tepat jam sembilan pagi, sang dosen masuki kelas. hal yang pertama dosen itu lakukan adalah menyapukan pandang kepada ketujuh mahasiswa baru sastra idola di hadapannya. ini adalah senjataku untuk berdiri di puncak tahun yang akan datang, harus aku perlakukan dengan baik.
" halo semuanya, untuk setahun kedepan dan mungkin sampai lulus aku yang akan bertanggung jawab untuk kalian. saya harap kalian tak merepotkan saya." sapa dosen itu, yang tak lain adalah prof Ninda.
terus terang sekali orang ini, tapi sepertinya tidak jauh berbeda denganku. ini kesamaan yang akan memperlancar kerja sama yang terjalin. aku harus bersyukur atas hal ini. gumam Findra mendengar sapaan itu. tentu tak ada yang mendengar tentang itu. belajar dari kesalahan sebelumnya Findra bersikap lebih hati hati kali ini. dosen yang menarik, setidaknya dia tidak menggunakan kata manis untuk menyambut sekaligus mengancam kami saat pertama kali bertemu.
tak lama setelah sapaan itu, prof Ninda memperkenalkan dirinya sambil membagikan sebuah buku berukuran sedang,
" nama saya Ninda, kalian bisa memanggil saya Miss Ninda atau prof Ninda. saya tidak menerima panggilan selain itu. buku yang kalian terima adalah tata tertib yang ada di kampus menyangkut semua hal, mulai dari berpakaian, seragam, sampai urusan asrama ada di situ. dibagikan paling belakang sudah saya selipkan jadwal kelas." kata prof Ninda sambil kembali ke podium yang berada di depan kelas.
" untuk saat ini itu saja. kalian bisa pergi ke asrama masing-masing dan beristirahat. besok akan langsung mulai kelas jadi istirahatlah. jika ada yang ingin kalian tanyakan datanglah kekantor saya. sekian, kelas bubar." dengan itu mereka menyeret koper besar yang mereka bawa menuju kamar asrama masing-masing.
betapa senangnya Findra, saat sampai di depan pintu kamarnya terkaya dia berdiri sejajar dengan Rain yang juga hendak membuka pintu kamar itu. mereka berdua tersenyum,
" teman sekamar...," ucap merekam nyaris berbarengan. keduanya tertawa bahagia. kemudian Findra mempersilahkan Rain untuk membuka pintu kamar dan masuk lebih dulu.
untuk ukuran orang yang hidup dengan berkecukupan seperti Rain kamar ini sangat sederhana, tapi bagi Findra yang sudah terbiasa dengan kehidupan yang kurang kamar ini sangat memadai.
keduanya langsung membereskan barang bawaannya. memasukan baju kedalam lemari. menyusun buku di rak kecil meja belajar masing masing. sampai akhirnya Findra memutuskan untuk mandi lebih dahulu. meski dia sudah mandi sebelum berangkat pagi tadi. tapi Findra perlu badan segar dan pikiran yang ringan untuk membaca tata tertib kampus yang setebal novel itu. dia tak mau menyesali tentang kontrak yang akan dia tanda tangani.
waktu menunjukan pukul tiga sore waktu setempat saat orang seistimewa Findra menyelesaikan bacaannya tentang tata tertib kampus. di sana tertulis, jam kerja para dosen berakhir jam tujuh malam. masih banyak waktu sebelum jam kerja selesai. Findra berganti pakaian, syarat utama boleh memasuki gedung kelas ataupun kantor dosen adalah berseragam. jadi seragam lah yang dia gunakan sekarang sambil menyusuri lorong-lorong kelas menuju kantor prof Ninda.
diketuknya pintu yang memisahkan dunia luar dengan dunia yang kondusif di ruangan kantor itu. dari dalam terdengar suara rendah seorang wanita,
" masuk....."
mendengar suara itu, Findra memutar kenop pintu. di lihatnya seorang wanita dengan posisi yang sama seperti saat terakhir dia melihat wanita itu di kantornya. prof Ninda mengangkat kepalanya,
" ah..., Findra, apa sudah selesai membaca tata tertibnya? jadi tambahan apa yang kamu inginkan di kontrak itu?" tanya to the point.
Findra pun menjawab langsung pada intinya, "saya tidak keberatan dengan semua yang anda tuntut pada saya dengan catatan ada akan membebaskan saya mencari sekutu dengan kualifikasi saya sendiri dan anda akan membantu saya mendapat apa yang saya mau, seperti saya membantu anda mendapat yang anda mau."
