tak bisa disembunyikan.

Ayesha yang mendengar perkataan Keandra langsung menoleh ke arah yang ditunjukkan. Dia melihat sesosok laki-laki yang tampan dengan mimik suram dan, mmm, sedikit datar dan cukup menyeramkan baginya. Tanpa disadari Ayesha bergidik.

Ayesha berpaling ke arah Keandra dan menautkan alisnya, "cowok tampan berwajah masam.." tutur Ayesha, lalu ia melanjutkan, "ada apa dengan dia?" sambil lanjut menyendoki makan siangnya.

"itu tuh... cowok yang aku ceritain tadi pagi, yang aku tabrak itu..."

"uhuk uhuk.." Ayesha langsung terbatuk batuk mendengar pernyataan Keandra. "Srius Kea?! Lu nabrak cowo seserem itu!! Pantes aja kalo lu bilang tadi serem banget liat dia melotot." ujarnya.

"Yah makanya itu... Aku lagi mikir-mikir mesti minta maaf lagi apa nggak yah.. tapi suer nih aku takut bgt Sha. Bukan cuma mimiknya yang serem gitu, dia ternyata kakak kelas. Males lah aku kena labrak temen-temennya nanti."

"yayaya aku paham.. gimana klo dibiarin dulu aja, lagi pula mungkin dia udah lupa muka lu yang mana." ujar Ayesha, lalu ia melanjutkan, "tapi kok aku kayanya familier bgt yah sama wajahnya.. tapi dimana yah??" Ayesha mengingat-ingat sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.