Tamu yang Menjenguk

Hampir 3 hari sudah Adelia dirawat inap di RS. Nathan tidak pernah beranjak dari sisinya, sampai Jason harus bolak-balik mengantarkan document yang harus ditandatangani oleh Nathan, bahkan setiap pagi, meeting pun dilakukan dengan video call. Kalau sudah waktunya meeting pagi, Nathan selalu memberikan headset untuk dipakai Adelia agar istrinya tidak terganggu.

Seperti pagi ini, Nathan akan memulai meeting paginya, dia hanya mengontrol pekerjaan petinggi PT.WD International. Dia sudah memakaikan headset di telinga Adelia dan memutarkan lagu slow kesukaan istrinya.

Adelia tersenyum, membuka headsetnya dan menahan kemeja Nathan dengan tangannya, "Nathan request dong hari ini. Kamu ngga usah meeting deh, abis kamu marah-marah mulu si. Aku sebel liatnya", ujar Adelia manja.

Nathan akan mencium Adelia tapi Adelia tersenyum jahil karena ternyata ia sudah menekan tombol terima video call di Tab Nathan lalu langsung menunjukkan ke Nathan kalau HP dalam keadaan on.

Nathan mengambil Tab nya, alih-alih dia duduk di Sofa ia malah duduk dipinggir tempat tidur sambil menaruh tangannya dibahu istrinya. Adelia yang malu langsung menarik selimut menutupi wajahnya. Nathan menarik selimutnya sehingga muka Adelia terlihat oleh para peserta meeting, Adelia kemudian bersembunyi dalam pelukan Nathan.

"Karena hari ini istriku sedang tidak ingin mendengar kemarahanku, jadi hari ini meeting aku cancel. Berterimakasihlah pada wanita cantik ini", ujar Nathan tersenyum dan kemudian menutup sambungan telepon nya.

Sementara di ruang rapat kantor PT.WD Internasional heboh karena baru kali ini mereka melihat istri Bos Besar mereka dan baru kali ini Bos Besar tersenyum lepas. Mereka sangat bersyukur mood Bos Besar sedang baik dan tanpa sadar mereka berterimakasih kepada Adelia.

Di RS, Adelia mencubit pinggang Nathan yang duduk disampingnya. Nathan menjerit pelan, "Sakit Adel, kamu seneng amat si cubit pinggang aku", ujarnya.

"Lagian kamu, aku kan malu sama karyawan kamu, aku ngga pakai makeup dan belum mandi", ucap Adelia dengan pipi semu merah.

"Kamu seperti ini aja masih cantik kok", rayu Nathan.

"Astaga pagi-pagi saya sudah mendengar rayuan gombal", celoteh sebuah suara wanita yang amat dikenal Adelia.

Adelia Melihat ke arah suara dan menemukan Naomi dan Andika datang bersama. Andika agak murung dibelakang Naomi, jelas sekali dia cemburu karena melihat Nathan bermesraan dengan Adelia.

"Hallooo cantik. Kangen nya aku", kata Adelia sambil tangannya terbuka untuk memeluk Naomi erat. Nathan langsung bangun dari duduknya, lalu menyalami Andika.

"Oh jadi ini adik iparku, pantas saja dia ngga mau diketahui publik takut banyak saingan ya", celetuk Naomi mengagumi sosok pria tampan yang sedang tersenyum memegang tangan Adelia.

"Awas jangan ileran ya. Hati-hati nanti kamu bisa disuruh berlutut dipapan cuci loh", ujar Adelia lagi.

Kemudian Andika akan menyalami nya namun Adelia merengut cemberut, "Kok aku ngga dipeluk?".

Nathan langsung mendehem agak keras, "Adel, mau aku hukum ya", lirihnya.

"Tuh", ujar Andika sambil menunjuk ke arah Nathan.

"Becanda sayang", ujar Adelia tersipu malu.

"Mari silahkan duduk", ujar Nathan mempersilahkan Andika dan Naomi untuk duduk.

Naomi langsung berjalan duduk dikursi yang biasa Nathan duduki dan menaruh buket buah yang ia bawa diatas meja samping tempat tidur Adelia, sementara Nathan dan Andika duduk di sofa. Mereka berdua terlihat kaku karena mereka memang belum akrab, berbeda sekali dengan Adelia dan Naomi yang berbisik-bisik sambil cekikikan melihat mereka berdua.

"Adel...", tegur Nathan tak senang hati.

"Iya bos Nathan, ada yang salah", goda Adelia sambil cekikikan.

"Sudah jangan menggoda adik ipar terus. Kamu harus sehat, kamu harus jadi ketua panitia pernikahan ku loh", ujar Naomi sambil menepuk tangan Adelia.

"Oh iya, kapan mulai acaranya? Minggu ini kan ya?", ujar Adelia riang.

Nathan memandang tajam kearah Adelia, melihat apakah ada kesedihan disana, tetapi sama sekali tidak ia temukan. Hatinya lega melihat istrinya tenang, walaupun ia sedikit khawatir karena Nathan tau, yang membuat Adelia belum memberikan hatinya sepenuhnya kepada Nathan karena masih ada cinta tersisa untuk Andika. Nathan melirik ke arah Andika, nampak pria itu seperti berada jauh dari ruangan itu.

