Berbelanja Hadiah Ulang Tahun

"Kak, antar aku ke mall dulu ya. Aku harus beli kado buat pesta Ulang Tahun kak Madeline besok", kata Xena saat mobil Pras melaju keluar halaman kampusnya.

"Mau ke mall yang mana?", tanya Pras lembut.

"Yang di sana aja sekalian kita lewat. Kebetulan disitu ada toko langganan aku", kata Xena ceria.

"Siap nyonya Prasetya", ujar Pras menggoda.

"Sejak kapan aku dipanggil nyonya Prasetya, ngarang aja", kata Xena usil.

"Hmm ngga mau ya?", tanya Pras ngambek.

"Hahahaha kak Pras, kamu tuh baru pacaran ya? Ngambek mulu", kata Xena sambil tertawa.

"Iya, kamu pacar pertama ku dan kamu cinta pertama ku", kata Pras malu.

"Astaga ... beneran kak?", tanya Xena ngga percaya.

"Buat apa si aku bohong", kata Pras merengut.

"Hahahaha iya aku percaya kak. Kelihatan kok dari sikap kamu yang posesif. Sama kaya Daddy ke Mommy aku, posesif banget", kata Xena tersenyum melihat ke arah Pras yang sedang menyetir.

"Pantas lah om Nathan posesif, Tante Adelia cantik sama kaya putrinya apalagi Tante Adelia bekerja dikelilingi model-model yang ganteng. Aku juga posesif karena kamu banyak pria yang naksir juga. Huh menyebalkan", ujar Pras mendengus kesal.

"Percaya aku kak, aku tuh Setia. Sama kaya kata Mommy ke Daddy, kalau kamu cinta aku, harus percaya pada aku sepenuhnya", kata Xena serius.

"Iya sayang. Aku percaya sama kamu kok", ujar Pras nyengir.

Xena mengelus pipi Pras lembut, kemudian dia mencolok flashdisk nya lalu mengalun lagu-lagu indah dari CD Player di mobil Pras.

"Lagu-lagu di flashdisk kamu enak di dengar nya", kata Pras.

"Iya, itu kak Luna yang kasih aku. Kak Luna tuh pacarnya kak Xavier. Dia assisten manager accounting di WD Group. Padahal kata Daddy sebelumnya kak Luna itu terkenal Ratu Jutek, tapi bisa luluh sama pangeran WD. Hahaha", ujar Xena.

"Berarti Pangeran Lexi luluh sama Tuan Putrinya WD dong ya", ujar Pras tersenyum.

"Benar kah?", tanya Xena nyengir.

"Kamu turun di Lobby mall aja ya sayang ngga usah ikut ke parkiran. Pengawal kamu ada 2 kan?", ujar Pras sambil sekilas melihat ke arah kaca spion tengah mobil nya.

"Kok kamu tau kalau aku dikawal?", tanya Xena.

"Aku tau lah kalau semua keluarga kamu tuh selalu dikawal kemanapun kalian pergi. Aku selalu melihat 2 orang berjas hitam mengikuti kemanapun kamu pergi. Kalau kamu masuk kelas, mereka biasanya duduk di dalam mobil mereka", ujar Pras.

"Kelihatan sekali ya? Mereka bahkan punya markas sendiri tak jauh dari rumahku. Daddy membeli rumah itu untuk tempat tinggal para bodyguard kami", ujar Xena cuek.

"Makanya kamu ngga usah masuk ke tempat parkiran, banyak debu jadi biar aku aja yang parkir nanti kamu tunggu di dalam aja. Aku call kalau aku sudah masuk mall", ujar Pras lalu memberhentikan mobilnya di Lobby mall dan Xena pun keluar mobil berjalan menuju Lobby.

Satu orang pengawalnya keluar dari mobil dibelakangnya dan mengikuti Xena. Lalu mobil Pras melaju menuju parkiran begitu juga mobil pengawal Xena.

"Xena", panggil sebuah suara yang amat dikenal Xena. Xena menoleh dan Andrew tersenyum berjalan ke arah Xena.

"Sedang apa sendiri di sini?", tanya Andrew setelah ia berdiri mendekat.

"Sedang tunggu kak Pras, dia lagi parkir mobil", ujar Xena.

"Kamu mau beli apa? Ayo aku temani mumpung teman kamu belum datang", ajak Andrew.

"Ngga usah Andrew, aku tunggu kak Pras aja", ujar Xena menolak. Tak lama telepon Xena berbunyi, ada panggilan dari Pras.

"Iya kak. Aku di depan toko buku yang di lantai 3. Iya aku sudah melihatmu. Ini aku sama Andrew kebetulan ketemu", ujar Xena tersenyum.

Andrew masih berdiri di depan Xena. Beberapa orang yang berpapasan dengan mereka tampak berbisik-bisik karena mengenali Andrew yang merupakan seorang artis. Tak lama Pras datang lalu meraih pinggang Xena dan memeluknya. Pras tersenyum melihat ke Xena namun dia melirik dingin ke arah Andrew yang juga agak memandang sinis ke arah Pras.

"Andrew kita duluan ya", ujar Xena.

"Tunggu Xena, saya minta nomor HP kamu dong", ujar Andrew tersenyum tanpa menghiraukan tatapan tajam Pras.

"Nanti kamu minta sama Lily aja ya. Sorry kami buru-buru", ujar Xena sopan dan berjalan menjauh karena Pras sudah menariknya mengikuti langkah Pras.

