Aktor itu meletakkan kaleng birnya, menatapnya tajam, dan tersenyum terus terang. "Ya, itu benar. Aku sampai di tempatku dengan melakukan kenikmatan seksual. Aku adalah orang yang dipelihara beberapa kali sebelumnya. Kamu bisa menganggapku sebagai anak laki-laki yang cantik atau burung kenari dalam sangkar. Lagi pula, aku tidak punya hak untuk memilih hidupku sendiri!"
Saat itu, dia berprestasi di sekolah. Dia selalu berharap bahwa dengan belajar, dia bisa masuk ke universitas pilihannya. Setelah lulus, dia akan memiliki pekerjaan yang bagus. Kemudian, dia akan memiliki seorang istri yang sangat dia cintai dan keluarganya sendiri untuk pulang. Namun harapannya pupus ketika ibunya meninggalkan rumah.
Hutang judi yang tak ada habisnya, ketakutan, kegelisahan, kehidupan yang bergejolak, membuatnya tidak memiliki rasa aman.