Pertemuan Dengan Ratu Jutek

Adelia menyetir mobilnya memasuki halaman parkir AN Entertaintment. Tampak Andika yang baru turun dari mobilnya kaget melihat mobil baru Adelia. Saat Adelia sudah berhenti total, Andika mengitari mobil itu satu kali.

"Mobil barumu keren banget Del. Si Hantu Putih memang seleranya mantab abis", puji Andika yang disambut cemberut Adelia.

" Kalian laki-laki samanya aja", gerutunya.

"Hei kok kamu dibelikan mobil baru malah cemberut. Coba kalau Yuni, dia pasti langsung tanya harganya dulu, kalau mahal dia pasti mau",. ujar Andika sambil berjalan berdampingan dengan Adelia memasuki lobby kantor.

"Kamu belikan saja mobil kaya aku buat Yuni, dia pasti ngga akan nolak", ujar Adelia tersenyum.

"Berapa harganya? pasti ngga murah deh", tebak Andika. Mereka sedang menunggu di depan lift.

"Kata Nathan itu ngga Mahal. Dan itu benar-benar buat aku keki seharian kemaren" , ujar Adelia dengan nada sewot.

"Seriously? Memang berapa harga mobil itu yang bikin kami sewot?", tanya Andika penasaran.

" 8 M", Ujar Adelia yang membuat Andika terbelalak.

"Beneran 8 M? Busyet si Hantu Putih benar-benar tajir abis", ujar Andika kagum.

"Nathan bilang uangnya hasil tabungan dari awal kami menikah", ujar Adelia masih keki.

"Kamu jangan kasih tau Yuni ya. Kalau dia mau, berabe gw", ujar Andika lalu berjalan menuju ke ruangannya.

"Aku kasih tau Yuni akh sambil aku bilang kalau kamu yang beliin buat aku", goda Adelia.

"Awas aja loe ya Adel", ancam Andika.

😍😍😍

Xavier baru berjalan memasuki lobby kantor WD dan sedang menunggu lift. Tak lama ia melihat beberapa security mendatangi Lift dan menahan lift itu. Kemudian Xavier melihat Nathan berjalan dengan gagahnya diikuti Jason di belakangnya. Walaupun Nathan mulai berumur, namun ketampanan nya tidak memudar.

Nathan melihat sepintas kepada anaknya yang lalu membuang muka agar tidak ada yang mengenali mereka berdua. Kalau mereka berdampingan, akan terlihat kemiripan wajah mereka berdua, itu yang dihindari Xavier. Nathan tersenyum melihatnya dan di dalam otaknya telah tersusun rencana untuk anak kebanggaan nya itu. Nathan memasuki lift lalu pergi meninggalkan Xavier tanpa menegurnya.

Xavier masih menunggu lift yang satunya yang akan membawa nya naik ke ruang kerjanya di lantai 6.

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, sudah hampir 3 bulan Xavier bekerja di WD Group. Dirinya mulai nyaman dengan pekerjaannya, karena yang ia kerjakan benar-benar bidang yang ia kuasai.

"Hai Xavier, Uda lama nunggu liftnya?", sapa hangat Adrian yang baru datang yang dijawab Xavier anggukan kepala lalu mereka berdua memasuki lift bersama.

"Pagi Xavier", sapa para gadis di dalam lift yg dijawab ramah oleh Xavier.

"Xavier tolong benerin komputer nya si Luna ya yang Asisten Manajer Accounting ya. Gw coba otak-atik ngga bisa kemaren", gemas Adrian berbicara dengan Xavier mengingat bagaimana kesalnya dia seharian mengotak-atik komputer yang terserang virus.

Xavier lalu menaruh tasnya di atas mejanya setelah sebelumnya dia sempat melakukan absen fingger print untuk mencatat kedatangan nya. Lalu Xavier naik ke lantai 7 ke ruang Accounting tempat Luna sang Asisten Manajer Accounting.

"Pagi mba, dimana ya komputer nya mba Luna yang katanya rusak? Saya di suruh mas Adrian ke sini untuk mencoba memperbaiki", ujar Xavier sopan kepada seorang wanita yang duduk dekat pintu.

"Eh kamu mas Xavier. Itu komputer yang dipojok. Ke sana sekarang gih mumpung yang punya belum datang", ujar gadis itu menujukkan sebuah komputer yang ada di pojok ruangan tempat Accounting.

