"Xena ... kamu kenapa?", ujar Banyu dengan wajah panik saat memasuki kamar rawat inap Xena.
Dia tidak melihat Pras yang sedang duduk di sofa membaca documen pekerjaannya ditemani Johnny. Mereka berdua otomatis melihat ke arah Banyu yang baru tiba diikuti Alex.
"Cantik kok bisa sakit si. Oh ada Pras disini?", ujar Alex dengan suara terdengar tidak suka saat melihat Pras ada di kamar inap Xena diikuti Banyu yang hanya melihat sepintas ke arah Pras.
"Hai om, Banyu. Mana Tante Sisca?", tanya Xena.
"Tante Sisca bersama Baby Margaretha di bawah dan juga Mommy mu", ujar Alex. menjelaskan. Ia mencium kening Xena.
"Sudah tidak panas ya", ujar Banyu sambil meletakkan punggung tangan nya di kening Xena. Xena menepis tangan Banyu dengan sopan.
"Uda ngga", ujar Xena tersenyum.
Dia melihat ke arah Pras yang ternyata masih sibuk dengan pekerjaannya. Tak lama Pras sudah selesai dengan pekerjaannya lalu menghampiri Alex dan Banyu bersalaman dengan mereka.
"Tante Sisca bersama Tante Adelia Ada di bawah ya om?", tanya Pras sopan.
"Kan tadi Uda dibilang. Baby Margaretha ngga boleh naik karena masih bayi", ujar Alex terdengar agak ketus. Johnny sedang membereskan documen pekerjaan Pras lalu akan berpamitan dengan Pras.
"Tunggu Johnny, saya ikut turun, saya mau bertemu dengan Tante Adelia", ujar Pras dan Johnny menunggunya di depan pintu.
"Aku turun sebentar ya, sekalian mau makan siang mumpung di sini ada Banyu yang bisa temani kamu", ujar Pras lalu mencium kening Xena setelah melihat anggukan Xena.
"Banyu, saya titip Xena sebentar ya", ujar Pras cuek kepada Banyu. Lalu ia pun berjalan bersama Johnny keluar dari kamar inap Xena.
"Gayanya sok banget si Xena. Kok kamu malah pilih orang ini?", tanya Alex memandang sinis ke arah Pras yang berjalan keluar.
"Aku mencintai nya om. Dia sangat tulus om, kalau Om sudah mengenal dia dengan baik. Sifatnya hampir sama dengan Daddy, melindungi aku. Mungkin karena mereka berdua sama-sama seorang CEO sudah tugas mereka melindungi milik mereka", ujar Xena yang membuat Banyu memerah menahan kesal.
Alex hanya terdiam mendengar perkataan Xena, dia kalah pamor mengenai jabatan dan kekayaan dengan Pras.
"Aku turun sebentar deh ya mau lihat Sisca dan Margaretha dulu ya", ujar Alex juga keluar dari kamar.
Saat ini Xena hanya berdua dengan Banyu.
"Banyu apakah ada yang mau kamu akui padaku?", tanya Xena.
"Maksud kamu apa Xena?", tanya Banyu tak mengerti.
"Apa kamu yang menemukan HP aku?", tanya Xena lagi.
"HP kamu? Bukankah tadi pagi ditemukan oleh kak Xavier di meja ruang TV ya?", ujar Banyu dengan muka datar tanpa ekspresi.
"Apa kamu menyentuh HP ku? Apa kamu yang mengirimkan foto-foto itu ke kak Pras?", perkataan Xena membuat ekspresi muka Banyu berubah.
"Foto apa yang aku kirimkan? Yang mana?", ujar Banyu berusaha mengelak.
Xena lalu membuka riwayat Chatnya lalu memperlihatkan kepada Banyu apa yang ada di chatnya.
"Yang ini. Apa maksudnya ini Banyu? Kalau saja kak Pras tidak mempercayai aku, mungkin saat ini dia sudah meninggalkan aku. Apa ini yang kamu mau? Menghancurkan kebahagiaan aku?", tanya Xena.
"Xena kamu tidak akan bahagia dengan Pras. Kamu bahagia denganku", ujar Banyu bersuara geram.
