II-95. Penasaran

Damar tersenyum getir menatap keduanya. Pria yang menjadi tempat terbenamnya tubuh dan wajah perempuan mungil mengutarakan ungkapan tidak terduga kepadanya. 

Tepat ketika pemuda berjalan melintasi dirinya. 

 

"Kamu., akan selalu jadi saingan terberat ku sampai akhir. kau tahu kenapa? karena kamu adalah hero dalam hubungan kami, yang menjadikan cinta kami tumbuh. Terima kasih banyak Damar" Mata dua pria dengan kisah peliknya, saling bertatapan satu sama lain, kali ini tatapan mata mereka cenderung ungkapan pereda permusuhan. 

"Aku punya waktu hingga pukul sembilan malam Hen, enaknya kita ngapain?" tanya Aruna seiring caranya bersandar di dada Mahendra. Perempuan ini enggan menjauh, sejak turun dari stage T*DxSurabaya dia setia memegangi suaminya, "Oh aku punya sesuatu untukmu" Lanjut gadis bermata coklat ini menatap suaminya.