Aku adalah Ara yang pernah mengabaikan cinta sejatiku, dan aku menyesal telah memilih wanita lain. Kemudian aku sekarang sudah jomblo, tidak memiliki kekasih. Aku menyadari bahwa aku selama ini terlalu angkuh dan merasa tidak mungkin aku jomblo karena terlalu banyak wanita jatuh cinta padamu. Aku sering mengabaikan banyak sekali wanita dan membiarkan mereka sakit hati. Namun setelah banyak sekali peristiwa terjadi dalam hidupku maka kali ini aku merasa bahwa selama ini aku ternyata mati. Aku mati dari jalan kebenaran dan nafasku serta usiamu sudah aku berikan kepada sesuatu yang bukan merupakan ridho Ilahi. Aku sudah mulai menggerakkan hati nurani ku dan aku malu ternyata aku ini adalah manusia yang tidak berguna. Secara fisik aku ini makhluk hidup namun apa yang aku kerjakan adalah mati karena hatiku mati. Aku perlu menata kembali jalan hidupku dan tentu saja aku harus mencari cahaya. Namun aku belum juga menemukan cahaya tersebut kecuali aku mengenang kembali seorang wanita yang pernah membuat aku bahagia dan aku merasa bahwa dia adalah Cahaya bagi hidupku. Aku ini terlalu bodoh karena sudah mengabaikan wanita yang bagaikan cahaya. Aku tidak lagi butuh wanita cantik dan mempesona namun aku membutuhkan wanita Sholeha yang bisa memberikan aku arah untuk menuju kepada cinta sejati.
Aku terdampar pada sebuah rasa hampa dalam hidupku dan aku malu kepada semua wanita yang pernah aku sakiti hatinya. Apalagi jika aku sudah sempat berkenalan dengan orang tua wanita tersebut. Aku ini lelaki buaya yang tidak mau peduli dengan perasaan wanita. Aku ini lelaki yang egois dan aku harus membunuh egoku sendiri agar aku tidak terus berada di jalan penuh maksiat. Aku tidak mau lagi merasa angkuh dan sombong karena sesungguhnya Sombong adalah Perilaku yang hanya boleh dimiliki oleh Tuhan Yang Maha Esa. Aku ini siapa?. selendang Nyakah?. Aku merasa belum apa-apa dalam pencapaian finansial dan karir. Tapi aku sudah sedemikian sombong nya. Tuhan mengambil semua kebahagiaan semu yang pernah aku rasakan dan akhirnya aku terkapar sebagai pangangguran di rumah orang tuaku sendiri. Aku hanya menjadi benalu di dalam kehidupan ini. Aku sudah kuliah jauh-jauh ke Jakarta namun hasilnya hanya menjadi anak yang memalukan buat keluarku sendiri. Aku menutup hatiku untuk mengenal perempuan' yang baru dalam kehidupan ku. Aku hanya ingin melangkah ke belakang untuk menjemput satu wanita yang sangat setia dan tulus mencintai ku dsn darinya aku banyak sekali belajar mengenai makna kehidupan ini.