"Jadi kamu pikir kebahagiaan ku semu dengan kak Pras?", tanya Xena kesal.
"Iya. Aku bisa membahagiakan kamu lebih dari Pras", ujar Banyu tegas.
"Banyu aku hanya menganggapmu sebagai saudara ku, adikku", ujar Xena.
"Tapi aku tidak pernah menganggapmu sebagai kakakku. Bahkan Mami sama Papi ku sudah siap meminang mu kemaren. Putus kan Pras, bahagialah bersamaku Xena", ujar Banyu.
"Banyu, jangan bohongi dirimu sendiri. Justru kamu ngga akan bahagia denganku kalau kamu memaksakan kehendakmu. Kamu akan membuatku makin menjauhi kamu", ujar Xena mulai terisak.
"Aku mencintaimu dengan tulus Xena", ujar Banyu mendekati ke arah Xena.
"Mau apa kamu Banyu", ujar Xena mulai ketakutan melihat gelagat Banyu yang aneh.
Kedua tangannya berusaha menahan tubuh Banyu agar menjauh darinya. Tapi kekuatan Banyu begitu besar, dia mendekap Xena dan berusaha mencium bibir Xena yang berontak dengan sekuat tenaga.
Xena menjerit ketakutan tapi Banyu tetap berusaha mencium bibir Xena. Pada saat itu pintu kamar terbuka dan sebuah tangan kekar menarik bahu Banyu dan setelah melihat Xena sebentar, Pras melayangkan sebuah bogem mentah ke muka Banyu yang langsung terhuyung membentur sofa.
Banyu kesakitan memegang punggungnya. Darah segar mengalir di pinggir bibir Banyu. Pras lalu menghampiri Xena yang ketakutan yang setelah melihat Pras langsung memeluknya erat sekali.
"Bajingan. Manusia rendah. Apa yang kamu lakukan pada Xena?" teriak Pras.
Kemudian masuklah Nathan diikuti dengan Alex. Pras hampir memukul Banyu lagi kalau saja tubuhnya tidak ditahan pelukan Xena.
Alex melihat anaknya yang kesakitan lalu berteriak kepada Pras, "Hei kurang ajar, apa yang kau lakukan pada anakku", ujar Alex emosi. Nathan yang berada didekat Alex berusaha menahan Alex.
"Xena, lepaskan aku. Biar aku hajar Bajingan itu dengan bapaknya sekalian", teriak Pras.
"Sayang ... jangan", tangis Xena dalam pelukan Pras.
Infus ditangannya lepas dan mengalirkan darah. Pras melihat itu langsung mengambil tisue dan mencoba menghentikan darah Xena.
"Om tolong panggilan perawat, ini darahnya keluar terus", ujar Pras panik dan Nathan yang panik segera menyuruh Jason yang ada di ambang pintu memanggil perawat masuk.
Tak lama perawat masuk dengan tergesa lalu mencoba mengobati tangan Xena yang terluka karena infusnya terlepas.
Adelia dan Sisca yang datang belakangan diikuti dengan security yang mendengar keributan itu menunggu di pintu masuk.
"Pras ada apa ini kenapa kamu memukul Banyu?", tanya Nathan saat melihat Xena telah tenang dalam pelukan Pras.
Xena kelihatan masih ketakutan dan tidak mau melepaskan pelukannya dari tubuh Pras.
"Tanyakan pada bajingan itu om. Saat saya masuk kamar ini, dia sedang berusaha memperkosa Xena om", ujar Pras berteriak.
Nathan yang mendengarnya mulai naik darah dan ia menghampiri Banyu.
"Apa benar begitu Banyu?", tanya Nathan meninggi.
"Tidak om, aku hanya ingin membuktikan cintaku pada Xena om. Aku hanya ingin menciumnya", ujar Banyu menunduk.
Tanpa berkata, satu hadiah bogem mentah melayang lagi ke muka Banyu yang membuat dia kembali terhuyung ke belakang dan terjatuh diatas Sofa. Alex yang melihat Nathan memukul anaknya langsung menahan tubuh sahabatnya agar tidak memukul anaknya lagi. "Banyu katakan itu tidak benar", teriaknya.
