II-130. Terhantam Kegetiran

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Sampai kapan kau akan menyiksa putraku!"

Deg 

"Aku tidak akan ikut campur kalau kelakuanmu masih bisa ter maafkan,"

Deg

"Apa yang kau perbuat? Sampai-sampai kutemukan para psychiater mulai mempelajari lagi sindrom Hendra," tatapan tajam tertangkap menghunjam Aruna. 

"Maaf.. maafkan saya.. mommy.. kema.," hati gadis ini sedang remuk bukan main. Bagi orang lain ucapan yang dilemparkan mommy Hendra biasa saja.

Namun, untuk siapa pun yang memahami karakter perempuan pendiam ini, tentu akan menyimpulkan bahwa tiap ucapan Gayatri bukan lagi hal sepele. Dia perempuan yang berbeda, jarang bicara, bahkan jarang menatap orang lain. 

Parahnya detik ini, sang ibu atau perempuan penyumbang gen rupawan kepada lelaki bermata biru, sedang dilanda amarah.

Dia tegas memangkas ucapan Aruna, "Jangan panggil aku mommy!"