'raja sebaiknya kita mundur ke perbatasan. yang akan muncul dari kegelapan itu merupakan sesuatu yang buruk menurut firasatku. ' ucap jendral elf
'pergilah bawa busur langit pergi dari sini . aku telah lama menunggu datang nya hari ini . hari dimana aku akan singkirkan beban dalam hidupku ' ucap ren
'raja. apa maksut ucapan mu? apa yang akan keluar dari bayangan hitam itu? apakah kau mengetahuinya?' ucap jendral elf
' hmm tau ? justru aku sangat mengenal dirinya hmmmm' ren tersenyum menyeringai seakan telah menunggu saat saat ini selama hidupnya
sesuatu turun dari bayangan hitam yang memayungi medan pertempuran saat itu.
para monster berteriak kegirangan seakan mendapat berkah dari tuhan mereka .
teriakan 10 juta monster memekakan telinga .
nyali para prajurit elf dipaksa langsung turun hingga kedasar nya.
suara teriakan sambutan entah apa yang mereka akan sambut. namun satu hal yang pasti . itu sesuatu yang buruk untuk para elf.
'ahhhh sudah lama sekali. udara ini benar benar busuk. membuatku jijik . dan lihat kawanan ternak itu. saat ke pemimpinanku dulu. ternak itu jauh lebih hebat . kini hanya tersisah kumpulan pecundang yang sedang bermain sebagai raja . hahahahahaha ' ucap seseorang yang mulai terlihat wujudnya
pria yang lumayan tinggi. rambut putih panjang hingga ke pinggul. kuku yang panjang mencuat . bibir hitam dan di lengkapi dengan pakaian mewah serba hitam. di kepalanya di hiasi mahkota yang juga berwarna hitam. serta telinga runcing yang mengingatkan akan sesuatu .
' kau menampakan dirimu juga ternyata. AENAR REN SANG ELF HITAM' ucap ren sambil tertawa
aura yang kuat menyekik seluruh pasukan elf yang sedang terpaku melihat keadaan saat ini . mereka seakan melihat sosok dewa yang turun dari langit. beberapa mereka bahkan ada yang langsung berlutut .
' aa....aaaaapa aaapaan ini. siapa gerangan orang itu .. auranya dapat menekan semangat hidup orang lain ' ucap salah satu prajurit
'sudahlah .....jika dia adalah musuh kita. ini adalah akhir perjuangan kita' ucap prajurit lain
' kalian tak usah pedulikan orang itu. jalankan rencana . kembalilah sampai perbatasan dan tunggu aku disana 'ucap ren
' tidak raja . jika kau ingin meraih sesuatu. maka kami akan jadi tangan mu. jika kau ingin berjalan . kami akan jadi kaki mu. jika kau ingin berperang . biarkan kami jadi busur dan anak panahmu. ' ucap gara . seorang komandan pasukan besar. dan memiliki jabatan sebagai jendral tertinggi kerajaan elf.
' apa kau akan menjamin hidupku? sementara aku sendiri tak bisa menjamin kehidupanku? hahah tapi jika itu keinginan kalian. berikan padaku sebuah perjuangan yang layak' ucap ren
'DENGAN SENANG HATI RAJA ' ucap gara
aenar dalam sekejap bergerak . tanpa sempat memberi aba aba kedua mata ren melihat sosok aenar yang kini telah berada 5m di hadapanya.
' hmm menggelikan. siapa gerangan kau ini. anak dari pelacur itu menduduki tahtaku ? lucu sekali' ucap aenar
' kau bisa menghina ku. tapi jangan ibuku ' ucap ren
ren mengarahkan busurnya ke wajah aenar . lalu dengan kekuatan penuh ren melepas anak panahnya yang dengan sangat cepat melesat ke wajah aenar.
'ARJUNA' ucap ren
siapapun tau itu adalah serangan fatal dengan jarak sedekat itu.
ledakan mulai terdengar. kabut hitam mulai terlihat . daya ledak dari kekuatan tempur seorang raja elf yang sedang memberikan sambutan hangat untuk musuh di depanya.
' apa yang kita takutkan . lihat raja kita memang kuat . hidup RAJA REN ' triak prajurit
'HIDUP'
'HIDUP'
'HIDUP'
namun tak lama kemudian.
'yang kalian maksut itu ren siapa? yang kalian maksut raja itu siapa ? si palsu ini?'
terdengar suara yang kini menjadi sosok aenar yang mulai terlihat saat kabut hitam karena ledakan itu sudah hilang.
para prajurit terdiam mematung
' bagai mana mungkin . serangan itu bahkan dapat melukai naga ' ucap prajurit
' ia iblis ' ucap pajurit lain
ren memicingkan matanya. ia tersenyum
'haha memang ini yang ku harapkan darimu. ' ucap ren
aenar melihat wajah ren dengan teliti. ia seperti berfikir akan sesuatu hal yang buruk. apapun itu. pastilah benar adalah hal yang buruk.
