"Kamu pulang malam sekali sayang", tegur Xena setelah ia melihat jam di dinding saat Pras pulang yang sudah menunjukkan pukul 10 malam.
"Iya, kerjaanku banyak banget. Anthony sedang ambil cuti. Dia pulang ke rumah Papi dan Mami, mengajak Lily ikut juga sambil berlibur", keluh Pras sambil membuka dasi yang terlilit di lehernya dan melemparnya sembarang.
Pras lalu mencium pipi Mika yang sedang menyusu dan kemudian mencium buah dada Xena yang sedang disusui Mika. Xena hanya tersenyum melihat tingkah suaminya.
"Kamu sudah makan?", tanyanya lembut.
"Sudah, tadi aku dipesankan bento sama Johnny", ujar Pras lembut lalu berjalan mendekati tempat tidur Raffa dan melihat bayinya sedang tertidur pulas. Pras menunduk lalu mencium bayinya dan memasang kembali kelambu di tempat tidur bayinya.
"Raffa sudah menyusu? Dia pulas sekali", ujar Pras.
"Iya, dia sudah kenyang. Ini Mika minta yang kedua kalinya. Tadi dia sudah kenyang, sekarang haus lagi", ujar Xena kemudian dia memasukkan buah dadanya ke dalam Bra-nya.
Pras mengambil bayi yang ada dalam dekapan Xena lalu menciumnya dan menaruhnya di tempat tidur Mika yang berjajar dengan tempat tidur Raffa. Setelah meletakkan bayinya, Pras juga memasangkan kelambu di tempat tidur Mika. Xena tampak sedang minum air putih yang sekarang selalu tersedianya di kamar mereka.
"Mandilah dulu kak, lalu ganti pakaian dan tidurlah. Kamu pasti lelah sekali", ujar Xena.
Pras tak berkata apapun, dia hanya duduk di dekat Xena lalu mencondongkan tubuhnya mendekat lalu mencium dan mengkulum bibir Xena. Xena balas mencium bibir Pras dan melingkarkan tangannya ke leher Pras. Setelah mereka berciuman agak lama mereka baru saling melepaskan.
"Sayang apa kamu lelah sekali? Sudah jangan bekerja dulu di WD Group, kamu fokus di Lexi Group saja. Nanti aku yang bicara sama Daddy", ujar Xena.
"Ngga kok sayang. Aku masih bisa tangani. Aku harus lebih pintar lagi membagi waktu. Tapi aku sangat menginginkan mu saat ini", ujar Pras.
"Sayang kamu tuh masih suka becanda aja. Gimana kabarnya mama Yani Shu? Kamu ada contact ke dia ngga?", tanya Xena berusaha mengalihkan.
"Mama makin sibuk dengan usaha katering nya. Bahkan dia sudah mulai mencicil uang pinjamannya", ujar Pras lalu membaringkan tubuhnya di sebelah Xena.
Xena memijit pelan tubuh belakang suaminya, terdengar tulang bergeser saat ia menggunakan bobot tubuhnya menekan tubuh suaminya.
"Ya ampun sayang, sampe pada bunyi semua ini", ujar Xena.
"Iya, aku cape banget. Makasih ya, jadi agak enteng badanku", ujar Pras tersenyum melihat ke arah Xena.
Xena mendekat kan mukanya ke muka Pras lalu mengelus rambut suaminya pelan. Perlahan namun pasti, Pras menutup matanya dan tak lama terdengar nafas teraturnya.
"Ya sudah, tidurlah sayang", ujar Xena lalu menarik selimut dan menutupi tubuh suaminya.
Xena mematikan lampu kamar tinggal lampu dinding yang menerangi tempat tidur kedua bayinya yang masih menyala. Sebentar kemudian Xena pun terlelap menuju ke alam mimpi menyusul Pras yang lebih dulu telah berlayar.
Beberapa bulan berlalu dengan cepat, si kembar Raffa dan Mika mulai bisa duduk dengan baik. Siang itu karena bosan, Xena mengajak kedua putranya datang ke Lexi Group. Xena mengemudikan mobilnya sendiri dan menaruh kedua putranya di Jok khusus Baby di bangku belakang.
Memasuki halaman gedung Lexi Group, Xena sangat beruntung karena mendapatkan parkir di dekat pintu Lobby. Dia kemudian mengeluarkan stroller untuk twin Baby dan menaruh putranya di stroller tersebut. Lalu ia kemudian berjalan menuju ke arah Lobby dengan santainya sambil mendorong stroller baby nya.
Dikarenakan sudah banyak yang mengenali Xena, mereka langsung memberikan salam hormat begitu melihat Xena yang membalasnya dengan senyuman. Bahkan security membantu menekankan tombol lift agar Xena bisa masuk dengan nyaman.
"Ibu Xena ya? Selamat siang Bu", tegur seorang pria paruh baya kepada Xena yang tersenyum menjawabnya.
"Siang pak. Maaf bapak namanya siapa ya? Maaf pak soalnya saya belum mengenal karyawan Lexi Group satu persatu", ujar Xena.
"Saya Eric Sugiono Bu, Finance Manager Lexi Group", ujar pria yang bernama Eric itu.
"Oh bapak ini Papinya Delon ya? Apa Khabar pak? Gimana Delon kabarnya? Saya sudah lama ngga ketemu Delon", ujar Xena ramah.
