Chapter 2 Child Prodigy

Terpaan sinar matahari pagi hari yang membawa serta kehangatannya sendiri, suara Shishi odoshi* yang khas membuat suasana menjadi semakin nyaman, begitulah pikir anak berambut hitam yang sedang tertidur dengan kepala berada di pangkuan seorang wanita. (*sejenis air mancur tradisional Jepang, memiliki bunyi yang khas dan berguna untuk menakuti rusa)

Wanita itu memiliki rambut hitam legam sebahu, mata yang tidak terlalu lebar memiliki wajah dan tubuh yang kecil.

"Hahaue* bisakah kita tetap seperti ini hingga siang hari nanti?" tanya anak itu pada wanita tersebut. (*suatu panggilan formal anak kepada ibunya dalam budaya Jepang)

Wanita itu memandang kebawah dan mencubit pelan pipi anak itu.

"Apa yang kau katakan anakku bukankah kau harus berangkat berlatih sihir bersama Saegusa sensei?"

Perkataan dan cubitan dari ibunya tersebut membuat anak itu mau tidak mau terbangun dari posisi nyamannya.

"Hahaue apa aku benar-benar tidak boleh menyerah dalam berlatih sihir, seperti yang hahaue tahu aku sama sekali tidak bisa menggunakan sihir." bantah anak itu dengan wajah menggemaskan yang berasal dari bocah berumur delapan tahun.

"Apa yang kau katakan akan membuat ayahmu sangat kecewa, bukankah dia sudah mengatakan kau harus tetap berlatih?" tanya sang ibu.

"Huuftt, hahaue bagaimana bisa seseorang mempelajari sihir ketika dia sendiri tidak bisa menggunakan sihir?" anak itu kembali bertanya.

Ibunya memandang wajah anak itu dengan serius.

"Ryu-chan ayah pernah mengajarimu untuk terlebih dahulu berpikir sebelum menanyakan sesuatu?" Ibunya kembali bertanya.

"Yah aku tahu Chichiue* meminta Saegusa-neechan mengajariku mantra-mantra sihir bukan tanpa alasan, aku juga tahu aku bukannya sama sekali tidak bisa menggunakan sihir hanya saja energi yang berada dalam diriku sedang dalam keadaan tertidur. Lagipula walaupun nanti kekuatan ini terbangun tanpa pengetahuan tentang sihir semua itu akan percuma." ujar anak itu. (*suatu panggilan formal anak kepada ayahnya dalam budaya Jepang)

Ibunya tersenyum mendengar perkataan anaknya tersebut. "Hehe bukankah Ryu-chan yang ibu tahu sangatlah pintar." ucapnya saat sedang mengusap usap kepala Ryukiba.

"Hentikan Hahaue aku bukan anak kecil lagi." ucap Ryukiba dengan wajah cemberut.

Wanita itu tak percaya kata-kata itu keluar dari anak yang baru saja kepalanya ia pangku.

"Bukankah seharusnya Saegusa sensei sudah datang?" tanya Yuka.

"Tak apa hahaue lagipula aku sudah mempelajari semua mantra sihir yang ada di pusat kerajaan, dan ketika aku memberitahu Saegusa-neechan dia pun mengetes pengetahuanku. Dengan wajah jengkelnya dia langsung meluluskan ku" jawab Ryukiba dengan wajah sombongnya yang khas dan tetap menggemaskan.

Ibunya memandangi anaknya itu dengan wajah tak percaya.

"Ryu-chan bukankah kau baru belajar sihir selama tiga bulan?" sanggah nya.

"Hmm hahaue bukankah hahaue mengatakan aku ini anak yang sangat pintar, cerdas dan bisa diandalkan?" tanya Ryukiba dengan wajah sombong yang khas untuk keduakalinya.

"Tapi Ryu-chan bukank..."

"Tidak Yuka-sama Ryukiba-sama mengatakan yang sejujurnya."

Suara Saegusa yang tiba-tiba datang entah darimana membuat anak dan ibu itu berteriak karena terkejut.