'hey prajurit. kuberi kalian kesempatan. bunuh orang ini dan jadilah pengikutku. atau mati disini ditanganku' ucap aenar
' a...aaapaa kau bilang. kau suruh kami menghianati raja kami? lebih baik aku mati' ucap gara
'terkabul ' ucap aenar
semua prajurit bingung apa yang sedang terjadi. seakan akan tak mau mempercayai apa yang mereka lihat. kepala jendral mereka itu sudah tak lagi berada di posisi yang seharusnya.
'selanjutnya?' ucap aenar
'jjj.jendral ' ucap prajurit
' sial kau, urusanmu itu padaku. tinggalkan mereka yang tak tahu apapun' ucap ren
' ku beri kau kesempatan sekali lagi anak pelacur. aku akan menonton peperangan ini. jika kau bisa menghabisi prajurit ku. akan ku pertimbangkan untuk membunuhmu ' ucap aenar
' hahahah lucu sekali kau pak tua. kau akan ku habisi bersama anak buahmu yang kotor itu saat ini juga ' ucap ren yang membalas propokasi dari aenar
' akan ku tunggu dengan senang hati ' ucap aenar
aenar pun menghilang.
'jangan takut, di depan kita ada musuh yang harus kita lawan . busungkan dada kalian. jika rasa takut kalian sudah tak terbendung. pandang lah punggung ku ini . punggung yang tidak akan pernah berbalik apapun yang terjadi. di dunia ini . ada hal yang jauh lebih mengerikan daripada kematian . beruntungnya kita di berikan kesempatan untuk menghalau sesuatu yang buruk itu . jadi jika kita mati . itu adalah pilihan lain yang lebih baik. BUSUR LANGIT . ' ucap ren
' HIDUP RAJAAAAA' teriak prajurit
pertempuran kembali di mulai .
ini akan sulit untuk para elf karena selain mereka kalah jumblah mereka pun baru saja kehilangan jendral kebanggan mereka . namun itu tak mengurangi moral mereka . inti dari mengapa mereka bisa bertahan adalah keberadaan raja mereka yang selalu berada di garis depan .
peperangan berlangsung sangat kejam . pembantaian elf terlihat di sana sini . tak banyak yang bisa mereka lakukan dengan jumblah sebagai faktor yang sangat fatal dalam peperangan .
ren menoleh kekiri dan kek kanan .
' kemana orangku?' ren terdiam melihat dengan tatapan kosong
ia melihat kaumnya sedang berada di rumah jagal para monster. pembantaian tak terelakan . itu neraka bagi elf yang bertempur dengan jarak dekat .
'MUNDUUUUR . SELAMATKAN DIRI KALIAN' ren berteriak . namun semua sudah terlambat
apa yang ia kejar selama ini bukan lah balas dendam . melainkan tragedi yang berakhir sebagai tragedi lainya . wajah ren memucat. ia baru tersadar bahwa ambisi yang ia percaya selama ini tak sebanding nyawa kaum nya . ia lalu terpikiran anaknya .
' saski . satu satunya hal yang membuatku senang karena mengusirmu adalah kau tidak ada disaat kaum mu musnah dan kau dapat selamat. maafkan aku saski . aku ayah yang buruk . aku tidak ada bedanya dengan bedebah aenar itu . ' ucap ren yang sambil berlutut melihat langit .
seakan semua sudah berakhir . tanpa sempat ia memberikan balas dendam .
' hah ini akhirnya bagiku dan kaumku . ' ren tersenyum .air matanya menetes
para monster terus membantai para elf .
waaaaaarhhhg
triak monster yang siap menebas wajah elf yang tampan .seakan ia meremehkan elf dengan bermain main ketika membunuh.
namun
teeeeeet teeeeeeeet teeeeee
suara terompet perang terdengar.
ren mengenal suara terompet itu dahulu kala.
' hahahaha paduka kau luar biasa . perkataanmu selalu jadi kenyataan ' ucap ren
ren pun kembali berdiri dan mulai berteriak
'BERTAHAN KALIAN SEMUA . KIRIM MAKHLUK MENJIJIKAN INI KE NERAKA . ' ucap ren
dari kejauhan terdrngar teriakan keras dari raja para dwarf . teriakan harapan . teriakan yang terdengar berat serak namub indah .
'KAKI BAJA. prioritas kita membunuh . kurangi jumblah musuh ' ucap galf
'YAAAAAAAAAAAAAAAA'
kaki baja berderap membuat getaran yang membuat monster terperangah . kekuatan yang telah terlatih dengan perlengkapan tempur yang mumpuni .
apakah ini adalah harapan ...