Dahulu bait madahku, disulam dengan khayalan jiwa yang mentah..
Mengangkat naluri cinta yang fantasi dan tenggelam dengan sketsa ilusi...
Walau aku memutuskan tali-tali yang dikait dengan bisikkan nafsu dunia..
Hati ini masih tergoda akan sumbangnya rentak siul-siulan orang yang mabuk bercinta..
Dahulu..memang ulahnya bergitu....
Asing menjadi kebiasaan hatta kanak-kanak teruja untuk berpasang-pasangan...
Menguntai janji sedang dirinya juga di sara dan masih dijaga...
Ada yang berjaya menepis dan ada juga yang tenggelam dalam desahan syahwat..
Dahulu...aku katakan dahulu...aku kisahkan yang dahulu...
Kini...bait yang aku biaskan pada lakaran puisi..
Aku sentuh dengan jiwa yang benar-benar tepat untuk dipuja..
Andai ungkapan itu terlahir tanpa sengaja..biarlah...
Kerna ungkapan itu datangnya dari denyutan yang masih bernyawa..
Hanya dia insan yang tidak pernah lelah menampung titisan luka darahnya...
Berhak dipuja, dirindu dan dicinta..
Kekasih Yang Maha Mengetahui..