Di lorong sekolah yang begitu ramai dan gaduh, ku lewatin semua murid dan teman-teman disana untuk sampai dengan seragam putih abu-abu dan jilbab putih segi empat. Di kursi pojok sebelah kiri guru saya duduk berdua seorang teman bernama chintia, gadis cantik dan mungil tapi kadang bawel. Kini banyak teman ku sampai suatu saat aku bertemu seorang lelaki yang tinggi, putih, pendiam dan tidak banyak bicara kadang dia hanya tersenyum dan tidak berkata apa pun ingin rasanya ku menyapanya tapi ragu walau pun kami satu kelas tapi dia begitu dingin dan banyak yang ngebully dia tapi dia tidak berkata apa pun hanya diam dan membisu, mungkin dia malu atau sebaliknya tapi dia begitu menawan.
Saya pikir dia sama dengan yang lainnya tapi kenyataannya berbeda. Dia berbeda dari semua laki-laki yang saya kenal. Apa ini hanya menganggumin atau cuman cinta monyet sesaat. Entahlah, tapi yang jelas saya belum tau siapa namanya dan tidak mengenalnya dengan baik.
Suatu hari tanpa sengaja sang wanita menegur sang lelaki itu dan menyapanya dengan ramah namun sang lelaki hanya tersenyum saja padanya tidak berkata apa pun. Andai dia berkata satu kata saja, aku ingin mendengar suaranya itu.
Guru memberikan mereka tugas sekolah dan mereka pun satu kelompok disaat itulah mereka mulai dekat dan tertawa bareng tanpa mereka sadari hati mulai berbicara satu sama lain sampai pada akhirnya mereka mengungkapkan isi hati mereka masing-masing dan mereka saling mencintai satu sama lain.
Perjalanan mereka begitu indah dan selalu ceria sampai semua orang tidak tau kalau mereka sedang berpacaran dan cukup mereka yang merasakannya jangan ada orang lain yang merasakannya atau tau akan hal itu, itu adalah prinsip mereka berdua.
Sangking tidak ada yang tau kalau mereka pacaran, mereka berkomunikasi lewat hp dan sms karena jaman itu belum ada hp android atau pun bbm hanya ada hp jadul yang menghubungkan mereka berdua.
Hari-hari mereka cepat berlalu dari mereka pulang sekolah bareng tanpa ketahuan teman mereka dan selalu janjian didepan sekolah buat pulang bareng karena rumah mereka satu arah, pada saat itu tidak ada motor atau pun mobil karena mereka bukan anak dari orang kaya, mereka hidup sederhana dan berjanji saling melengkapin satu sama lainnya. Sang wanita menerima semua kekurangan sang lelaki begitu juga sebaliknya tapi itu semua tidak bertahan lama sampai sang lelaki memutuskan hubungan ini dan betapa sang wanita terpukul dan sedih setelah dia diputusin oleh sang lelaki dengan alasan yang tidak masuk logika yaitu ingin fokus sekolah dulu tapi semuanya begitu berat buat sang wanita.
Demi sang lelaki yang dia cintai, dia rela melakukan kemauan sang lelaki yaitu putus hubungan ini tapi mereka mulai renggang dan tidak berhubungan lagi walau pun mereka satu kelas namun semuanya terbongkar pada akhirnya kalau mereka pernah berpacaran tapi satu sekolah bingung kenapa begitu cepat hubungan mereka, apakah ada yang salah dengan itu???
Setiap sudut mereka selalu di bicarakan oleh semua orang tanpa hentinya sampai akhirnya mereka buka suara dan berkata kalau itu hanya massa lalu dan kini mereka bukan siapa-siapa lagi hanya sekedar teman sekelas saja namun mereka masih berharap untuk kembali dan kembali lagi.
Semua hanya massa lalu dan mereka pun naik kelas namun mereka tidak sekelas lagi, begitu jauh jarak kelas mereka tapi itu tidak menghambat hubungan pertemanan dia.
Teman jadi pacar dan kini mantan pacar jadi teman itu yang sedang mereka alamin tanpa mereka sadari kalau mereka tidak bisa berbisa satu sama lain walaupun status mereka berbeda untuk saat ini.