Ia segera menegurnya, "Pak Andika, mungkin bulan depan aku akan punya project baru untuk Agensi anda, apa bisa anda siapkan model yang sebaik kemaren?", tanyanya.

"Panggil saja Andika, jangan pakai pak, aneh bukan kalo sesama teman ada sebutan di depan nama", seru Adelia dari tempat tidur.

"Iya, akan saya siapkan. Kira-kira untuk product apa ya?", tanya Andika yang sudah menguasai dirinya sendiri lagi.

"Ada produksi Ponsel baru, ponsel untuk kalangan ABG jadi kemungkinan kami mencari anak-anak muda yang energik", ujar Nathan lagi.

"Produk nya akan realese sekitar 2 bulan lagi jadi bulan depan sudah harus membuat iklannya", lanjut Nathan.

Ia bangun lalu berjalan menuju Adelia karena istrinya menggodanya terus dengan memonyongkan bibir seperti akan mencium.

Nathan mencium kening istrinya yang membuat kaget semua orang di ruangan itu lalu berkata, "Itu hukumannya karena sudah menggodaku terus sejak tadi".

Naomi yang duduk di depannya langsung berujar, "So Sweet, aku juga jadi ingin menggoda Andika, apa dia akan melakukan seperti adik ipar ya?", ujar Naomi lalu bangun dan duduk disamping Andika.

Ia menyentuh lengan Andika dan memonyongkan bibirnya ke arah Andika, sementara Andika dengan kedua tangannya malah memalingkan wajah Naomi melihat ke arah lain.

"Tuh kan", Rajuk Naomi yang dibalas tertawa lepas oleh Adelia.

"Kalau gitu aku minta dicium adik ipar saja deh", ujar Naomi akan bangun tapi ditahan oleh Andika.

"Ngga boleh", ujar Adelia sambil merentangkan tangannya menyembunyikan Nathan dibelakangnya.

"Ngga akan terjadi sayang, setiap Ichi tubuh ini hanya milik Adelia saja. Tidak akan ada yang bisa merubahnya", ujar Nathan tersenyum sambil menurunkan tangan istrinya.

"So sweet banget si kalian. Bikin meleleh", ujar Naomi namun berbeda dengan Andika yang menunjukkan ketidaksukaannya.

"Jadi Andika tolong disiapkan ya model nya", ujar Nathan mengingatkan.

"Baik pak", ujar Andika agak terbata.

"Nathan, tidak pake pak", tegur Nathan mengingatkan.

"Iya Nathan", jawab Andika kaku.

Taklama terdengar ketukan pintu dan semua melihat ke arah pintu, muncullah seorang pria muda yang tampan, dia Jason yang membawa document untuk ditandatangani.

"Pagi pak Presdir, pagi ibu Adelia", sapanya sopan.

"Masuklah Jason, kamu bawa sarapan buat Bos Besar ini?", goda Adelia, sementara yang dibicarakan sedang asyik merangkul istrinya duduk di tempat tidur di samping istrinya.

"Oh mau dibelikan apa pak? Biar saya langsung pesan", ujar Jason kaget.

"Jangan dengarkan wanitaku, ke sinilah. Yang dimaksudkan sarapan itu ya document yang kamu bawa", ujar Nathan kepada Jason.

Jason mendekat lalu memberikan satu persatu map document yang harus dipelajari Nathan sebelum ditandatangani nya.

"Nathan kalau kamu mau ke kantor, biar kami disini menunggu Adelia", ujar Naomi. Sementara yang ditegur hanya diam melihat document nya saja.

"Percuma Naomi, Bos Besar ini kalau sudah bekerja bahkan istrinya saja bisa dicuekin", ujar Adelia kepada Naomi.

"Engga sayang, kamu diatas segalanya. Maaf Naomi, terima kasih untuk tawarannya", ujar Nathan tegas sambil mengelus rambut Adelia yang ada disampingnya.

"Sayang, kita pulang aja yuk, sumpah aku jadi baper kalau kelamaan disini" ujar Naomi lalu bangun dan menarik lengan Andika sambil menuju ke arah Adelia.

Naomi memeluk Adelia dan mencium keningnya, "Cepat sembuh ya adikku", ujarnya.

Lalu Naomi menyalami Nathan yang duduk disamping Adelia dan diikuti oleh Andika. Saat mata Andika dan Adelia bertemu, mereka saling senyum namun terlihat senyum mereka dipaksakan, Nathan menyadarinya sehingga membuat ia membelai rambut istrinya lagi. Kemudian Andika dan Naomi berjalan ke arah pintu lalu keluar dan pergi.

Adelia mendorong tubuh Nathan, "Duduk disofa, kamu tuh bikin sempit", ujar Adelia.

Nathan lalu berjalan menuju sofa dan diikuti oleh Jason yang duduk agak jauh dari Nathan, memberikan document satu persatu. Adelia memasang headset lalu perlahan dia mulai tertidur. Nathan sekilas melihat ke arah Adelia dan tersenyum lalu melanjutkan pekerjaannya.