Kilas Balik Pertemuan

Sean adalah namaku pemberian orang tua ku yang terinspirasi dari nama aktor Amerika favorit mereka, Sean Penn. Aku masih 18 tahun dan saat ini aku baru saja masuk kuliah disalah satu universitas di Amerika. Aku sudah lama tinggal disini sejak aku lulus elementry School lalu pindah kesini tinggal bersama Nenekku. Orang tua ku memang sengaja memindahkan aku ke sini agar aku mendapatkan pendidikan terbaik dan mandiri meskipun ada nenek tapi aku tidak bisa manja pada nenek ku karena memang begitu didikan beliau. Hidupku harus tertata dan disiplin semua terjadwal dan terencana semua aku dapatkan dari didikan nenekku yang tegas tapi lembut pada saat yang bersama sehingga aku dengan sendirinya mengikuti setiap arahannya.

Setiap hari yang aku lakukan hanya belajar, olah raga dan melakukan kegiatan sosial, kebetulan nenekku sering mengajakku ke panti asuhan dan panti jompo untuk melakukan kegiatan sosial. Hal itu membuatku lebih sensitif dan bersyukur karena apa yang aku dapatkan sekarang ini begitu berlebih dan begitu baik Allah padaku dan keluargaku sehingga pada setiap kegiatan sosial aku selalu semangat dan gembira. Setiap week end aku dan nenek selalu mengunjungi panti asuhan dan panti jompo secara berganti disana kita bisa mengajar musik, kebetulan aku bisa piano atau membagi-bagikan makanan dan pakaian. Kadang aku ajak teman-teman akrab ada 3 orang, Darryl, Hannah dan marisa. Untuk kuliah aku jalankan setiap senin sampai jumat dan olang raga aku lakukan hampir tiap pagi dan sepulang kuliah. Dan untuk musik aku lakukan disela-sela kegiatanku, mungkin aku akan ambil kelas biola nanti agar nambah satu lagi alat musik yang aku kuasai... Hehehehe.

Padatnya jadwal kegiatanku membuatku tidak pernah memperdulikan penampilanku bahkan nenekku seringkali mengingatkan ku untuk tampil lebih rapi agar aku segera mendapatkan pacar. Kalo sudah begitu aku jadi malu sendiri tapi aku merasa belum memikirkan untuk pacaran karena kegiatanku yang padat membuatku fokus pada sekolahku. Memang sih kadang kalo pas aku didepan kaca mikir gimana caranya ngubah seorang kutu buku menjadi orang lebih rapi dan keren tapi ku buang pikiran itu karena itu bisa nanti dipikirkan. Di kampus pun aku bukan orang yang popular karena memang bukan itu tujuanku, hanya ingin mencari ilmu dan pengalaman yang akan berguna untukku saat nanti aku balik pulang dan bagiku kehidupanku saat ini begitu sempurna.

Hari ini jumat, semua berjalan baik dan aku harus pergi ke perpustakaan untuk mencari literatur mengerjakan paper yang harus dikumpulkan hari jumat depan, bagiku semua harus dikerjakan sesuai target dan rencanaku sehingga meskipun date line masih lama aku harus bisa kerja dalam waktu 2 hari dan itu bukan hal sulit bagiku. Selesai dari perpustakaan aku putuskan untuk ke toko buku di tengah kota karena aku merasa kurang banyak bahan yang kudapatkankan. Namun sebelumnya aku mau mampir dulu ke mini market untuk membeli snack dan minuman. Saat di dalam mini market itu lah terjadi hal diluar dugaanku, ada orang yang merampok kasir toko kebetulan saat itu aku lagi di depan showcase yang lokasinya agak ke belakang sedangkan disebelahku ada anak muda yang melihat kepadaku dan memberiku isyarat untuk menunduk dan sembunyi. Ternyata perampokan itu dilakukan dua orang, satu orang menodongkan pistolnya ke kasir dan satu lagi ternyata sdh berdiri dibelakangku, dia langsung memukul dan menyeretku ke depan aku mencoba melawan sebisa mungkin namun posisiku yang sudah terjatuh dan diseret tidak bisa berbuat banyak. Saat itulah aku melihat sekilas anak muda yang tadi menyuruhku sembunyi langsung menyelinap kedepan sambil merunduk entah apa rencananya. Setiba di depan kasir, tiba-tiba suara tembakan terdengar ternyata orang yang menodongkan pistolnya ke kasir menembak cctv dan berteriak keras-keras ke kasir untuk segera mengeluarkan uangnya. Lalu terdengar suara tembakan kembali dan si kasir roboh seketika tubuhku menjadi dingin merayap dari kaki sampai ke kepala keringat dingin keluar tak terkendali, lalu orang yang menembak kasir itu teriak kalo bersihkan semua tidak ada saksi. Ku pejamkan mata kubayangkan wajah mama, papa dan nenekku dan aku berdoa dalam hati dalam rasa ke pasrahan mungkin ini lah akhir hidupku lalu tiba-tiba terdengar suara perampok yang menangkapku teriak dan ada orang teriak

"lari....!!!!".

Aku pun berlari kebelakang toko dan terlihat anak muda tadi sudah melumpuhkan kedua perampok itu hanya bermodalkan minuman kaleng. Lalu dia memanggilku untuk membantunya mengikat kedua orang itu dan dia pun menelpon 911. Polisi dan ambulan pun tiba dan aku pun dirawat oleh paramedis dan anak muda itu juga yang ternyata dia terkena tembak dipundak kirinya. Aku mendatanginya, ternyata dia seumuran dengan ku, anak muda yang terlihat bengal dan tidak mudah diatur namun kharisma dan ketampanannya tidak bisa dipungkiri. Aku ucapkan terima kasih dan dia hanya menjawab

"Hmm..."