"Saegusa bukankah sudah kubilang padamu untuk datang dengan cara yang normal, bukankah kau itu Samurai? untuk apa kau masih bertingkah seperti Shinobi?" tanya Yuka pada Saegusa dengan wajah jengkel.

Toyotomi Saegusa dan Aozora Yuka masih memiliki hubungan darah bisa dibilang mereka memiliki marga yang sama sebelum Yuka menjadi ratu, hal ini membuat mereka tidak saling memperlakukan satu sama lain secara formal.

"Tidak Yuka-sama jiwa para samurai hanya lah untuk laki-laki, tidak bisakah anda melihat diriku ini ke sosok yang lebih feminim?" tanya Saegusa dengan wajah yang jengkel pula.

"Benar hahaue Saegusa-neechan tidak memiliki beban berlebih yang bisa menghambatnya menjadi Shinobi yang kompeten". ucap Ryukiba dengan senyum sinis sembari matanya memandang kearah dada Saegusa.

Kepalan tangan dengan kencangnya menuju kearah kepala Ryukiba yang disertai benjolan merah yang muncul setelahnya.

"Aa-aaa-paaa yang kau katakan dasar bocah mesum, kau benar-benar harus dapat pelajaran tambahan kali ini. Membiarkanmu bermalas-malasan akan membuat masa depan kerajaan ini suram." ancam Saegusa dengan wajahnya yang merah tersipu.

"Apa yang kau lakukan Saegusa-neechan, bukankah seharusnya jendral melindungi pangerannya dan bukan sebaliknya?" ucap Ryukiba sembari memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Berisik cepat kemari dan ikut aku." kata Saegusa sembari menarik Ryukiba dengan paksa.

"Hahaue tolong aku hahaue."

Melihat ini Yuka hanya tertawa saat mereka berdua semakin menjauh dari pandangannya.

~

Tanpa suara, dua suku kata yang tepat untuk menjelaskan ruangan berisikan lima pria dewasa yang terdiri dari campuran yang tua dan yang muda.

Kurangnya cahaya sepertinya tak akan mengganggu pembicaraan mereka yang terlihat sulit untuk dimulai.

Bau api yang tecipta dari sihir mengeluarkan bau yang unik berbeda dari api yang biasanya dibuat secara alami.

Tak ada suara yang akan terdengar keluar dari dalam ruangan ini begitupun juga sebaliknya.

Jika Shiraishin fokus dia akan dapat mendengar suara detak jantung dari empat pria yang berada didepannnya.

Penyebab keadaan ini tidak lain adalah sihir khusus dari salah satu putranya.

"Aku adalah salah satu dari manusia yang mencintai kesunyian, tapi bukan kesunyian yang memiliki aura seberat seperti ini." ucap Shiraishin dalam hati.

"Lagipula bagaimana mereka memancarkan aura seperti ini padaku, pada raja mereka? haahhh."

"Chichiue sepertinya keadaan saat ini sangatlah terlihat normal jika dilihat dari sudut pandang orang luar, tapi semua bangsawan tau penyebab semua ini terjadi." ucap putra pertama Shiraishin.

Aozora Ryushi putra mahkota Four Gate Kingdom, kandidat terkuat penerus kerajaan yang dipimpin ayahnya. Seorang yang tidak memiliki sihir penyerangan yang kuat, sihir yang dia kuasai hanya bertujuan khusus untuk melindungi nya sendiri. Ya, sang putra mahkota tidak ahli dalam bertarung tapi ahli dalam merancang strategi perang.

"Ah apa yang kau bicarakan putraku?"

"Chichiue tak perlu takut aku membenci Ryukiba, meskipun tak terlihat aku dan kedua adikku sangatlah menyayangi Ryukiba."

Sudah sepuluh tahun Four Gate Kingdom perang dingin dengan ketiga bagian dunia lain. Sampai saat setelah Ryukiba lahir pecahlah pernyataan perang Fraksi Barat terhadap Four Gate Kingdom. Meski tidak secara terang-terangan Shiraishin tau Fraksi Utara dan Selatan membantu mereka.

