III-192. Monolog Berantakan

"Sekretaris.. apa dia sekertaris," rasanya seluruh tubuh aruna dihantam lelah, dan kakinya lemas seketika. 

"Oh' iya.. itu sebutannya.."

"ting!" pintu lift terbuka.  

"ARUNA!!" Hendra sudah menunggu di luar pintu lift bersama Alvin dan tentu saja ajudan yang lain. Wajahnya suram bukan main dia seperti menyimpan amarah yang siap di hempas kepada istrinya. 

Nafasnya naik turun, matanya memerah, raut wajahnya dipenuhi guratan tegas. Hendra mencengkeram pintu lift yang terbuka. 

Aruna yang gemetaran selepas mendengarkan informasi dari Kihrani. Berusaha mengumpulkan sisa-sisa tenaganya. Perempuan tersebut berjuang untuk menyajikan senyum termanis. Menatap Kihrani penuh isyarat. "kihran, Terima kasih banyak,"