Pagi-pagi Xavier sudah rapi dan mendekati Mommy nya Adelia yang sedang melayani Daddy nya sarapan pagi. Nathan dan Adelia melihat tajam ke arah anak kebanggaan mereka yang setelah mencium pipi Adelia lalu duduk disamping Nathan.
"Xavier kamu pagi-pagi Uda rapi mau kemana?", tanya Nathan.
"Mau jadi sopir dulu Dad", ujar Xavier sambil memakan sarapannya. Xena yang baru datang langsung menggoda kakaknya.
"Kakak pagi-pagi loe mau PDKT sama siapa? Sama si Ratu jutek yang semalam loe cerita?", ujar Xena cuek.
"Akh males deh, gw ngga bakalan cerita lagi sama loe deh Xena", kesal Xavier.
"Ratu Jutek? Si Luna ya?", ujar Nathan menebak.
"Luna siapa Dad?", tanya Adelia.
"Masih PDKT mom, nanti kalau Uda pasti, Xavier bawa pulang ya. Aku berangkat dulu ya", ujar Xavier sambil mencium punggung tangan Nathan dan Adelia lalu mencium pipi Adelia dan mengacak-acak rambut Xena yang duduk disamping Adelia.
"Kakak rese loe akh", ujar Xena marah-marah.
Xavier lalu berjalan menuju ke mobilnya dan sebentar kemudian dia berlalu menjalankan mobilnya menuju ke rumah Luna. Sepanjang jalan Xavier bernyanyi kecil karena hatinya sedang senang saat ini. Perjalanan ke rumah Luna lumayan memakan waktu, sampailah Xavier di depan rumah yang semalam ia datangi mengantarkan Luna. Xavier memarkirkan mobilnya lalu turun dari mobil dan berjalan menuju pagar rumah.
"Selamat Pagi Tante, saya Xavier temannya Luna, Luna nya ada Tante?", sapa Xavier sopan kepada seorang wanita paruh baya yang rupanya hampir mirip Luna.
"Sebentar ya nak. Ayo masuk dulu", ujar wanita itu yang membukakan pintu pagar untuk Xavier.
Xavier lalu duduk di bangku teras sementara wanita itu masuk ke dalam. Tak lama keluar Luna sambil menjinjing sepatu nya dan tas yang dia selempang kan di tubuhnya. Luna memakai baju casual, T shirt dengan celana Jeans dan duduk di samping Xavier memakai kaos kaki lalu sepatu kets nya. Wanita paruh baya itu keluar dengan dua gelas teh hangat ditangannya.
"Minum dulu nak Xavier, untuk ganjal perut", ujar ibu itu sopan.
"Terima kasih ibu", ujar Xavier mengambil teh itu lalu meminumnya hampir habis.
"Kebetulan tadi abis sarapan saya lupa minum", ujar Xavier lalu meletakkan gelasnya di atas meja.
Luna mengambil gelas kedua dan meminumnya juga. Ia lalu mencium pipi mamanya lalu meletakkan gelas di atas baki yang dipegang mamanya.
"Luna jalan dulu ya ma. Ayo Xavier", ujar Luna menarik lengan Xavier. Xavier lalu mencium punggung tangan mama Luna dan pamit dengan sopan.
" Pergi dulu ya Tante", katanya lalu kemudian berjalan memasuki mobilnya.
Luna lalu masuk ke mobil Xavier juga, duduk disamping Xavier yang sebentar kemudian melajukan mobilnya menuju kantor WD Group. Di dalam mobil, Luna mengeluarkan satu buah Flashdisk lalu menancapkan ke CD Player di mobil Xavier. Sebentar kemudian music lembut terdengar dalam mobil dan seperti biasa Luna bernyanyi kecil.
"Flashdisk itu buat elo, jadi ntar kalo gw nebeng mobil loe lagi, ngga perlu nyari-nyari lagu kaya kemaren", kata Luna cuek.
"Wah beneran ne? Harus di umpetin itu flashdisk kalo sampe ketauan Xena bisa di ambil dia", ujar Xavier berseri.
Muka Luna tampak berubah saat Xavier menyebut nama wanita lain.
"Siapa Xena? Pacar loe ya", tanya Luna menyelidik.
"Adik saya. Kamu pasti bakalan cocok sama dia, dia itu orangnya supel banyak temannya, seleranya juga sepertinya ngga jauh dari kamu", ujar Xavier tersenyum membayangkan adiknya.
"Wah boleh kapan-kapan kenalan", ujar Luna riang.