Walaupun kecewa Andrew tetap tersenyum melihat kepergian Xena lalu ia berbalik dan berjalan berlawanan arah dengan Xena dan Pras namun beberapa kali ia menoleh melihat ke arah Xena.

"Kamu jangan kasih harapan apa-apa ya sama Andrew. Aku ngga percaya sama orang itu", dengus Pras kesal.

"Cemburu ya?", ledek Xena. Pras kemudian mengambil tangan Xena dan menggenggam nya erat.

"Iya, aku cemburu. Sangat", ujar Pras tegas.

"Kamu tuh ya. Dia kan pacarnya Lily, mana mungkin lah aku nikung teman sendiri", ujar Xena ceria.

"Kamu ngga, tapi kalau dia? Tadi aja dia terang-terangan minta nomor HP kamu", ujar Pras masih dengan nada kesal.

"Tenang aja, Lily ngga mungkin juga kasih ke dia. Lily Uda curhat ke aku kalau Andrew sepertinya caper ke aku tapi aku juga menyakinkan Lily kalau aku ngga mungkin merebut miliknya", ujar Xena tegas.

Belum sempat Pras berbicara, mereka sudah tiba di toko yang mau didatangi Xena. Xena melepaskan tangannya, kemudian menuju ke estalase yang ada di toko itu.

"Aaiiiih si cantik Xena baru kelihatan lagi. Uda lama kamu ngga ambil barang lagi Xena, Uda ngga dagang lagi ya?", tanya seorang wanita cantik yang menghampiri Xena.

"Ada ci Donna, tumben ci jaga toko. Iya aku Uda lama ngga dagang online lagi ci, Uda sibuk sama kerjaan sama kuliah", ujar Xena yang membuat Pras kaget.

"Aku dulu pernah dagang online dan dagang juga sama kawan-kawan di kampus. Ambil barangnya dari ci Donna yang cantik ini", kata Xena menjelaskan ke Pras yang langsung memasang muka mengerti.

"Pacar ni?", goda ci Donna.

"Iya ci, lagi malas bawa mobil sendiri jadi minta antar dia", ujar Xena yang membuat muka Pras sumringah diakui pacar oleh Xena.

"Ci ada model terbaru ngga? Buat kado ni", ujar Xena sambil melihat-lihat model tas yang dipajang.

"Kebetulan ada ni. Eh pengawal loe masih yg kemaren ngga? Penjaga toko gw naksir tuh cuma dia lagi ngga masuk sekarang", ujar ci Donna.

"Ganti ci, kan rolling sama punya kak Xavier. Yang dua ini baru masuk", ujar Xena dengan cueknya.

"Oh gitu. Ini model terbaru, buat loe orang pasti gw kasih murah. Harga di bawah bandrol", ujar ci Donna memberikan 2 macam tas model terbaru.

"Ya Uda ci Donna, aku mau yang ini ya. Ci, tas yang waktu itu aku minta ada ngga lagi stocknya?", tanya Xena lagi.

"Ada ni, gw simpen buat loe. Bentar gw cari dulu ya", ujar ci Donna semangat.

"Ni dia. Sekalian aja, gw kasih discount deh", ujarnya lagi.

"Ya Uda ci, bungkus", kata Xena ceria sambil memberikan kartu debitnya kepada ci Donna. Pras lalu menarik tangan Xena lalu memberikan kartu kredit black card-nya.

"Pakai ini aja ci bayarnya", ujar Pras sambil memelototi Xena.

"Kak, kebiasaan. Aku ngga suka deh. Lain kali aku ngga mau ajak kamu belanja lagi", dengus Xena kesal.

"Eh loe gimana si, dibayarin pacar malah marah", ujar ci Donna sambil menerima kartu Pras lalu melakukan transaksi dengan kartu itu.

"Iya, lain kali bayar sendiri deh. Tapi kali ini aku yang bayar", ujar Pras tersenyum.

"Engga ada lain kali, aku ngga mau ajak kakak lagi", ketus Xena.

"Sayang jangan marah dong. Maaf ya", ujar Pras sambil mengelus lengan Xena.

"Loe mah aneh Xena", ujar ci Donna sambil memberikan tas belanja ke Xena dan kartu kredit ke tangan Pras lagi.

"Makasih ya ci", ujar Xena lalu keluar toko dengan langkah kesal. Pras mengejarnya dan menggandeng tangan Xena.

"Maaf sayang. Iya lain kali kamu yang bayar ya sayang. Ayo dong jangan marah", ujar Pras sambil melihat ke arah muka Xena yang cemberut.

"Kan sudah aku bilang ngga ada lain kali, karena aku ngga akan ajak kakak lagi", ujar Xena masih kesal.

"Jangan gitu dong Xena sayang. Please maafkan aku ya", ujar Pras memelas.

"Pokoknya lain kali kakak gitu lagi, aku beneran ngga mau ajak kak Pras jalan belanja lagi", ujar Xena.

"Iya, janji deh. Lain kali kamu yang bayar sendiri", ujar Pras tersenyum yang akhirnya membuat Xena tersenyum.

Lalu Xena melingkarkan tangannya ke lengan Pras dan Pras memegangi tangan Xena yang ada di lengannya sambil kemudian mereka berdua berjalan melintasi toko-toko yang ada di mall itu dengan ceria.