"Terimakasih" , ujar Xavier lalu berjalan menuju tempat yang di tuju.

Sebentar kemudian Xavier telah tenggelam dalam pekerjaannya. Tanpa ia sadari, ada sepasang mata menatapnya tidak suka saat gadis itu memasuki ruangan itu.

"Loe siapa? Kok ada di tempat gw?", ujar gadis itu sambil menaruh tasnya di atas meja.

"Oh maaf mba Luna ya, saya Xavier staffnya mas Adrian mba" ujar Xavier sopan.

"Loh Adrian kok ngga bilang-bilang kalau mau nyuruh orang lain yang gantikan dia. Komputer gw kan ngga boleh sembarang orang buka", ujar Luna judes. Luna mengangkat gagang telepon yang ada di mejanya lalu menelpon ke Adrian.

"Adrian, kenapa loe ngga bilang-bilang kalau mau ganti orang. Emang loe yakin dia bisa? Loe aja pakarnya kemaren nyerah. Kalo ngga bisa ya ngga apa-apa, gw pergi ke Jason aja minta beliin baru" , ujar Luna ketus lalu menutup teleponnya.

"Loe yakin bisa ngga?", ujar Luna kesal.

"Sabar ya mba, sedang saya coba", ujar Xavier ramah.

Luna kemudian pergi meninggalkan Xavier dengan kesal menuju ke ruangan Manajernya. Tak lama ia keluar dengan seorang Pria yang berjalan bersamanya menuju ke tempat nya.

"Ini pak, kemarin aja Adrian Uda nyerah, sekarang dia malah nyuruh orang lain pak. Saya lagi sibuk banget ne, jadi ngga bisa kerja", keluh Luna kesal.

"Sabar dulu lah Luna, itu juga lagi di benerin Xavier kok", ujar Manajer Accounting.

"Akh menyebalkan pak", keluh Luna lagi.

Kemudian Manajer Accounting kembali ke ruangannya sementara Luna kemudian duduk ke depan Xavier sambil membuka beberapa lembar voucher yang ada di depannya. Gadis itu terlalu sibuk sampai tidak memperhatikan tatapan Xavier yang mencuri-curi pandang ke arahnya. Satu jam kemudian Xavier bangun dari duduknya dan diikuti pandangan sinis Luna.

"Menyerah juga?", ledek Luna ketus.

"Silakan di coba mba Luna. Itu sudah bisa kok", ujar Xavier. Luna lalu duduk di tempatnya dan kemudian berseri-seri melihat komputer nya sudah selesai di perbaiki.

"Wah beneran. Thank ya. Loe beneran jago", puji Luna yang membuat tersipu muka Xavier.

"Ya Uda loe pergi balik kandang deh, gw lagi banyak kerjaan", usir Luna yang sebentar kemudian larut dalam pekerjaannya. Xavier hanya tersenyum lalu berjalan menuju ke arah pintu untuk kembali ke ruangannya.

"Uda selesai mas Xavier?", sapa gadis yang pertama tadi Xavier tegur ramah.

"Iya mba Vivi, terima kasih ya. Saya kembali ke ruangan dulu" , pamit Xavier ramah yang disambut anggukan manis Vivi. Saat menutup ruangan Accounting, Xavier sempat melirik pandang ke arah Luna yang masih sibuk dengan pekerjaannya dan itu membuat Xavier tersenyum.

"Dia masih muda tapi rajin sekali bekerjanya", kata hati Xavier kagum lalu kemudian dia berjalan kembali ke ruangannya. Sesampainya kembali dia di ruangan.

"Eh si nene sihir Luna jutek banget ya? Gw sebel banget sama dia. Anaknya cantik tapi peringainya menyebalkan" , ujar Adrian kepada Xavier.

"Mba Luna baik seperti nya mas Adrian", ujar Xavier ramah.

"Ih ratu jutek dia. Pasti dia ngadu-ngadu ke Manajernya ngga-ngga deh. Tapi dia emang cendas si dan kerjaannya selalu sempurna" , puji Adrian.

"Eh ya udah, kerja lagi deh, kok malah curcol", ujar Adrian lalu mengerjakan pekerjaan nya.

Xavier hanya tersenyum sambil mengingat senyuman manis Luna tadi yang membuat nya sulit melupakan. Sebentar kemudian Xavier mulai larut dalam pekerjaannya.