5 W + 1 H ???

Senja itu disebuah dermaga duduk seorang laki-laki yang baru lulus SMA, dia menatap ke langit sambil berhela nafas "huh indah sekali senjaku". ia berdiri dan berjalan menuju masjid yang mana suara adzan sudah berkumandang ia pun hendak shalat dan langsung pergi ke rumah, "assalamualaikum ? ko gak ada yang jawab, bu ibu ibu ibu ? pada kemana ?" ia pun bergegas kembali keluar mencari sesuatu yang tidak ada entah apa? entah siapa? berjalan terus berjalan hingga terhenti di sebuah rumah, "sedang apa mereka" sambil berjalan menghampiri. "eh ada kamu, mari duduk", sahut teman perempuan satu sekolahan lelaki itu. ia pun berlarut bersama teman temannya yang lain, seketika waktu pun berlalu, obrolan demi obrolan terdengar sangat tak jelas seakan akan dia sedang berada di dalam ruang yang kosong.

laki laki itu lalu pamit pulang dari rumah tersebut, sesampainya ia pun duduk disebuah teras depan rumahnya lalu menatap langit yang kebetulan malam itu Bintang banyak sekali dan bulan pun bersinar terang, " andai saja aku seperti mereka, ah ngomong apa sih aku, ini hidup ku aku yang menentukan pilihan sendiri.! tidur ah ngantuk ", ia pun berbaring dan tertidur di teras rumah.

" nak heyy heyy ayo bangun" suara perempuan paruh baya yang tak lain adalah ibunya " knpa kamu tidur disini " sambil memberikan air hangat." aku ketiduran bu, jam berapa ini ? ". " jam 2 pagi nak, ayo masuk". tak lama kemudian ibunya hendak shalat malam dan mengaji. Sembari melamun ia teringat akan percakapan teman temannya malam tadi, " bu? baik gimana aku skrang ? lanjut sekolah atau aku kerja?". "terserah kamu kan kamu yang mau ngejalaninya, ko nanya ke ibu". percakapan semakin panjang antara anak dan ibu.

" kalau aku gak bener sekolah nya gimana bu?" "ya harus bener, yaudah ibu mau kemesjid, sekalian kamu juga nanti berjamaah di mesjid awas jangan tidur". " iya-iya" sambil memainkan handphone.

Tiba saaatnya dimana laki laki itu menjadi seorang mahasiswa di sebuah universitas di daerah Tanggerang.

entah apa yang ada dipikiran laki laki itu, ia memilih sebuah fakultas yang tak sesuai dengan bidang keahlianya di masa SMA. Hari rabu dimana hari paling tak menyenangkan karena disitu terdapat mata kuliah yang sangat sangat membuat laki laki itu bosan, " pak saya izin keluar sebentar". "silahkan" jawab dosen tersebut. tak disangka laki laki itu malah tak masuk di jam itu ia memilih pergi mencari kesenangan, ia pun berpikir mampir ke tempat usaha milik sodaranya, " Om, gimana usaha nya lancar? " . "Alhamdulillah ada buat nikah lagi mah ". sambil tertawa Om nya pun menyodorkan sebuah minum.