Perseteruan antara kedua Fraksi ini berlangsung selama empat tahun, tak terhitung jumlah peperangan yang mereka lakukan. Meski dunia mencatat terdapat tiga perang besar yang mereka lakukan.

"Kami yang berada di ruangan ini bukannya ingin berniat jahat pada adikku Chichiue. Tapi kami ingin tahu apakah Chichiue membimbing Ryukiba dengan benar kearah kebenaran."

"Tentu saja, aku bukanlah ayah yang ingin anakku berbuat jahat."

"Kubilang membimbing dengan benar Chichiue."

"ehhhh" eluh Shiraishin

"Chichiue kau tidak bisa begitu saja menyerahkan Ryukiba pada Saegusa, Ryukiba harus dilatih oleh Chichiue sendiri sebagai yang terkuat di kerajaan ini."

"Huuhhh aku senang kau itu sangatlah cerdas tapi kau itu sangat menyebalkan putraku." kata-kata eluhan yang Shiraishin keluarkan dalam hatinya.

"Ryushi, kau tau bukannya aku tak ingin melatih Ryukiba sendiri tapi sudah tidak ada sihir yang bisa kuajarkan padanya. Saegusa menyadari itu dan memintaku mengijinkannya untuk melatih Ryukiba ilmu berpedang."

Keempat orang itu kebingungan.

"Apa maksudmu tidak ada sihir yang bisa kau ajarkan Chichiue?"

"Kau tahu putraku, adikmu itu lebih mengerikan dari yang kau pikirkan. Meski tak bisa menggunakan sihir dia bisa mengingat enchant* dengan sekali dengar. Buku-buku dia pahami dalam sekali baca. Dan kudengar dia sudah membaca seluruh buku di istana dan ingin pergi kebarat karena bosan." (Rapalan mantra untuk menggunakan sihir)

Keempat orang itu terdiam, detak jantung semakin terdengar kencang.

~

Perang antara Fraksi Timur dan Fraksi Barat berlangsung selama empat tahun, dan Shiraishin tahu pemecahan masalah konflik ini. Dia berharap pemecahan ini tidak hanya berasal dari kepala penjaga gerbang Langit tapi juga kepala penjaga gerbang lainnya.

Ya pada saat itu, rapat perang yang dilangsungkan oleh Shiraishin saat ingin mengutarakan idenya tersebut. Dia mengajak Ryukiba yang saat itu berumur empat tahun dan memanfaatkan kelucuannya untuk mencairkan suasana. Ya hanya untuk mencairkan suasana.

Shiraishin tidak bisa menyatakan sesuatu yang memiliki beban sangat besar jika ketiga penjaga gerbang lain dalam keadaan tegang.

Tapi rencana itu tak berjalan dengan lancar. Penjaga Gerbang berwajah sangat suram saat mendapat kabar jika mereka dalam keadaan terpojok ketitik dimana yang mereka bisa pikirkan adalah menyerah merupakan jalan satu-satunya.

Four Gate Kingdom mempertahankan sistem pemerintahan mereka bukannya tanpa alasan. Itu semua karena mereka takut jika Dewa yang telah menjaga leluhur mereka akan marah karena mengubah kebudayaan yang mereka pertahankan selama ribuan tahun.

Tapi Shiraishin tahu tujuan barat yang sebenarnya bukan karena hal itu, mereka ingin memastikan Ryukiba tidak berpotensi mengancam pada keamanan dunia ini.

Mereka ingin bekerjasama dengan Four gate Kingdom untuk menjaga Aozora Ryukiba, dengan itu Four Gate Kingdom harus terbuka terhadap dunia luar. Tapi Keempat kepala keluarga utama tahu potensi solusi ini dapat mengancam kebudayaan asli mereka. Karena rakyat yang terbuka dan terpengaruh kebudayaan barat mungkin akan ikut merubah kebudayaan mereka.

