Kursi Spesial

Hendra mulai mengangkat tubuhnya dan menatapnya lekat Aruna yang setengah berada di bawahnya. Pria itu bahkan masih memakai masker pink.

"Hendra jangan begini!".

"Mengapa tak boleh?! ".

"Aku pun juga perempuan yang punya naluri".

"Oh ternyata kau tidak naif.. Kau juga punya naluri.. aku tertegun". Hendra semakin bersemangat.

Mata mereka saling bertemu dan dua wajah pasangan pernikahan kontrak ini memerah satu sama lain.

"Andai Aku diijinkan, Aku ingin mencium bibir mu".

Aruna hanya terdiam cukup lama. Isi otak Hendra ialah: menyiksa, tersiksa, menyiksa, tersiksa, tapi dia tidak ingin memaksa seperti sebelum-sebelumnya.

"Asal hanya sampai di situ, dan tidak lebih!". Gadis ini pun sepertinya sudah terbiasa dengan habits barunya, menerima sentuhan Hendra. 

Sedangkan Hendra, andai ada space melompat dia akan melompat girang bukan main.