Endorse 1

Seekor kupu-kupu putih terbang berkeliling di sekitar sasana milik Bang John. Aslan tersenyum senang melihat kupu-kupu itu terbang mengitari sasana lalu hinggap di jemarinya.

"Kayanya kita bakal kedatangan tamu," seru Bang John ketika ia juga melihat kupu-kupu tersebut.

"Mitosnya gitu," sahut Aslan.

Kupu-kupu itu tiba-tiba hinggap di kepala Aslan.

Bang John segera berseru. "Kayanya lu yang mau kedatengan tamu."

Aslan tertawa mendengar ucapan Bang John. "Siapa yang mau datengin gue? Bang Ole? Juleha?"

Bang John mengangkat bahunya. "Ya, siapa yang tahu. Lagian kalo yang dateng itu si Ole atau Juleha yang dateng buka kupu-kupu tapi ngengat."

Aslan dan Bang John kemudian tertawa bersamaan.

"Eh, sembarangan si Ncing." Juleha tiba-tiba muncul di dalam sasana.

"Nah, bener, kan. Yang dateng Juleha," ujar Aslan sembari tertawa pelan.

"Lah, tumben lu ke sini ngga bawa apa-apa," seru Bang John.

Julehe segera melirik kesal ke arah encingnya itu. "Maunya makan gratisan mulu. Gue mau ketemu Bang Aslan."

Aslan yang sedang bermain-main dengan kupu-kupu yang ada di dalam sasana Bang John segera beralih pada Juleha. "Ada apa, Ha?"

Juleha langsung cengar-cengir pada Aslan. Ia berjalan menghampiri Aslan. "Jadi gini Bang--" Juleha menggaruk-garuk kepalanya. "Gimana ngomongnya, ya?" gumam Juleha pelan.

Aslan menatap Juleha penasaran. "Ngomong aja, Ha."

"Tunggu bentar, Bang." Juleha lalu berlari ke luar sasana.

Aslan dan Bang John saling lirik. Keduanya keheranan melihat tingkah laku Juleha yang mencurigakan. Tidak lama kemudian, Juleha kembali masuk ke dalam sasana. Ia membawa sebuah boks makanan.

"Wah, dia bawa makanan ternyata," seru Bang John.

Juleha menghampiri Aslan sambil menunjukkan boks makanan yang ia bawa. "Kemaren ada yang kontak gue minta endorse, Bang. Ini produknya."

"Terus?" tanya Aslan.

"Abang kok datar banget mukanya. Gue padahal grogi pas nerima endorse ini," ujar Juleha.

"Yang iklanin lu, kan?" Aslan kembali bertanya pada Juleha.

"Ya, ngga lah, Bang. Ini kan di akunnya Abang. Gue yang bikin video Abang lagi makan terus gue post," terang Juleha.

Bang John seketika tertawa terbahak-bahak setelah mendengar ucapan Juleha. Sementara Aslan terbengong-bengong mendengarkan penjelasan yang diberikan Juleha.

"Lu ngga salah, Ha. Si Aslan mau lu suruh jadi Bintang Iklan. Dia disuruh ngomong pas perpisahan aja keringet dingin," seru Bang John.

Aslan meringis mendengar ucapan Bang John. Ia masih mengingat dengan jelas peristiwa yang dikatakan Bang John. Bisa dibilang ia sedikit mempermalukan dirinya sendiri ketika ia terpilih sebagai siswa yang memberikan sambutan pada acara perpisahan di sekolah karena ia lulus sebagai lulusan terbaik.

"Bener kata Bang John, Ha," sahut Aslan. "Gue ngga bisa ngomong-ngomong kaya gitu."

"Ngomong dikit doang, Bang. Gue ajarin deh," bujuk Juleha. "Lagian, kan, ngomongnya di depan kamera bukan di depan orang banyak."

"Tapi, kan nanti diliat orang, Ha. Gue malu," ujar Aslan.

Juleha mau tidak mengeluarkan jurus terakhirnya untuk membujuk Aslan. "Kalo video ini nanti di-post, kita bakal dapet duit, Bang."

Aslan kembali menatap Juleha tidak percaya. "Gue pikir cuma dibayar pake makanan itu."

"Ya, ngga, lah. Ada bayarannya. Gimana? Mau dicoba ngga?" tanya Juleha sembari mengerling jahil pada Aslan.

Bang John berdecak pelan. "Hmm, kalo udah ngomongin duit, si Aslan ngga bakal nolak," sindirnya sambil melirik pada Aslan yang masih tampak memikirkan ucapan Juleha.

Aslan melirik Bang John dan Juleha bersamaan. "Oke, gue coba," ujar Aslan yakin.