" lhu gak kuliah ". "libur om, liburin sendiri". "haha bisa ajh lhu gpp sekali kali mah jadi nakal". saran om nya tersebut.Hari beranjak dan Senja pun seperti biasa namun tak sama seperti apa yang diucapkan lelaki tersebut sebelumnya,iya sebelum dia menjadi seorang yang sibuk dengan segala Tugas- tugas " senjaku begitu membosankan " ucap lelaki itu sambil sembari melihat dikeramaian yang tak lain orang-orang yang sedang lalu lalang saling berebutan untuk bergegas pulang. Tak lama itu ia melihat ada seorang perempuan yang sedang berduri disebuah halte yang tak jauh dari tempat kerja saudaranya dan berkata " manis sekali perempuan itu" tapi ada sesuatu yang berbeda debgan perempuan raut wajahnya begitu terlihat sangat cemas entah apa yang sedang ia tunggu dan entah apa yang dipikirkan perempuan itu "hi? maaf, saya perhatikan kamu begitu cemas" sapa lelaki, "oh iya knpa" jawab perempuan manis itu ." kamu yang knpa? terlihat begitu cemas, apa yang sedang anda tunggu". "ahhh saya sedang menunggu bus, saya baru pulang dari kantor". " oh begitu jadi kamu sedang menunggu jemputan,emang rumah mu dimana? siapa tau satu arah sama saya ". ucap laki laki itu sambil berharap sama seperti apa yang dia utarakan "rumah saya di jln.kertayasa, perumahan Nasional karawaci ". "oh disana ayo bareng sama saya, saya juga tinggal di perum ". " oh begitu ya, tapi tak usah takut ngerepotin". "tak apa, sekalian ini kan" jawab lelaki yang so so an padahal rumah dimana ia tinggal berbeda namun kebetulan ada om nya yang tinggal disana. perempuan itu diam mungkin sedang berpikir tatapan nya menajam " apakah wajah saya terlihat seperti penjahat, hehe". " oh engga engga, tapi benerkan kamu satu arah". "iya iya saya tinggal disana". tanpa berpikir lagi perempuan itu naik bersama lelaki tersebut dan mereka saling berbincang di perjalanan itu. Sampailah di depan rumah perempuan itu "ini rumahnya, bagus banget pasti kamu dari kalangan berada". "itu mah rumah ayah saya, toh saya mah masih belum punya apa apa". sembari menyodorkan tanganya "namaku Luna Setia Ningrum". lelaki itu hanya terdiam dan seakan tak percaya dalam hati nya.

tak di sia siakan nya momentum tersebut dan lelaki itu juga langsung menjabat tanganya tanpa terlebih dahulu memperkenalkan nama dia langsung serentak bertanya "boleh kah saya menyimpan kontak kamu?". "boleh saja". jawab perempuan itu,lalu lelaki dengan wajah yang sangat gembira pamit pulang. esok hari nya lelaki itu hendak menelpon perempuan yang dipintai kontak nya tersebut, "dring,dring,dring... siapa lagi yang menelpon pagi pagi ". sahut perempuan yang sedang merapikan rambut nya.

Tak dihiraukan nya perempuan itu hendak bergegas berangkat bekerja.

"gua coba telepon lagi siapa tau beruntung". "iya hallo dengan siapa?" celetuk perempuan yang bernama luna itu "assalamualaikum? ini aku Yang kemaren nganterin kamu pulang". "oh iya siapa namanya soalnya kan kontak baru jadi maaf saya enggak tau". tanpa bercakap lagi pria itu menutup telponnya tanpa mengucapkan hal lain nya, hari-hari berlalu "oh tuhan membosankan sekali". sambil merenggangkan kakinya. "kring" suara handphone lelaki tersebut ia hendak membuka pesan "hi apa kabar?" ternyata Luna perempuan yang lelaki harap kan ia pun bergumam "knpa gak kemren kemaren lhu kontek gua". sambil kembali merenggangkan kaki nya dan mengabaikan pesan tersebut.

malam itu dimana pikiran laki laki itu berkecamuk entah apa yang dia pikirkan ! seperti biasa di setiap hari rabu lelaki itu tak masuk kelas tapi hari itu dia hendak mencoba hal baru, dia datang ke tempat dimaan sodaranya bekerja " Om gimana kalau saya belajar usaha seperti om". sahut dia sambil memegang sebuah sisir dan gunting ". Om nya pun hendak berkata tetapi dengan nada yang sedikit kencang "ngapain sekoalah ajh dulu yang bener". mendengar nada suara om nya lelaki itu tertunduk lesu.

" semua menjengkelkan gak ada yang mengerti ". lalu laki laki itu pergi, diperjalanan handphone nya berdering tanpa ia hiraukan sesampainya dirumah, lelaki itu membuka handphone nya lalu melihat ternyata luna yang menelpon.

"hallo? aku baik baik saja, knpa emang?". "engga, aku hanya mau minta maaf kemaren sempet marah saat kamu menelepon pagi itu". " iya baik tak apa sudah aku lupakan" " eh kamu siapa namanya" kata perempuan itu .