Sungguh jawaban yang sangat tak terduga, aku coba lagi untuk bertanya bagaimana keadaannya dia tidak menjawab dan aku tanya ke paramedis bagaimana kondisinya mereka mengatakan kalo dia akan dibawa ke rumah sakit karena perlu mengeluarkan peluru yang masih di dalam dan aku pun mengikuti ambulan menuju ke rumah sakit. Saat di rumah sakit dia langsung menjalani operasi mengeluarkan pelurunya dan aku hanya bisa menunggu di luar ruang operasi, kemudian datang pula 3 orang berpakaian rapi yang ramai sekali seperti mengkhawatirkan seseorang dan ternyata adalah keluarga anak muda ini. Mereka sama sekali tidak memperhatikan aku karena mereka panik dan menelpon seseorang dan terlihat kalo orang yang sedang menelpon panik dan takut pada orang yang ditelpon. Setelah kurang lebih 3 jam, dokter pun keluar dan dihampiri oleh 3 orang tadi aku pun mendekat, dokter menyatakan operasi sukses dan pasien dalam kondisi stabil dan kemudian anak muda itu keluar dari ruang operasi dan masuk dalam ruang pemulihan.

Salah satu dari tiga orang tadi mendekati aku dan memperkenalkan diri, namanya Mr. Thomas dia adalah asisten pribadi dari cowok itu yang namanya adalah Jason dan dia memintaku untuk datang lagi besok. Akhirnya aku pulang dan tidak menceritkan kejadian ini pada nenek dan orang tuaku karena aku tidak mau mereka khawatir. Besoknya aku mengunjungi rumah sakit setelah dari kampus, hari itu parkirnya penuh sehingga aku memilih parkir di belakang rumah sakit meski agak jauh. Pada saat aku akan masuk ke rumah sakit aku melihat Mr. Thomas sedang berdiri disudut lorong dan menurutku sebuah kebetulan aku bisa menyapa dan masuk bersamanya. Namun ternyata dia tidak sendiri, ada laki-laki lain yang bersamanya dan dia terlihat sangat marah pada Mr. Thomas. Aku menghentikan langkahku dan pada saat itulah aku melihat laki-laki itu memukuli Mr. Thomas beberapa kali, aku sangat terkejut dan langsung balik untuk masuk ke rumah sakit. Di dalam rumah sakit aku mencoba menunggu Mr. Thomas cukup lama aku menunggu tapi dia tidak juga kembali. Akhirnya aku putuskan untuk bertanya ke petugas jaga tapi aku harus mengantri karena ada orang lain yang sepertinya menitipkan pesan ke petugas jaga kemudian orang itu bergeser sedikit untuk memberiku ruang dan menuliskan sesuatu. Aku bertanya apakah aku bisa mengunjungi Jason, anak muda yang kemarin malam dioperasi karena tertembak. Petugas jaga itupun menjawab jika saat ini pasien Jason tidak boleh dikunjungi siapapun kecuali keluarga dan orang yang sedang menulis disebelahku mengiyakan hal itu karena dia yang memintanya lalu aku bertanya kemanakah Mr. Thomas dia sedikit kaget dan menanyakan siapa aku lalu aku jelaskan kepadanya semuanya. Akhirnya dia mengerti dan mengatakan jika saat ini ayah Jason sedang ada di kamar jason sedang dirawat dan Mr. Thomas sudah dipecat karena tidak bisa menjaga Jason sekarang dia yang menggantikan, namanya Mr. Max. Dia tidak bisa membantuku karena dia hanya menjalankan tugas saja dan dia akan menyampaikan salam dan terima kasihku pada Jason yang telah pulih dari pengaruh bius sisa operasi semalam. Aku memberikan makanan yang sengaja aku bawa untuk Jason dan berpamitan kepada Mr. Max. Aku pun berlalu pergi dengan kecewa tapi mungkin itu untuk kebaikan Jason. Sebelum keluar dari rumah sakit aku membeli minuman dulu di mesin minuman otomatis dan pada saat itulah aku melihat orang yang tadi memukuli Mr. Thomas pergi diikuti 4 orang laki-laki berjas lengkap. Mungkin dia ayah dari Jason, aku pun tidak menghiraukan dan menghabiskan minumanku dan kemudian menuju ke toilet. Saat itu suasana toilet begitu sepi meski rumah sakit cukup ramai dan aku pun tidak berpikirkan akan terjadi sesuatu di toilet itu sampai saat aku selesai kencing pintu toilet terbuka dan Jason sudah berdiri di depanku dengan wajah yang sangat panik dan khawatir. Aku sangat terkejut dan diapun begitu lalu dia memberiku tanda diam dengan menempelkan telunjuknya di mulut tapi aku tidak mengindahkannya lalu bertanya ada apa dan kenapa kamu terlihat panik. Dia tidak menjawab dan bergegas akan keluar lagi tapi aku berhasil meraih tangannya. Ternyata dia akan lari dari rumah sakit karena ayahnya akan memulangkannya. Ternyata dia ingat akan aku dan meminta tolong padaku untuk membantunya keluar dari rumah sakit sebagai balasan atas tindakannya menyelamatkan aku. Aku tidak bisa menolak itu meskipun aku sebenarnya tidak mau melakukan itu, akhirnya aku terpaksa membantunya dan memberikan jaketku padanya agar tidak telihat baju rumah sakit yang dia pakai dan kita pun berhasil keluar dari rumah sakit. Kami pun berputar-putar di kota karena Jason tidak tahu akan kemana karena dia sangat yakin orang tuanya pasti sudah mengetahui kemana dia akan pergi kecuali ketempat yang belum pernah dia kunjungi. Aku tawarkan untuk ke rumahku dan dia pun setuju.