"Baik Bu Xena, ibu masih ingat saja dengan anak saya. Delon masih sering ngulang di kelas Bu, saya bingung bagaimana cara mengajarnya", ujar Eric berkeluh kesah.
"Hahaha, Delon masih eror rupanya. Baiklah, saya turun duluan ya pak Eric. Salam ke Delon, main-main lah ke rumah saya. Dia tau rumah saya", ujar Xena lalu keluar dari lift.
"Baik Bu Xena, nanti saya sampaikan. Hati-hati Bu. Putranya tampan seperti pak Presdir", ujar Eric sambil menahan pintu lift dengan tangannya sampai Xena bisa keluar dengan stoller twins baby nya.
"Terima kasih ya pak", ujar Xena lalu kemudian berjalan menuju ruangan kerja Pras.
Sampai di depan, Xena bertemu dengan Lila yang merupakan sekertaris Pras yang langsung memberikan salam hormat nya kepada Xena.
"Siang Bu Xena. Pak Presdir sedang meeting kecil di ruangan nya Bu. Ibu mau langsung masuk atau mau tunggu di sofa?", tanya Lila sambil berjalan ke depan Xena.
"Aku tunggu di sofa aja deh. Malas aku masuk, pasti dia lagi marah-marah ya?", tanya Xena lalu mendorong stollernya ke dekat sofa dan kemudian dia duduk diatas sofa.
"Biasa Bu. Hallo Baby Raffa, Baby Mika. Kalian ganteng banget si. Bayi tapi sudah seganteng ini", ujar Lila sambil menggoda kedua putra kembar yang sedang sibuk dengan mainan mereka di tangan.
"Bu Xena bagaimana bedakan mana Raffa dan mana Mika Bu? Mereka sama persis ya sampai lesung pipit merekapun sama", ujar Lila tampak frustasi tidak bisa membedakan kedua bayi kembar Xena.
"Yang pakai baju merah itu Raffa dan yang pakai baju kuning itu Mika. Gampang kan", ujar Xena tersenyum.
"Bagusnya ibu selalu membedakan pakaian mereka bukan cuma warna bahkan modelnya pun berbeda tidak seperti anak kembar lainnya", ujar Lila.
"Walaupun mereka kembar, mereka ada dua individu yang berbeda Lila, tidak boleh kita selalu samakan antara yang satu dengan yang lainnya", ujar Xena lembut.
Tak lama pintu ruang kerja terbuka dan beberapa petinggi keluar dan memberikan salam saat melihat Xena.
"Eh ada anak-anak papa datang. Ganteng amat si anak anak papa ni. Kamu bertiga aja sama Raffa dan Mika sayang?", tanya Pras yang langsung mencium pucuk rambut Xena.
"Iya cuma bertiga. Aku bosan di rumah terus. Aku mau diskusi sama kamu", ujar Xena.
Pras lalu mendorong stroller putra-putranya masuk ke ruang kerjanya lalu menutup pintunya.
"Sayang, kamu abis marah-marah lagi ya sama petinggi Lexi Group?", tanya Xena menyelidik saat ia melihat keadaan di dalam ruang kerja Pras.
"Kamu tau dari mana?", tanya Pras.
"Tuh meja meeting kamu kaya kapal pecah dan juga muka para petinggi Lexi Group pucat semua saat keluar tadi", ujar Xena sambil duduk di sofa.
Pras mengambil Baby Mika lalu memberikannnya kepada Xena dan ia pun mengambil Baby Raffa lalu duduk di samping Xena sambil memangku bayinya.
"Kamu mau diskusi apa sama aku sayang?", tanya Pras sambil mencium kening istrinya.
"Aku mau melanjutkan kuliah lagi ya kak Pras. Aku ingin bisa sejajar denganmu, menjadi sarjana", ujar Xena.
"Aku akan kebut kuliahku kok, kan aku uda ambil cuti 1 tahun jadi akan aku kebut 2 tahun lagi mesti kelar. Boleh ya sayang. Aku ingin kuliah lagi", pinta Xena sambil menatap suaminya lembut.
"Iya, kamu boleh kuliah lagi. Raffa dan Mika kan bisa dijaga sama Baby Sitter selama kamu kuliah. Jangan terlalu di forsir juga, aku ngga mau kamu kelelahan. Kamu tuh kalau kelelahan pasti jatuh sakit", nasehat Pras.
"Terimakasih ya sayang. Aku cinta banget sama papanya Mika dan Raffa", ujar Xena sambil mencium pipi Pras.
Raffa mulai menangis dan begitu juga dengan Mika. Xena langsung mengambil botol susu yang sudah ia isi dengan ASI nya sebelum dia pergi dan ia masukkan ke dalam penyimpan botol dan kemudian memberikan kepada kedua putranya yang langsung meminumnya dengan lahap.
"Tuh mereka aja Uda bisa kok pakai botol. Ya Uda, kamu selesaikan kuliah kamu, seperti janjiku dulu sebelum menikahi mu, kamu akan selalu aku dukung sampai menjadi sarjana bahkan kalau kamu mau melanjutkan sampai S3 pun pasti akan aku dukung", ujar Pras.
"Terima kasih sayang, aku makin mencintai mu", ujar Xena.
"Aku yang makin mencintaimu", ujar Pras sambil tersenyum lalu melihat ke arah kedua putranya yang keduanya sama-sama berusaha meraih baju mamanya seakan berkata merekapun mendukung mamanya