Vania dan Julian sangat dekat hingga membuat para gadis di sekolah itu iri terhadap Vania. Tidak jarang Vania di kerjain bahkan di fitnah agar Julian menjauhinya.
"Apa kamu bodoh? Tidakkah kamu bisa melawan jika di bully begitu?" Tanya Julian dengan raut wajah kesal saat menemukan Vania yang hampir saja di siram dengan air kotor.
"Berhenti memanggilku bodoh! Aku tidak bodoh! Aku hanya tidak ingin membuat masalah selama sekolah disini. Julian jangan marah lagi"Jawab Vania seraya mengusap rambut Julian dengan berjinjit sambil tersenyum.
Kemarahan Julian langsung luntur seketika melihat senyum Vania. Ia benar-benar heran sekaligus kagum ketika melihat sikap Vania lembut dan selalu bisa tersenyum bahkan dalam keadaan terdesak pun ia masih bisa senyum.
"Kenapa kamu selalu mengusap kepalaku saat aku marah? Apakah ini berarti kita sudah menjadi sepasang kekasih!" Tanya Julian seraya tersenyum licik dan menyimpan harapan yang besar.