"aku manusia yang suka sama kamu hehe ". perempuan itu seperti tersipu malu dengan nada bicaranya yang seakan-akan menajadi lebih manja "ah bisa saja kamu"....akhirnya mereka saling menyapa dan menutup teleponnya. Kegelisahan lelaki kecemasan lelaki itu seakan akan hilang sesaat setelah ia mengenal perempuan itu merka sering jalan bersama, menikmati senja di sore hari,minum teh dan bersantai saling bercanda dan tertawa. Di suatu malam lelaki itu terbangun dari tidur nya bermimpi sesuatu "ini tak nyata tapi membahagiakan". sambil tersenyum lalu hendak bergegas mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat malam.Ia pun mengaji Sampai terdengarlah suara adzan subuh, lalu ia menelpon ibunya ya dimana ia memang sekolah diluar kota yang jauh dari orang tuanya " bu, aku bermimpi dan aku sangat bahagia". sontak ibunya menjawab "jika mimpi mu hanya sekali itu hanya angan mu saja dan itu adalah syaitan". tertunduklah lelaki itu sembari mengucap "Astagfirullah, iya bu". ia pun hendak menutup telponnya. dan kembali seperti biasa masuk kelas dan belajar. tanpa dia sadari setiap malam terus-menerus bermimpi hingga 7 kali dengan mimpi yang masih sama, di suatu senja kembali ia menelpon ibunya "ibu mimpiku terus berlanjut, masih sama seperti yang aku ceritakan waktu itu". "jikalau seperti itu buatlah mimpi mu itu jadi nyata, dan tak perlu risau".kata ibunya sambil menangis, "ibu kenapa menangis". sahut lelaki itu mengharapkan cemas. "ibu, terlalu takut meskipun kamu sudah tumbuh dewasa kamu tak lupa dan selalu bilang apapun ibu". lelaki itupun ikut menangis karena tahu ibunya menangis karena memikirkan nya. kegundahan dan kegelisahan yang menyelimuti dirinya hingga kini masih sering muncul di suatu senja ia kembali duduk bersantai bersama Luna ya dia skrang sudah menjadi kekasihnya entah bagaimana dia bisa tapi itu semua terjadi sungguh cepat, "hey kamu knpa selalu saja melihat senja itu meski ada kamu disamping mu?, apa senjamu begitu berarti sehingga setiap kali aku berbicara kepada mu kamu selalu saja mengangguk dan tak berucap apapun". kata luna yang mulai merasa kesal karena semenjak dari tadi laki laki itu terus saja melihat senja, "ih kamu apakah aku tak lebih menarik lagi buat kamu!". sontak lelaki itu berucap "bukan itu kamu pasti gak akan mengerti apa arti dari sebuah senja dalam hidupku".

luna pun semakin kesal dia karena ya lelaki itu tetaplah terus tak bergeming " yaudah aku pulang bete lama lama disini, gak jelas banget !". luna pun pergi dengan kekesalannya,Disamping itu luna sekakan akan berharap kekasihnya itu akan mengejarnya dan kembali mengantarkan pulang, tapi malang lelaki itu tak menghiraukan nya pergi.

Rabu tepat dimana ia memutuskan untuk masuk kelas meski ia sendiri selama setengah semester itu ia tak pernah masuk di hari itu, "hey nak apakah anda membenci pelajaran saya ataukah membenci saya ?". celetuk dosen yang mengajar dan dosen tersebut tau bahwa anak itu tak pernah masuk dikelasnya. "bukan itu, hanya saja mungkin saya males belajar pak". dosen tersebut naik pitam "kamu ini masih kecil udah males malesan apalagi udah gede mau jadi apa kamu?". sambil membentak dan memukul meja, lelaki itu pun menjawab dengan tenang "aku akan jadi diriku sendiri pak, toh jikalau memang saya tak akan lulus di akademi ini ya itu resiko saya, setelah saya pahami toh saya inn sha allah bisa pak jadi seroang yang berguna meski tak bergelar"...hening dosenya lalu meninggalkan lelaki itu.Dari kejadian tersebut lelaki itu semakin bergejolak didalam hatinya logika dan hatinya tak sesuai dengan apa yang ia harapkan, hari demi hari, bulan, berganti di seperti nya belum menemukan sebenarnya apa ? siapa ? dimana ? kapan ? bagaimana ? ia terus bertanya tanya .....***