Inilah yang membuat Shiraishin sulit untuk menyelesaikan masalah ini.

Tapi takdir berkata lain Ryukiba entah secara sengaja atau tidak sengaja anak itu mengucapkan sesuatu yang menciptakan solusi Revolusi pada Four Gate Kingdom.

"Jika oba-san dan Jii-san tidak menyukai orang-orang barat kenapa tidak tinggal di istana saja dan biarkan mereka berteman dengan rakyat kita?"

Semua orang yang berada saat rapat itu sangat kaget mendengar ucapan tidak biasa yang berasal dari mulut bocah berumur empat tahun.

Tentu saja Shiraishin tahu solusi anaknya itu sudah sejak lama tapi dia tak tahu bagaimana cara menyampaikannya.

Kata-kata yang seharusnya keluar dari mulut Aozora Shiraishin raja mereka tapi diucapakan oleh anaknya yang berumur empat tahun, disertai fakta bahwa Ryukiba mengerti pembicaraan mereka selama rapat berlangsung adalah hal yang paling mengerikan yang mereka alami.

Aozora Ryukiba tidaklah salah membuat Four Gate Kingdom menjadi Kerajaan terbuka bukanlah suatu masalah jika mereka memastikan istana dan kuil-kuil mereka tetap terjaga. Dengan begitu istana dan kuil aman dari sentuhan perubahan zaman. Dan Dewa pun mungkin tidak akan murka pada mereka selama mereka tetap menghormatinya.

Akhirnya mereka semua sepakat untuk membuat Four Gate Kingdom menjadi kerajaan terbuka.

Perjanjian antar dua Fraksi ini berjalan lancar, dengan bantuan kelompok misterius yang datangnya entah dari mana.

Mereka menamai kelompok mereka [Twelve Constellation of Dead] Dua Belas Rasi Bintang Kematian.

Meskipun Shiraishin menyadari entah kenapa kelompok ini lebih condong berpihak ke Kerajaan Four Gate Kingdom.

Tapi dia tidak mempersalahkan hal ini karena tidak terlihat potensi yang berbahaya.

~

Bulan yang bersinar malam ini lebih terang dari biasanya seakan akan seseorang menyihir bulan untuk bersinar lebih terang. Rumor mengatakan bahwa sinar bulan tidaklah memiliki sinar. Tentu saja rumor ini berasal dari barat. Dan orang-orang Timur hanya akan tertawa saat mendengar nya.

"Ini sangat menggelikan"

Ryukiba menyusuri jalan setapak yang berada dibelakang istana. Dia menuju ketempat rahasia yang tidak diketahui siapapun. Bukankah anak-anak memiliki tempat rahasia bersama teman bermain mereka?.

Tapi yang ingin Ryukiba temui bukanlah teman-temanya.

Seorang pria berpakaian armor perang mendekati Ryukiba.

"Ryukiba-sama kami semua sudah berkumpul"

"Ya, terimakasih Regulus-san"

"Ini bukan apa-apa"

Dua belas orang yang berada di hadapannya, memandang Ryukiba sembari menunjukkan lambang yang berada di punggung tangan kanan mereka.

Keduabelas lambang yang kemudian bersinar sebagai tanda mengakui tuannya.

Regulus pemilik rasi bintang Leo.

Aldebaran pemilik rasi bintang Taurus.

Tarfa pemilik rasi bintang Cancer.

Spica pemilik rasi bintang Virgo.

Gamma pemilik rasi bintang Aries.

Pollux pemilik rasi bintang Gemini.

Zube pemilik rasi bintang Libra.

Antares pemilik rasi bintang Scorpio.

Klaus pemilik rasi bintang Sagitarius.

Sandala pemilik rasi bintang Akuarius.

Pisci pemilik rasi bintang Pisces.

Agladia pemilik rasi bintang Capricorn.

[Twelve Constellation of Dead] tunduk pada sang [Ecliptica] pendukung Garis Kehidupan dunia.

Aozora Ryukiba-sama

~End~