Juleha langsung berseru kegirangan. "Yes." Ia kemudian menatap Aslan yang terlihat masih sedikit berantakan. "Tapi, cuci muka dulu, Bang. Biar keliatan lebih seger."

"Apa gue bilang, kalo urusan duit, Aslan pasti mau disuruh ngapain aja. Asal jangan jual diri ya, Lan" goda Bang John sembari melirik jahil ke arah Aslan.

"Yoi," sahut Aslan. "Ya udah, gue cuci muka dulu sebentar." Ia kemudian pergi dari hadapan Bang John dan Juleha untuk membasuh wajahnya.

Sementara itu, Juleha mempersiapkan tempat di dalam sasana Bang John yang akan ia gunakan sebagai tempat untuk merekam video endorse perdana Aslan. Ia juga mempersiapkan sebuah kertas berisi kata-kata yang harus Aslan ucapkan. Tidak lama kemudian, Aslan kembali muncul dengan wajah sudah sedikit lebih segar.

"Pake baju ini ngga apa-apa, Ha?" tanya Aslan pada Juleha sembari menunjuk pada pakaian yang saat ini ia kenakan. Ia hanya mengenakan kaus oblong tanpa lengan dan celana pendek.

Juleha mengangguk cepat. "Ngga apa-apa, Bang. Biar keliatan makin seksi."

Aslan tertawa pelan mendengar ucapan Juleha. "Sejak kapan pake baju kaya gini dibilang seksi."

"Kalo yang pake Abang jadi keliatan seksi. Beda kalo Encing yang make," sahut Juleha.

"Eh, sembarangan," sela Bang John. "Gue juga masih seksi kaya Aslan."

"Inget perut, Cing," sahut Juleha sembari melirik perut Bang John.

Bang John sedikit memanyunkan bibirnya pada Juleha. Ia tanpa sadar mengelus-ngelus perutnya yang memang kini sudah terlihat membuncit. "Kayanya gue harus diet lagi," bisik Bang John pada dirinya sendiri.

Juleha lalu berjalan menghampiri Aslan dan memberikan kertas yang tadi sudah ia siapkan. "Nih, Bang. Abang nanti ngomongnya kaya gini."

Aslan manggut-manggut sambil membaca tulisan cakar ayam Juleha yang ada di atas kertas yang ia berikan.

"Gampang kan, Bang?" tanya Juleha.

Aslan menganggukkan kepalanya.

"Ya udah, kita mulai aja bikin videonya," seru Juleha.

Aslan langsung mengangkat wajahnya dari kertas yang sedang ia pegang. "Sekarang? Gue belum hafal apa yang harus gue omongin."

"Ngga usah dihafal," ujar Juleha. Ia kemudian menoleh pada Bang John. "Cing, sini bentar."

Bang John segera menghampiri Juleha dan Aslan. "Apaan?"

Juleha diam tidak menjawab pertanyaan Bang John. Ia sibuk menuliskan sesuatu pada sebuah buku gambar ukuran A3. Begitu selesai menulis, ia memberikan buku gambar tersebut pada Bang John. "Ncing tolong pegangin ini. Gue yang rekam Bang Aslan."

Bang John menghela napas panjang sembari menerima buku gambar besar tersebut. "Giliran gue disuruh megangin ginian. Kapan-kapan gue ikut rekaman sama Aslan, ya," bujuknya pada Juleha.

"Hmmm," gumam Juleha. "Nanti kalo ada produk pelangsing."

Bang John langsung melirik kesal pada Juleha. "Untung keponakan lu."

Juleha kemudian sedikit mengarahkan Aslan agar ia bisa terlihat luwes di depan kamera. "Gimana, Bang? Siap?"

Aslan mengangguk yakin.

Juleha mengacungkan ibu jarinya pada Aslan. Ia lalu menoleh pada Bang John yang ada dibelakangnya. "Siap ya, Cing. Nanti kalo gue colek, Encing langsung balik halamannya."

"Iye, Bos," sahut Bang John.

Juleha kembali mengalihkan perhatiannya pada Aslan. Ia menganggukkan kepalanya.

Aslan menghela napas panjang. Setelah itu ia mulai tersenyum ke arah kamera ponsel milik Juleha dan mengikuti kata-kata yang ada pada kertas yang sudah Juleha tuliskan untuknya sembari memakan makanan yang harus ia iklankan.

*****

Don't forget to follow my Instagram Account pearl_amethys

and my Spotify Account pearlamethys untuk playlist yang berisi musik yang saya putar selama menulis cerita ini.

Karya asli hanya tersedia di platform Webnovel.