" ok...., saya ketik tambahanmu di kontrak kita, kemaluan say print agar bisa kita tanda tangani langsung." saat mengatakan itu tangan dan jarinya lincah menari di atas keyboard laptop dihadapannya. tak lebih dari lima menit kontrak itu sudah di print, di tempel dengan matrai, juga di tanda tangani. satu yang asli di pegang Findra duplikatnya ada pada prof Ninda.
"saya sudah selesai dengan urusan saya. saya akan pergi sekarang, anda juga terlihat sibuk." kata Findra seraya berdiri dari sofa di ruangan kantor prof Ninda. prof Ninda hanya melambaikan tangan tidak peduli sambil berjalan lagi ke posisinya yang semula sebelum Findra datang dan kembali berkutat dengan laptop dan setumpuk dokumen di mejanya.
kelas pertama, adalah kelas idola. hari ini hanya ada kelas idola. jadi dari pagi sampai sore yang mereka lakukan hanya untuk belajar bagaimana menjadi idola. mulai dari pemanasan, baik pemanasan tubuh maupun pemanasan suara. di lanjut dengan latihan menari, kemudian di lanjut dengan latihan menyanyi, lalu yang terakhir menggabungkan keduanya. syukur saat itu hanya ada kelas idola saja. jika sampai kelas malam juga ada, mereka tidak akan mampu berdiri untuk sekedar mandi besok.
fisik Findra memang tidak terpengaruh oleh latihan itu. tapi otaknya yang di paksa untuk menyerap banyak hal di waktu yang singkat membuatnya sedikit pusing. haah..., sepertinya aku terlalu memanjakan otakku, aku harus segera membiasakannya jika ingin menyelesaikan kontrak itu.
perut Findra berbunyi..., laparnya...., baiknya aku masak sekarang. meski mereka tampak baik-baik saja saat latihan itu karena semangat mereka mereka pasti lelah fisik juga pikiran. aku akan masak lebih banyak untuk kamar lainnya juga.
karena kelas sastra idola hanya terdiri dari 7 mahasiswa, 4 diantaranya laki-laki dan tiga lainnya perempuan. Findra hanya memasak cukup untuk empat 4-5 orang saja. bukan apa-apa. beberapa orang memang sulit untuk di ajak kerja sama.bini untuk mengurangi kemungkinan makanan terbuang percuma.
selesai mandi Findra mulai berkutat dengan pisau yang ada di dapur setiap kamar asrama. selesai masak di bangunannya Rain yang tertidur karena kelelahan. Rain berjalan ke kamar mandi untuk membasuh diri. meski hari bersalju tidak menghentikan Rain mandi air dingin untuk memulihkan kondisi fisiknya.
selesai mandi Rain menemani Findra untuk mengajak teman-teman kelas sastra idola untuk makan bersama di kamar mereka. kamar pertama yang dia ketik adalah kamar dua mahasiswa laki-laki lainnya. nama merekat Rin yang pendiam dan Angga yang sangat mengesankan secara penampilan dengan karakter sangar. Rin mengangguk saat di tawari makan bersama, sedang Angga,
" apa kalian tahu?, kita itu saingan. mana boleh bersikap baik pada saingan?"
" saingan kan kalau di panggung. di belakang kita bisa berteman." ucap Rain mencoba membujuk.
" tidak....!" pungkas Angga dengan kesombongan mutlak. saat rain ingin mencoba membujuknya lagi tangan Findra kembali mendarat di pundaknya, menghentikannya berucap.
mereka kemudian melangkah pergi dari kamar itu, Rin mengekor di belakang. Rin benar-benar hemat dengan suaranya. dia hanya menjawab seperlunya saat ditanya tanpa ada keinginan untuk balas bertanya. pintu selanjutnya adalah pintu yang di tinggali dua gadis dari kelas mereka, namanya Echa dan Emma. keduanya memiliki sifat yang periang. Emma memiliki tubuh yang lebih tinggi dari Echa.
sedang di kamar terakhir yang mereka datangi adalah kamar gadis berambut abu-abu kebiruan. namanya Ranita, gadis itu sedang masak rupanya. sepertinya gadis ini juga memiliki pemikiran yang sama dengan Angga dengan jender yang berbeda. di luar dugaan Ranita menerima ajakan itu dan membawa masakannya ke kamar Findra dan Rain. mereka makan bersama di lantai kamar. sesekali candaan mengisi mengisi lengangnya suasana makan. sudah di duga, Rin dan Ranita paling pasif soal bicara. mereka hanya senyum menanggapi candaan yang di buat Echa, Emma, dan Rain. sedang Findra mendengarkan dengan baik dan ikut larut dengan candaan mereka.
ini langkah pertama untuk membantu prof Ninda ada di puncak. yaitu hubungan dan kerja sama. langkah selanjutnya...., masih harus menunggu agar ikatan ini kuat dulu, juga masih ada pr si Angga itu.