Mereka bercakap-cakap akrab sampai tak terasa sudah memasuki halaman kantor WD Group. Xavier memarkirkan mobilnya di dekat Lobby.
Saat libur jarang ada orang yang datang ke kantor WD terkecuali mereka yang lembur ataupun tamu undangan pesta yang menyewa aula WD Group.
Luna lalu mengeluarkan kartu karyawan nya karena kalau tidak ia tidak bisa menggunakan lift untuk masuk ke ruangannya di lantai 7, demikian juga Xavier yang menunjukkan kartu karyawan nya kepada security yang berpapasan dengan mereka.
"Loe mau nemenin gw naik?", tanya Luna kepada Xavier sebelum ia naik ke lift.
"Kamu mau ditemenin ngga?", tanya Xavier lembut.
"Mau banget. Iseng juga kalo lembur sendirian", ujar Luna lalu menarik lengan Xavier memasuki lift.
Sepanjang naik lift sampai tiba di depan pintu ruang Accounting tanpa sadar Luna menggandeng lengan Xavier seperti pasangan pada umumnya. Xavier hanya tersenyum melihat tingkah Luna. Ketika menyadari nya, Luna melepaskan lengan Xavier dan membuka ruangan kerjanya dengan menggunakan kartu karyawannya.
Ia berjalan beriringan ke tempat kerjanya lalu menghidupkan komputer nya. Xavier duduk di hadapan Luna kemudian mengeluarkan HP nya lalu memutar lagu-lagu slow dari aplikasi di HPnya.
"Wah kalo gw lembur gini terus, bisa cepet kerjaan gw selesai nya. Xavier kalo loe bosan, buka aja komputer itu punya si Doni, komputer itu biasanya banyak gamesnya", ujar Luna sambil menunjuk sebuah perangkat komputer di depannya.
Xavier menurut dan sebentar kemudian dia memainkan games yang ada di komputer itu. Luna mengerjakan pekerjaan nya sambil sebentar melirik tersenyum kepada Xavier yang sedang sibuk memainkan games.
Tanpa terasa jam menunjukkan hampir jam 1 siang dan Luna sudah menyelesaikan semu pekerjaan nya.
"Akh akhirnya selesai", teriak Luna.
"Uda selesai?", tanya Xavier sambil tangannya mematikan perangkat komputer yang ia mainkan.
"Iya, ayo makan siang. Eh motor gw Uda selesai belum ya?", ujar Luna penasaran.
"Ya Uda ayo turun liat aja ke bawah", ujar Xavier sambil berjalan ke arah pintu lalu menunggu Luna yang telah merapikan berkas-berkas nya mendekati Xavier.
Kemudian setelah menutup rapat pintu ruangan dan memastikan terkunci otomatis lagi kemudian mereka berlalu menuju lift turun ke bawah. Sampai di Lobby, seorang security yang mengenali Luna lalu menghampiri nya.
"Mba Luna ini kunci motornya, itu tadi diantar sama montirnya jam 10 tadi. Saya parkir dekat mobil mas Xavier", kata security itu sambil menyerahkan kunci motor Luna.
"Loh orangnya kemana pak? Kok ngga ada yang minta uangnya ke saya?", ujar Luna heran.
"Ayo dicoba dulu aja", ujar Xavier lalu menggandeng tangan Luna berjalan menuju ke arah motornya. Luna lalu mencoba menstater motornya dan langsung hidup.
"Wah Uda bener", ujar Luna senang.
"Ya Uda ayo kamu bawa motor kamu pulang nanti saya ikutin. Setelah taruh motor, baru kita makan bareng", ajak Xavier.
"Ngga usa deh. Gw langsung pulang aja, besok aja kita makan bareng. Gw mau antar mama dulu", ujar Luna. Muka Xavier langsung berubah kecewa.
"Iya besok janji deh makan bareng ya", ujar Luna memegang pipi Xavier.
"Ya Uda lah. Kamu hati-hati ya", ujar Xavier.
Luna tersenyum, lalu sebentar kemudian Luna membawa motor nya keluar dari kantor WD Group. Setelah Luna tak terlihat, Xavier memasuki mobilnya lalu melajukan mobilnya menuju ke rumah.
Sesampainya di rumah, Xavier langsung menuju ke meja makan lalu memakan makanan yang disiapkan Mommynya tanpa berkata apapun. Setelah makan, Xavier dengan Langkah malas masuk ke kamarnya dan lalu sebentar kemudian dia tertidur.