Nathan menepis tubuh Alex namun Adelia yang sedari tadi menonton memeluk Nathan dengan erat. Mata Nathan memerah menahan amarah yang meluap sama seperti Pras saat ini.
"Hei om Alex, apa kau tak lihat betapa ketakutannya Xena saat ini akibat perbuatan bajingan itu", teriak Pras di belakang Nathan.
Nathan menoleh ke arah anaknya yang sedang memeluk Pras dengan erat dan dengan ketakutan yang amat sangat.
"Alex bagaimana caramu mendidik anakmu hingga menjadi bajingan seperti itu huh? Apa salahku padamu Alex? Apa salah Xena pada kalian?", teriak Nathan.
Alex hanya terdiam melihat dengan amarah ke arah anak lelakinya yang terduduk di sofa dengan menundukkan kepalanya.
"Sisca, bawa pergi Alex dan Banyu sekarang. Bawa mereka pergi. Lebih baik kalian pulang dulu ke Surabaya. Nanti kita bicara lagi saat Nathan sudah tenang", ujar Adelia.
"Alex gw belum selesai dengan loe dan keluarga loe ya", teriak Nathan.
"Sayang, tenang dulu. Jangan katakan yang akan kamu sesali nanti. Sayang. tenang dulu", ujar Adelia sambil memeluk Nathan erat.
"Alex bawa Banyu pergi dulu", teriak Adelia saat ia melihat Alex hanya terdiam.
Sisca buru-buru menggandeng lengan Alex lalu mengambil tangan anaknya memapahnya keluar kamar diikuti Alex.
"Jason perintahkan HRD memecat Alex dan umumkan di situs resmi WD bahwa keluarga Utomo sudah tidak ada sangkut pautnya dengan Alex", teriak Nathan kepada Jason yang masih berdiri di ujung pintu.
Security mulai meninggalkan lokasi, mereka tidak berani ikut campur karena yang sedang bermasalah adalah keluarga Presdir mereka.
"Jason jangan lakukan apapun yang diperintah Nathan. Pergilah", teriak Adelia.
"Jason lakukan perintah ku", teriak Nathan menatap tajam ke arah Adelia yang masih memeluk nya erat.
"Jason pergi dari sini. Jangan lakukan apapun sampai saya perintahkan", ujar Adelia.
"Jason kamu bekerja untuk saya atau Adel?", teriak Nathan lagi.
"Sayang, jangan lakukan apapun saat kamu emosi. Tunggu kepalamu dingin dulu sayang baru perintahkan Jason", ujar Adelia lembut.
"Perintahku akan sama", teriak Nathan lagi.
"Sayang redakan emosimu dulu, kau juga Pras. Lihat lah Xena dia makin ketakutan", ujar Adelia.
Nathan menepis pelukan Adelia, dia menghampiri Xena yang masih memeluk Pras erat. Nathan berusaha untuk menarik tubuh anaknya tapi pegangan Xena begitu erat pada Pras.
"Xena, ini Daddy nak. Daddy disini nak. Daddy akan melindungi mu", ujar Nathan lembut.
Xena kemudian melihat ke arah Nathan dan kemudian serta merta dia memeluk Nathan. Saat pegangan Xena melepas, Pras seakan bersiap untuk keluar kamar mengejar Banyu tapi Adelia dengan sigap memegang tangannya.
"Pras, tenang dulu. Pras ayo duduk dulu di sana", ujar Adelia lalu menarik Pras untuk duduk bersamanya di sofa. Dia sengaja memegang tangan Pras erat agar pria yang akan menjadi menantunya ini tidak pergi mengejar Banyu lagi.
Tampak nafas Pras kian lama kian teratur pertanda emosinya mulai mereda. Matanya melihat ke arah Xena yang sekarang menangis dalam pelukan Nathan.
Xavier dan Luna baru tiba di pintu lalu dengan kode dari Adelia mereka berdua duduk di sofa di depan Pras. Adelia meminta Jason untuk pergi dan Jason menuruti Adelia meninggalkan kamar inap Xena yang sempat ada kekacauan sebelumnya.
Jason segera memanggil semua pengawal untuk segera menjaga di depan ruangan kamar inap Xena dan tidak mengijinkan siapapun yang tidak dikenal untuk masuk kecuali dokter dan perawat.